Sistematika Proposal URAI AN MATERI 1. Konsep Dasar PTK

sesuai dengan cirri khas data yang perlu dikumpulkan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Untuk keperluan trianggulasi, data yang sama dapat dikumpulkan dengan teknik yang berbeda. e. Analisis Data Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.

5. Sistematika Proposal

Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005: 12 bahwa sistematika proposal PTK meliputi: 1 halaman sampul usulan penelitian; 2 halaman pengesahan; 3 judul penelitian; 4 bidang kajian; 5 pendahuluan; 6 perumusan dan pemecahan masalah; 7 tujuan penelitian; 8 manfaat hasil penelitian; 9 kajian pustaka; 10 rencana dan prosedur penelitian; 11 jadwal penelitian; 12 biaya penelitian; 13 personalia penelitian; 14 daftar pustaka; 15 lampiran-lampiran, yang meliputi, a instrumen penelitian; b curriculum vitae semua peneliti; c surat keterangan dari kepala sekolah instansi. Berdasarkan urutan tersebut, sistematika proposal PTK adalah sebagai berikut: HALAMAN JUDUL HALAMAN SAMPUL PROPOSAL PENELI TI AN HALAMAN PENGESAHAN A. JUDUL PENELI TI AN B. BI DANG KAJI AN C. PENDAHULUAN D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH E. TUJUAN PENELI TI AN F. MANFAAT HASI L PENELI TI AN G. KAJI AN PUSTAKA H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELI TI AN I . JADWAL PENELI TI AN J. BI AYA PENELI TI AN K. PERSONALI A PENELI TI AN L. DAFTAR PUSTAKA M. LAMPI RAN-LAMPI RAN 1. I nstrumen Penelitian 2. Curriculum Vitae semua peneliti 3. Surat keterangan dari kepala sekolah Adapun penjelasan masing-masing komponen pokok sebagai berikut: a. Judul Penelitian Judul penelitian hendaknya singkat maksimal 20 kata, spesifik, dan cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, hasil yang diharapkan dan tempat penelitian. Judul PTK merupakan ide yang diangkat dari identifikasi masalah yang ada. Untuk membuat judul PTK dapat dilihat pada bagan berikut ini: Sebagai contoh judul PTK adalah “ Penerapan Pembelajaran melalui metode problem solving untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa materi munasabah Al-Qur’an” Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Mukhtariyah 24 Bandung. b. Bidang Kajian Bidang kajian penelitian tindakan kelas meliputi; 1 masalah belajar siswa di kelas; 2 desain dan strategi pembelajaran; 3 alat bantu; 4 media dan sumber belajar; 5 sistem asesmen dan evaluasi; 6 pengembangan pribadi peserta didik; 7 pendidik dan tenaga kependidikan lainnya; 8 masalah kurikulum. c. Pendahuluan Dalam pendahuluan, dikemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata di sekolah, dan diagnosis dilakukan oleh guru di sekolah. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak Apa akar masalahnya? I dentifikasi Masalah Analisis SWOT apa solusi dan tindakannya? Judul PTK untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Setelah diidentifikasi masalah penelitiannya, maka selanjutnya perlu dianalisis dan dideskripsikan secara cermat akar penyebab dari masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar anggota peneliti dalam mencari masalah dan akar penyebab munculnya masalah tersebut. Prosedur yang digunakan dalam mengidentifikasi masalah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis. d. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1 Perumusan Masalah Secara bahasa, rumus adalah ringkasan atau pernyataan. Rumusan masalah berarti ringkasan atau pernyataan mengenai masalah. Dalam konteks ini, yang dimaksud rumusan masalah adalah ringkasan dari sekian banyak masalah yang tertuang pada sub-bab latar belakang masalah, sehingga menjadi pernyataan yang tepat. Tetapi, pernyataan tersebut akan selalu berupa pertanyaan sehingga kompleksitas permasalahan dapat disederhanakan. Rumusan masalah dalam PTK harus mengandung ide peneliti yang akan digunakan untuk mengatasi masalah itu sendiri. Jadi, rumusan masalah tidak sekadar kalimat tanya yang sifatnya umum, tetapi telah dirumuskan secara spesifik. Berikut ini adalah beberapa contoh rumusan masalah dalam PTK. a Bagaimana metode problem solving dapat meningkatkan minat siswa dalam pelajaran munasabah Al-Qur’an? b Bagaimana metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran munasabah Al-Qur’an? 2 Pemecahan Masalah Alternatif tindakan yang dapat dilakukan diidentifikasi untuk memecahkan masalah. Berikan argumentasi yang logis mengenai pilihan tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah misalnya: karena kesesuaiannya dengan masalah, kemutakhiran, keberhasilannya dalam penelitian sejenisnya, dll. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan ketepatannya dalam mengatasi akar penyebab permasalahan, cara pemecahan masalah dirumuskan dalam bentuk tindakan action yang jelas dan terarah. Kemukakan hipotesis tindakan bila diperlukan. Rumuskan indikator keberhasilan tindakan yang dilakukan. Kemukakan cara pengukuran indikator serta cara mengevaluasinya sehingga dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. e. