Hasil Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan Hasil Analisis nilai IC

4.8 Hasil Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan

Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 12 sukarelawan yang dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan masker gel yang dibuat pada kulit lengan bawah bagian dalam selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil negatif terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu adanya kulit merah, gatal-gatal, ataupun adanya pembengkakan. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan masker gel yang dibuat aman untuk digunakan Tranggono dan Latifah, 2007. Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4. 9 berikut: Tabel 4.9 Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan Pengamatan Sukarelawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kemerahan - - - - - - - - - - Gatal-gatal - - - - - - - - - - Bengkak - - - - - - - - - - Keterangan : – : tidak mengiritasi + : kulit kemerahan ++ : kulit gata-gatal +++ : kulit bengkak

4.9 Hasil Pengujian Efektivitas Anti-aging

Pengukuran efektivitas anti-aging dilakukan dengan mengukur kondisi kulit sukarelawan , hal ini bertujuan untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh masker gel ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam memulihkan kulit yang mengalami penuaan dini. Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test, diperoleh nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal sehingga dilakukan uji non parametrik Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney serta uji Friedman test dan Wilcoxon test. Universitas Sumatera Utara

4.9.1 Kadar air Moisture

Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Data hasil pengukuran kadar air pada kulit semua kelompok sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Tabel hasil pengukuran kadar air pada kulit sukarelawan F Kadar Air Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST F 0 31,0±1,00 31,7±1,15 32,3±1,53 32,7±0,58 33,0±1,00 33,3±0,58 33,7±0,58 34,3±0,58 F I 31,3±1,53 32,7±1,15 32,7±1,15 33,7±1,15 34,0±1,00 34,3±1,15 35,0±1,00 35,3±0,58 F II 32,3±2,08 33,3±2,08 34,0±1,00 34,3±1,53 34,7±1,53 35,0±1,00 36,0±1,00 36,3±1,15 F III 31,7±1,53 34,0±1,00 34,7±1,53 35,0±1,00 35,0±1,00 36,3±0,58 36,7±0,58 37,3±0,58 F IV 30,7±0,58 33,7±0,58 34,7±0,58 36,7±0,58 36,7±1,53 37,3±1,15 37,0±1,00 38,0±1,00 MGP 30,0±2,00 33,0±1,00 33,7±1,53 35,3±1,53 35,7±1,53 36,0±2,00 36,7±1,53 38,0±1,00 Keterangan: Normal 30-50; Dehidrasi 0-29; Hidrasi 51-100 Aramo, 2012 F : Formula SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F.0 : Basis masker gel tanpa ekstak F.I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F.II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F.III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F.IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 MGP : Masker gel pembanding Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa semua kelompok sukarelawan memiliki kadar air normal yaitu 30.3 ± 0,58 - 32.0 ± 1,00. Perawatan yang dilakukan menunjukkan adanya efek peningkatan kadar air kulit sukarelawan setelah pemakaian masker gel. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap kadar air kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap kadar air kulit sukarelawan Grafik di atas menunjukkan bahwa pemakaian masker gel memberikan efek terhadap kadar air kulit sukarelawan, dimana kadar air kulit meningkat setelah penggunaan masker gel selama 15 menit. Perawatan yang dilakukan selama empat minggu menunjukkan adanya pengaruh perbedaan formula terhadap peningkatan persentase kadar air kulit setiap kelompok sukarelawan. Peningkatan 20 25 30 35 40 1 2 3 4 K ad ar ai r Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 20 25 30 35 40 1 2 3 4 Kadar A ir Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 20 25 30 35 40 1 2 3 4 Kadar A ir Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 20 25 30 35 40 1 2 3 4 Kadar A ir Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah 20 25 30 35 40 1 2 3 4 Kadar A ir Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 20 25 30 35 40 1 2 3 4 Kadar A ir Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah Universitas Sumatera Utara persentase kadar air kulit paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan formula IV dan dengan masker gel pembanding. Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap kadar air kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap kadar air kulit sukarelawan. Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kadar air kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antar formula dalam meningkatkan kadar air kulit sukarelawan. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kadar air yang signifikan antara blanko - dengan blanko +, F III, dan F IV; blanko + dengan F I; F I dengan F III dan F IV nilai p0,05. Untuk mengetahui perubahan kondisi kulit selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan Friedman test dan diperoleh nilai p0,05 20 25 30 35 40 1 2 3 4 K ad ar A ir Waktu Minggu Kadar air kulit sukarelawan Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Wilcoxon test dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa penggunaan masker gel memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kondisi kulit. Kandungan air pada kulit sehat adalah minimal sebesar 60 agar kulit tetap lembut, kenyal, cerah, memasok sel dengan nutrisi yang cukup sehingga kulit tetap lembut dan berfungsi dengan baik Bentley, 2006. Untuk fungsi fisiologisnya kulit memerlukan lemak dan air. Lapisan lemak di permukaan kulit dan bahan-bahan dalam stratum korneum yang bersifat higroskopis dapat menyerap air dan berada dalam hubungan yang fungsional disebut Natural Moisturizing Factor. Kemampuan stratum korneum untuk mengikat air sangat penting bagi fleksibilitas dan kelenturan kulit Tranggono dan Latifah, 2007. Kemampuan kulit dalam menyerap absorbsi sangat dipengaruhi oleh metabolisme, kelembaban dan ketebalan kulit Darmawan, 2013.

