Penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH

terbentuknya sadenosylmetionin SAMe dari asam amino metionin yang bereaksi dengan ATP. Kekurangan metilasi ini salah satunya dapat menimbulkan penuaan dini Suwardi, 2011.

2.6.3 Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vitro

Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat ditetapkan melalui metode Transfer Atom Hidrogen HAT atau Transfer Elektron ET. Prinsip metode HAT adalah dengan memanfaatkan kontrol kinetik, termasuk kompetisi yang terjadi antara antioksidan dan substrat memperebutkan peroksil radikal yang akhirnya akan mendekomposisi azo Charles, 2012. Metode ET dilakukan berdasarkan reaksi reduksi yang dialami oleh oksidan sehingga akan mengubah warnanya. Metode analisis yang didasari atas reaksi HAT adalah ORAC, TRAP, dan TOCS, sedangkan metode analisis berdasarkan reaksi ET adalah FRAP, TEAC, dan DPPH Charles, 2012.

2.6.3.1 Penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH

DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH, akan menetralkan radikal bebas dari DPPH dan membentuk DPPH tereduksi. Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm akan hilang. Perubahan ini dapat diukur sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang ditangkap oleh molekul DPPH akibat adanya zat reduktor Molyneux, 2004. Universitas Sumatera Utara Metode DPPH merupakan suatu metode yang cepat, sederhana, dan murah yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan antioksidan yang terkandung dalam makanan. Metode DPPH dapat digunakan untuk sampel yang padat dan juga dalam bentuk larutan dan berlaku untuk keseluruhan kapasitas antioksidan sampel. Prinsipnya adalah elektron ganjil pada molekul DPPH memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang tertentu yang berwarna ungu. Warna ini akan berubah dari ungu menjadi kuning lemah apabila elektron ganjil tersebut berpasangan dengan atom hidrogen yang disumbangkan senyawa antioksidan. Perubahan warna ini berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia Prakash, 2001. Molyneux 2004, menyatakan bahwa suatu zat mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC 50 kurang dari 200 ppm. Bila nilai IC 50 yang diperoleh berkisar antara 200-1000 ppm, maka zat tersebut kurang aktif namun masih berpotensi sebagai zat antioksidan. Reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari antioksidan Molyneux, 2004. Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah harga konsentrasi efisien atau efficient concentration EC 50 atau Inhibition Concentration IC 50 yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan 50 DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat antioksidan yang memberikan penghambatan 50. Zat yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi, akan mempunyai harga EC 50 atau IC 50 yang rendah Molyneux, 2004.

2.6.3.2 Pelarut