Abdullah Ibn Rabi Al Anshari bahwa Nabi Muhammad SAW., bersabda, Sebaik-baik
permainan seorang muslimah di rumahnya adalah memintal. Ayat ini melarang seseorang atau suatu kelompok masyarakat-masyarakat, besar atau
kecil membatalkan sumpah atau perjanjian dengan motif memperoleh keuntungan material. Dalam konteks sejarah, ayat ini mengingatkan kaum muslimin agar jangan
memihak kelompok musyrik atau musuh Islam, karena mereka lebih banyak dan lebih kaya daripada kelompok muslimin sendiri. Apa yang diingatkan di atas, sungguh
dewasa ini telah sering kali dilanggar oleh tidak sedikit kaum muslimin, baik secara pribadi, kelompok, bahkan negara.
5. Hikmah Kandungan Ayat
a. Islam menyerukan pemeluknya untuk bersikap adil, bijak dan melarang perbuatan
yang dinilai merusak fitrah manusia. Hal ini menunjukkan ajaran Islam sebagai ajara universal yang pokok pikirannya dapat diterima oleh seluruh umat manusia, baik
yang berhubungan dengan pribadi keluarga, dan masyarakat bahkan antar negara. b.
Islam menyerukan umatnya untuk menepati perjanjian yang telah disepakati baik individu maupun kolektif dengan sekuar kemampuan.
c. Pemutusan perjanjian yang telah disepakati dinilai sebagai sebuah konspirasi jahat
yang berakibat pada keretakan dan perpecahan antara yang bersepakat. d.
Keuntungan pribadi maupun kelompok adalah pemicu awal bagi pembatasan pembatalan perjanjian yang luhur dan suci sebagaimana telah disepakati yang tidak
jarang biasanya menggunakan sumpah setia baik yang berhubungan dengan kesepakatan tertentu sampai pada dasar ketuhanan.
C. QS. An Nisaa’4: 105
1. Redaksi Ayat
Artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu
menjadi penantang orang yang tidak bersalah, karena membela orang-orang yang khianat”
2. Makna Mufrodat
Kata Al-haqq, terdiri dari huruf-huruf ha dan qaf maknanya berkisar pada
kemantapan sesuatu dan kebenarannya. Sesuaru yang mantap tidak berubah, dinamai haq, demikian juga yang mesti dilaksanakan atau yang wajib.
Kata araka dalam firman-Nya araka Allah yang diperlihatkan Allah kepadamu pada
mulanya berarti memperlihatkan dengan mata kepala, Tetapi maksudnya di sini adalah memperlihatkan dengan mata hati dan pikiran. Hasilnya adalah pengetahuan
yang meyakinkan. Apa yang diperlihatkan Allah itu, bukan terbatas pada memperlihatkan rincian satu hukum kepada Nabi Muhammad SAW., Tetapi juga
berarti memperlihatkan rinciannya melalm kaidah-kaidah yang diangkat dari ayat- ayat Al-Qur’an.
3. Asbabun Nuzul
Bahwa ada seorang bernama Thumah Ibn Ubairiq yang mencuri perisai tetangganya yang bernama Qatadah Ibn Numan. Perisai itu berada dalam satu kantong yang
berisi tepung. Thumah menyembunyikan perisai itu di rumah seorang Yahudi bernama Zaid Ibn As Samin. Rupanya kantong tempat perisai itu bocor. Ketika
pemilik perisai mengetahui kehilangan perisainya, dia bertanya kepada Thumah Tetapi dia bersumpah tak tahu menahu. Melalui tetesan tepung mereka menemukan
perisai itu di rumah Zaid Ibn As Samin, Yahudi itu. Tentu saja dia menolak tuduhan, bahkan mengatakan Thumalah yang menitipkan perisai itu kepadanya. Beberapa
orang Yahudi ikut menjadi saksi kebenaran Zaid. Namun keluarga Thumah mengadu kepada Rasul serta membela Thumah. Rasul hampir terpengaruh oleh
dalih-dalih yang dikemukakan mereka sehingga terlintas dalam pikiran beliau, bahkan hampir saja beliau menjatuhkan sanksi kepada si Yahudi, untung ayat ini turun
meluruskan apa yang hampir keliru itu.
4. Analisis Kandungan Ayat