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dikemukakan secara singkat dan jelas dengan mendasarkan pada permasalahan yang ditemukan dalam rumusan masalah. Jika masalah penelitian dirumuskan dalam tiga rumusan penelitian, maka tujuan penelitian hanya untuk menjawab tiga masalah yang dirumuskan di atas. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian harus sejalan dengan jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah. Dengan mengacu rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1 Untuk mengetahui peningkatan minat siswa melalui metode problem solving dalam pelajaran munasabah Al-Qur’an. 2 Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui metode problem solving dalam pelajaran munasabah Al-Qur’an. f. Manfaat hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian diuraikan terutamanya untuk perbaikan kualitas pendidikan dan atau pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, komponen pendidikan terkait di sekolah, dan guru. Kemukakan hal-hal baru sebagai hasil kreativitas pembelajaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini. Karena hakikat PTK adalah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, hendaknya dalam mencantumkan manfaat penelitian lebih menitikberatkan pada apa yang akan diperoleh siswa setelah menggunakan hasil penelitian ini. Sekadar contoh, manfaat temuan penelitian ini adalah seperti berikut: Terkumpulnya persepsi dan kesan siswa dalam pembelajaran munasabah Al-Qur’an melalui metode problem solving. g. Kajian Pustaka Kajian Teori Banyak ahli yang menyebut bab ini secara berbeda, sebagian menyebut kajian pustaka, sebagian lain, landasan teori dan sebagian lain menyebut kajian teori dan tinjauan pustaka. Namun tujuannya adalah sama yakni menguraikan dengan jelas kajian teoritis dan empiris yang menumbuhkan gagasan usulan PTK yang sejalan dengan rumusan dan hipotesis tindakan bila ada. Kemukakan juga teori dan hasil penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah melakukan kajian pustaka secara mendalam, peneliti harus menunjukkan bahwa penelitian yang diangkat adalah benar-benar asli dan bukan plagiat. h. Rencana dan Prosedur Penelitian Rencana dan prosedur penelitian meliputi subjek penelitian, waktu dan lamanya tindakan, serta tempat penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari pelaksanaan, penelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi refleksi, yang bersifat siklis. i. Jadwal Penelitian Jadwal kegiatan penelitian meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaaan monitoring, seminar dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk Gantt Chart. Jadwal kegiatan penelitian disusun sesuai dengan aturan institusi pemberi dana, misalnya selama tiga, enam atau sembilan bulan. Contoh jadwal penelitian tindakan kelas selama 3 bulan No Kegiatan Bulan ke I I I II I 1 Persiapan, penyusunan proposal X 2 Pelaksanaan siklus I X 3 Pelaksanaan siklus I I X 4 Pelaksanaan siklus I I I X 5 Analisis Data X 6 Seminar lokal hasil PTK X 7 Penyusunan Hasil Penelitian X 8 Revisi Laporan Hasil Penelitian X j. Biaya Penelitian Biaya–biaya penelitian secara rinci mengacu pada kegiatan penelitian. Biaya penelitian meliputi: 1 Honorarium ketua dan anggota peneliti, maksimal 30 dari total yang diusulkan. 2 Biaya operasional kegiatan penelitian, pembelian bahan habis pakai yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian, sesuai kebutuhan. 3 Biaya perjalanan disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan termasuk biaya perjalanan anggota peneliti ke tempat penelitian, kecuali guru tidak dibenarkan mendapat biaya perjalanan ke sekolahnya sendiri, maksimal 15 . 4 Biaya seleksi internal, seminar lokal, publikasi, dan diseminasi hasil penelitian, maksimal 10 . k. Personalia Penelitian Penelitian dilakukan minimal oleh tiga peneliti dan maksimal oleh lima peneliti. Dalam personalia penelitian, rincian nama personalia dan peran masing-masing personalia dikemukakan. l. Daftar Pustaka Daftar pustaka dituliskan secara konsisten sesuai ketentuan penulisan daftar pustaka m. Lampiran-lampiran Apa yang dilampirkan di antaranya dapat berupa instrumen penelitian, curriculum vitae setiap peneliti, dan surat keterangan yang diperlukan. Penetapan Fokus Masalah Untuk memulai penelitian tindakan kelas, peneliti perlu menentukan suatu topik. Topik tersebut dapat berasal dari keadaan setiap unsur yang mempengaruhi proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. Misalnya: a. Para siswa di kelas X Madrasah Aliyah mengalami kesulitan untuk memahami dan menganalisis munasabah dalam Al-Qur’an b. Ketika di depan kelas dikemukakan satu surat yang terdiri dari beberapa ayat, tidak banyak siswa yang mampu untuk mengidentifikasi adanya