66 menunjukkan lamanya waktu yang dihabiskan dan berinteraksi dengan lingkungan
Sungai Batang Ayumi. Perumahan yang dibangun di daerah aliran sungai Batang Ayumi tidak ditertibkan sehingga dapat terbentuk permukiman yang tidak layak dan
tidak serasi dengan alam yang memiliki kecenderungan tumbuh dan berkembang secara sporadis dengan pola yang tidak teratur di sepanjang sungai atau jalan
Mulyana, 2009. Keberadaan lahan permukiman di Daerah Aliran Sungai DAS
mengakibatkan berbagai macam masalah, mulai dari terjadinya banjir, berkurangnya ketersediaan air yang diakibatkan semakin sempitnya lebar sungai hingga terjadinya
pencemaran air yang mengakibatkan penurunan kualitas air sungai, dimana sebagian besar air sungai digunakan untuk menopang kehidupan masyarakat sekitar daerah
aliran sungai. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada
akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya air. Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya, perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian
pencemaran air secara bijaksana.
5.3 Gambaran Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Budaya dan Tokoh Masyarakat
5.3.1 Gambaran Pengetahuan Kelurahan Kantin
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan
sebagainya Notoatmodjo, 2005. Data yang diperoleh pengetahuan 64 ibu yang
Universitas Sumatera Utara
67 dijadikan responden diketahui bahwa pada umumnya responden berpengetahuan
buruk yaitu 42 orang dengan persentase 65.6. Sesuai dengan tingkat pengetahuan yang diutarakan Notoatmodjo 2005,
dalam penelitian ini pengetahuan baik adalah suatu kondisi dimana pengetahuan telah melalui 6 tingkatan yaitu tahu. Responden telah memiliki memori tentang hal-hal
yang dapat mengurangi kualitas air sungai. Tingakatan berikutnya adalah sudah memahami sudah dapat menginterpretaseikannya secara benar tentang hal yang
dapat mengurangi kualitas air sungai, aplikasi responden telah memahami hal yang dapat mengurangi kualitas air sungai dan dapat menggunakan atau mengaplikasikan
yang diketahuinya tersebut pada situasinya, analisis kemampuan responden untuk menghubungkan hal-hal yang dilakukannya dengan kualitas air sungai, sintesis
kemampuan responden untuk menghubungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air sungai secara logis, evaluasi kemampuan responden untuk menilai baik
atau buruknya kualitas air sungai. Masyarakat di tepi Sungai Batang Ayumi pada umumnya masih kurang
pengetahuannya, hal ini mungkin dikarenakan pendidikan yang masih rendah dan kurangnya informasi yang disampaikan kepada warga. Untuk mendapatkan
pengetahuan yang baik akan melalui proses belajar. Belajar akan memberikan pengetahuan sehubungan dengan kualitas air sungai sehingga kualitas Sungai Batang
Ayumi dapat dijaga kelestariannya.
Universitas Sumatera Utara
68
5.3.2 Gambaran Sikap Responden Kelurahan Kantin
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 64 ibu yang dijadikan responden diketahui bahwa pada umumnya responden bersikap buruk 41 orang dengan
persentase 64,1. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu, dengan kata lain sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku
atau reaksi tertutup Newcomb dalam Notoatmodjo, 2005. Dari 64 reponden 64,1 mempunyai sikap yang buruk dan dapat diartikan bahwa responden tersebut belum
memiliki kesediaan atau kesediaan untuk bertindak walupun dia telah memiliki pengetahuan tentang kualitas air sungai dan faktor-faktor yang berkaitan dengan hal
tersebut. Sikap tidak dapat kita lihat secara langsung, namun biasanya orang yang
berpengetahuan baik memiliki sikap yang baik pula. Hasil analisis yang dilakukan diketahui pengetahuan warga buruk. Hal memungkinkan warga mempunyai sikap
yang buruk pula.
5.3.3 Gambaran Tindakan Responden Kelurahan Kantin