4.9.2 Kehalusan Evenness

Pengukuran kehalusan kulit Evenness, menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x normal lens dengan sensor biru. Data hasil pengukuran kehalusan kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.11. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa kelompok blanko tidak menunjukkan peningkatan nilai kehalusan kulit, sedangkan kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan F I, F II, F III, F IV menunjukkan peningkatan nilai kehalusan kulit. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap kehalusan kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.5. Grafik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh peningkatan kehalusan kulit Universitas Sumatera Utara secara langsung setelah pemakaian masker gel, tetapi peningkatan kehalusan kulit terjadi secara bertahap dengan perawatan menggunakan masker gel. Tabel 4.11 Data hasil pengukuran kehalusan pada kulit sukarelawan. F Kehalusan Kulit Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST 34,3±2,31 33,7±2,08 32,7±3,05 32,7±2,08 32,7±2,08 32,7±2,08 32,7±2,08 32,7±2,08 I 36,7±1,53 36,0±2,00 34,0±2,00 33,0±1,00 32,0±2,00 31,0±2,00 29,7±1,15 30,3±1,15 II 34,7±1,53 33,7±1,52 32,0±2,00 31,7±2,08 30,0±2,00 29,7±1,53 27,7±1,53 27,7±1,53 III 35,0±1,00 33,7±1,15 32,3±0,58 32,0±1,00 30,7±0,58 29,7±0,58 28,3±1,53 28,3±1,53 IV 34,7±1,15 32,0±1,00 31,0±1,00 30,3±1,53 27,7±1,53 27,0±1,00 24,3±1,53 24,3±1,53 MGP 35,3±1,15 34,0±1,00 32,7±0,58 32,0±1,00 30,7±0,58 30,3±0,58 29,3±0,58 29,3±0,58 Keterangan : Normal 32-51; Halus 0-31, Kasar 52-100 Aramo, 2012 F : Formula SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F 0 : Basis masker gel tanpa ekstak F I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap persentase kadar air kulit sukarelawan. Grafik pengaruh perbedaaan formula terhadap peningkatan kehalusan kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini: Gambar 4.6 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap peningkatan kehalusan kulit sukarelawan. Grafik di atas menunjukkan bahwa perbedaan formula mempengaruhi peningkatan kehalusan kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan, masker gel formula IV dengan konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya 0,178 lebih efektif dalam menghaluskan kulit sukarelawan dibandingkan dengan masker gel formula I, II, III. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa masker gel Formula IV lebih efektif daripada masker gel pembanding. 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal usan k ul it Waktu Minggu Kehalusan kulit sukarelawan Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara Data yang diperoleh setelah perawatan selama empat minggu dianalisis dengan uji non parametrik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam meningkatkan kehalusan kulit sukarelawan. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka data selanjutnya diuji menggunakan Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kehalusan kulit yang signifikan antara blanko - dengan blanko +, F II, F III, dan F IV; blanko + dengan F IV; F I dengan F IV; dan F III dengan F IV nilai p 0,05. Hasil uji Friedman test diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan kehalusan kulit yang signifikan selama waktu perawatan. Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon dan diperoleh nilai p 0,05 pada saat perawatan minggu pertama, kedua, dan ketiga yang menunjukkan bahwa penggunaan masker gel memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kehalusan kulit. Pada perawatan minggu keempat diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan saat sebelum dan setelah perawatan dengan masker gel. Kulit kering dan kasar merupakan tanda umum yang dialami saat kulit mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu sering terpapar oleh sinar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak, sehingga sel-sel mati yang bertumpuk pada stratum korneum menyebabkan permukaan kulit menjadi kurang halus, akibatnya kulit tampak lebih kasar Bogadenta, 2012. Selain itu, kulit juga akan terasa kasar, kusam dan bersisik akibat menurunnya kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit yang lama untuk diganti dengan sel Universitas Sumatera Utara kulit yang baru Wasiaatmadja, 1997, serta terjadi kelainan proses keratinisasi dan perubahan ukuran serta bentuk sel lapisan tanduk, sebagian berkelompok dan mudah lepas sehingga terlihat sebagai sisik yang kasar Yaar dan Gilchrest, 2007.

