QS.Al-Bayyinah: 5 Kandungan Makna 1. QS.Al-An’am:162-163

Kemudian disebutkannya kata shalat sebelum kata ibadah walaupun shalat adalah salah satu dari ibadah hal ini mempunyai tujuan untuk menunjukkan betapa penting ibadah shalat tersebut bagi manusia. Karena shalat merupakan bentuk kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan oleh setiap orang yang mengaku sebagai muslim, apapun alasannya. Hal ini berbeda dengan kewajiban-kewajiban lainnya. Pada ayat berikutnya 163, Allah masih menyuruh Nabi untuk menegaskan bahwa tiada sekutu bagi Allah sebagai manifestasi tauhid. Hal ini menjadi dasar diperintahkannya beliau menjadi utusan Allah. Atas perintah ini, nabi Muhammad pun diminta menyatakan, “ Aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri muslim”. Dalam pengertian, beliau adalah orang yang paling sempurna kepatuhan dan penyerahan dirinya kepada Allah.

2. QS.Al-Bayyinah: 5

Adapun kandungan makna QS.Al-Bayyinah ayat 5 adalah sebagai berikut:  Perintah untuk menyembah hanya kepada Allah Swt. dengan niat ikhlas semata- mata karena Allah Swt.  Perintah untuk memurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran kemusyrikan.  Perintah untuk mendirikan shalat dan zakat.  Menyembah kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan adalah agama yang benar dan lurus. Surat ini turun sebagai bentuk penegasan kembali atas tindakan Ahl al-kitab Yahudi dan Nasrani yang melampaui batas. Misalnya, umat Nasrani telah menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan, sementara itu kaum Yahudi menghinakannya. Melalui ayat ini Allah mengingatkan kembali kepada mereka agar kembali kepada agama yang lurus din al- qayimah. Agama yang lurus ini bercirikan tiga hal, yaitu adanya ketundukan dan kepatuhan hanya kepada Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Ketundukan dan kepatuhan secara murni menjadi kunci terbentuknya sikap lurus dan senantiasa condong kepada kebajikan. Sebaliknya, ketundukan dan kepatuhan yang tidak murni syirik menjadi akar penyimpangan dan kecondongan kuat untuk berbuat yang berlawanan dengan nilai-nilai kebajikan. Ada dua kata kunci dalam ayat ini untuk mencapai ketundukan dan kepatuhan secara murni kepada Allah, yaitu kata mukhlisin dan hunafa’. Kata نيصل م mukhlishin adalah berbentuk isim fa’il berasal dari kata صلخ khalusha yang artinya murni setelah sebelumnya diliputi kekeruhan. Dari sini ikhlas merupakan usaha memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar tertuju kepada Allah semata, sedang sebelum keberhasilan itu hati masih biasanya diliputi atau dihinggapi oleh hal-hal selain Allah, seperti pamrih dan yang semacamnya. Kata ءافنح hunafa’ adalah berbentuk jamak dari kata mufrod فينح hanif yang biasa diartikan lurus atau cenderung kepada sesuatukebajikan. Agama Islam disebut juga sebagai agama hanif karena posisinya yang lurus berada di tengah-tengah. Artinya, tidak cenderung pada materialisme dan mengabaikan yang spiritual atau sebaliknya. Penyebutan shalat dan zakat secara khusus mempunyai arti akan pentingnya menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.

3. Hadis