25 2. Merespon responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, hasil pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai valuting Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau berdiskusikan terhadap suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap menghargai. 4. Bertanggung jawab responsibile
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Seseorang dapat menjadi ambifalen terhadap suatu target, yang berarti dia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari
berbagai bentuk penilaian dan dikembangkan dalam 3 model, yaitu: 1. Afeksi : respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada
sesuatu 2. Kecendrungan perilaku : indikasi verbal dari maksud seorang individu
3. Kognisi : pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.
2.9 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau
Universitas Sumatera Utara
26 suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Diantara faktor fasilitas, juga
diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain. Menurut Notoatmodjo 2003, tingkatan-tingkatan tindakan adalah
1. Persepsi persoption 2. Respon terpimpin guide respons
3. Mekanisme mechanism 4. Adopsi adoption
2.10 Budaya
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih
diinginkan. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil
dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat Benedict, 1980. Menurut Harris, M 1988, kebudayaan mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia
tidak diturunkan secara bilogis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakan oleh kebudayaan
dengan perilaku makhluk lain yang tingkah lakunya digerakan oleh insting kelompok penduduk tertentu.
Universitas Sumatera Utara
27 2. Kebudayaan Milik Bersama
Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai- nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh
para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan yang
memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya. 3. Kebudayaan Sebagai Pola
Setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasan-
pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus
dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola ini sering disebut dengan norma-norma, walaupun kita semua tahu
bahwa tidak semua orang dalam kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka patokkan bersama sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga
masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada masyarakatnya maka tidak akan ada yang disebut dengan pembatasan-pembatasan
kebudayaan. Sebagian dari pola-pola yang ideal tersebut dalam kenyataannya berbeda dengan perilaku sebenarnya karena pola-pola tersebut telah dikesampingkan oleh
cara-cara yang dibiasakan oleh masyarakat. 4. Kebudayaan Bersifat Dinamis dan Adaptif
Pada umumnya kebudayaan itu dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
28 fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-
geografis maupun pada lingkungan sosialnya. Banyak cara yang wajar dalam hubungan tertentu pada suatu kelompok
masyarakat memberi kesan janggal pada kelompok masyarakat yang lain, tetapi jika dipandang dari hubungan masyarakat tersebut dengan lingkungannya, baru hubungan
tersebut bisa dipahami.
2.11 Tokoh Masyarakat