keterkaitan antara satu ayat dengan ayat lainnya c. Ketika siswa diminta untuk memberikan di antara contoh munasabah dalam Al- Quran, tidak banyak siswa yang mampu memberikan contoh selain dari apa yang sudah dicontohkan. I ni terjadi karena siswa kurang memiliki keinginan untuk membaca banyak buku tentang munasabah dan melakukan banyak latihan-latihan Agar masalah yang umum bisa menjadi fokus, peneliti perlu menyusun kembali agar lebih kongkrit, lebih mudah diperbaiki. Secara khusus masalah tersebut dapat dibuat sebagai berikut: a. Perubahan apakah yang dapat dilakukan terhadap pokok bahasan agar para siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan menganalisis munasabah dalam Al- Qur’an? b. Apakah ada cara mengajar lain yang lebih dapat mendorong para siswa untuk mampu mengidentifikasi adanya keterkaitan antara satu ayat dengan ayat lainnya dalam Al-Qur’an? c. Apakah ada cara mengajak lain yang lebih dapat mendorong siswa untuk mau membanya banyak buku tentang munasabah dan melakukan banyak latihan-latihan Berdasarkan rumusan masalah yang masih umum tersebut, kemudian peneliti tentukan dan rumuskan, sehingga memunculkan masalah yang lebih fokus. Perencanaan Planning Tindakan: Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: a. I dentifikasi Masalah, merupakan tahap pertama dalam serangkaian penelitian. Dimulai dari diagnosis situasi, apa yang sedang terjadi sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di kelas, penting dan bermanfaat untuk peningkatan mutu hasil belajar, dan masalah tersebut masih dalam jangkauan kemampuan peneliti. Oleh sebab itu identifikasi masalah merupakan tahap penting dalam pelaksanaan riset. I dentifikasi penyebab masalah, kemungkinan-kemungkinan penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan melalui brainstorming, analisis penyebab munculnya masalah dapat dijelaskan dengan mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, misalnya: a mengembangkan instrumen angket b mewawancarai siswa dan c melakukan observasi langsung di kelas. Berikut contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah: Apakah metode problem solving mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran X? PTK ini dilakukan antara seorang peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan melakukan diskusi berdasarkan pada keadaan yang senyatanya di kelas, peneliti dan guru dapat merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut: 1 Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep konstruktivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis konstekstual yang mengacu pada: a belajar berbasis masalah, b pangajaran autentik, c belajar berbasis inkuiri, d belajar berbasis kerja, e belajar berbasis proyek atau penugasan, dan f belajar kooperatif. 2 Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti mengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain yang dibuat dengan rinci. 3 Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data. b. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang berupa rumusan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan penelitian tindakan kelas. Untuk menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru dapat melakukan: 1 kajian teoritik di bidang pembelajaran; 2 kajian hasil penelitian yang relevan; 3 diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya; 4 kajian pendapat dan saran pakar khususnya yang dituangkan dalam bentuk program; dan 5 merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru. Dari hasil kajian tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah: 1 rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian; 2 setiap alternatif tindakan perbaikan perlu dikaji ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan teknis secara keterlaksanaannya; 3 pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang paling memberi peluang untuk mewujudkan hasil yang optimal. Menyusun Rencana dan Laporan PTK Penyusunan proposal merupakan lengkah awal dalam kegiatan penelitian. Proposal mempunyai kedudukan yang sangat penting karena proposal tersebut merupakan gambaran umum tentang tahapan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Dengan adanya proposal, seorang peneliti tidak akan ragu-ragu melakukan tindakanya karena sudah memiliki pedoman. Proposal Penelitian Tindakan Kelas tidak jauh berbeda dengan rancangan proposal penelitian secara umum. Suatu proposal penelitian tindakan kelas, memberikan rancangan yang cukup jelas dan akurat tentang judul, masalah, kajian teori, hipotesis. Pengembangan instrumen, analisis data, teknik peloporan. Substansi secara umum, sistematika proposal penelitian tindakan kelas terdiri dari komponen-komponen berikut: 1 judul, 2 latar belakang masalah, 3 identifikasi masalah, 4 pembatasan dan perumusan masalah, 5 cara pemecahan masalah, 6 tujuan tindakan, 7 manfaat tindakan, 8 krangka konseptual dan hipotesis tindakan, 9 metode penelitian. Metode penelitian mencakup unsur-unsur: a subjek dan objek penelitian, b rancangan penelitian, yang mencakup: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan ulang, dst, c instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data, d analisis data dan kriteria keberhasilan. Secara garis besar, rincian dari setiap Laporan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut: a. Abstrak. Pada bagian ini dituliskan dengan ringkas hal-hal pokok tentang 1 permasalahan khususnya rumusan masalah, 2 tujuan, 3 prosedur pelaksanaan PTK, dan 4 hasil penelitian. Ditulis dalam satu halaman, satu spasi, maksimal tiga alinea atau hal ini tergantung pada sumber data atau ketentuan dari lembaga pemesan. b. Pendahuluan. Memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang permasalahan pentingnya masalah dipecahkan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta definisi istilah, bila dianggap perlu. c. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan. Menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan yang memberi arah kepelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori. Dalam uraian bab ini diakhiri dengan pertanyaan penelitian dan hipotesis tindakan. d. Pelaksanaan Penelitian. Mengandung unsur: deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran, karakteristik siswa di sekolah sebagai subyek penelitian. Kejelasan tiap siklus: rancangan, pelaksanakaan, cara pemantauan, beserta jenis instrumen, usaha validasi hipotesis dengan cara refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan feasible serta collaborative. Berikan gambaran kondisi lapangan saat tindakan dilakukan, secara kuantitatif maupun kualitatif tentang semua aspek yang dapat direkam pada waktu penelitian. e. Hasil penelitian dan Pembahasan. Menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan. Baik data pra PTK , data setelah siklus I maupun data-data siklus berikutnya. Sajian data dalam bab ini mendeskripsikan secara jelas perubahan perbaikan yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi, yang dapat dibuat dalam bentuk grafik tabel dengan berikan berbagai penjelasan dan analisis data. f. Simpulan dan Saran. Kemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya, dengan memperhatikan perumusan masalah dan tujuan penelitiannya. Utarakan keterbatasan penelitiannya, kemudian sampaikan saran. Ada dua macam saran: 1 saran untuk penelitian lanjut, dan 2 saran untuk penerapan hasil penelitian. LAMPI RAN CONTOH USULAN PROPOSAL PTK JUDUL PENELI TI AN: PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI METODE PROBLEM SOLVI NG UNTUK MENI NGKATKAN MI NAT DAN HASI L BELAJAR SI SWA MATERI MUNASABAH AL-QUR’AN PTK pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Mukhtariyah 24 Bandung

A. LATAR BELAKANG

Nilai rata-rata mata pelajaran Quran Hadis pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al- Mukhtariyah 24 Bandung masih belum memuaskan. Sementara materi-materi pada mata pelajaran Quran Hadis untuk kelas X terdiri dari materi-materi yang bukan hanya membutuhkan hafalan dan pemahaman semata, tetapi pemahaman dan analisis mendalam karena materi-materi yang ada pada kelas X adalah domain materi-materi terapan. Jika pada tingkat Madrasah I btidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah, materi-materi terapan berkisar pada kemampuan siswa untuk mengetahui dan memahami ragam ketentuan bacaan Al-Qur’an, maka pada tingkat Madrasah Aliyah, materi-materi terapan berkisar pada kemampuan siswa untuk mengetahui dan memahami ragam penerapan ilmu-ilmu Al-Qur’an dalam memahami Al-Qur’an. Salah satu kelemahan yang cukup mendasar adalah minat dan kemampuan siswa untuk memahami cara kerja ilmu-ilmu Al-Qur’an dimaksud ketika memahami Al-Qur’an. Salah satu indikasinya adalah rendahnya hasil Ujian Semester Ganjil. Sebagian besar 60 siswa tidak mencapai nilai KKM kriteria ketuntasan minimal Quran Hadis yang ditetapkan, yaitu 75. I ndikasinya lainnya adalah rendahnya skor nilai ketika mereka diberikan contoh soal atau contoh latihan yang berbeda dengan apa yang ada di buku. Termasuk di antaranya ketika mereka diberi soal atau latihan tentang munasabah Al-Qur’an. Sebagian besar 65 siswa tidak bisa menyelesaikan soal atau latihan sesuai waktu. Metode problem solving merupakan di antara metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada materi-materi munasabah Al-Qur’an. Metode ini dianggap mampu karena metode problem solving ini, sebagaimana yang pernah diteliti penerapan metode ini untuk I PS oleh Tin Rustini 2008 memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: a. Model Problem Solving mampu melatih siswa mengembangkan kemampuan berfikir reflektif, kritis, dan kreatif b. Model Problem Solving berhasil dengan baik bila menggunakan strategi yang bervariatif