4.9.3 Besar pori Pore

Pengukuran besar pori dilakukan dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x normal lens dengan sensor biru. Hasil pengukuran besar pori semua kelompok sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini: Tabel 4.12 Data hasil pengukuran besar pori pada kulit sukarelawan Keterangan : Kecil 0-19; Beberapa besar 20-39; Sangat besar 40-100 Aramo, 2012 SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F.0 : Basis masker gel tanpa ekstak F.I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F.II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F.III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F.IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 MGP : Masker gel pembanding Perawatan yang dilakukan menunjukkan adanya efek pengecilan pori-pori kulit sukarelawan setelah pemakaian masker gel. Pengecilan ukuran pori-pori kulit terjadi karena masker gel dapat mengangkat kotoran dan sel-sel kulit mati Basuki, 2003. Penumpukan sel-sel kulit mati membuat pori-pori kulit tampak F Ukuran Pori Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST 14,7±1,15 12,0±0,0 14,0±2,00 10,7±2,31 12,0±0,0 9,3±2,31 12,0±0,0 9,3±2,31 I 14,7±1,15 12,0±0,0 12,0±0,0 8,0±0,0 9,3±2,31 6,0±1,73 9,3±2,31 6,0±1,73 II 14,0±2,00 11,3±3,06 12,7±1,15 9,3±2,31 11,3±3,06 7,0±1,73 9,3±2,31 6,0±1,73 III 12,7±1,15 9,3±2,31 12,7±1,15 8,0±0,0 9,3±2,31 6,0±1,73 8,0±0,0 5,0±0,0 IV 15,3±1,15 8,0±0,0 8,0±0,0 5,0±0,0 7,0±1,73 5,0±0,0 6,0±1,73 5,0±0,0 MGP 14,7±1,15 12,0±0,0 14,0±2,00 11,3±3,06 12,0±0,0 8,0±0,0 7,0±1,73 5,0±0,0 Universitas Sumatera Utara lebih besar Noormindhawati, 2013. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap Ukuran pori-pori kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap besar pori-pori kulit sukarelawan Perawatan yang dilakukan selama empat minggu menunjukkan bahwa perbedaan formula mempengaruhi pengurangan ukuran pori-pori kulit pada kelompok sukarelawan. Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap 5 10 15 20 1 2 3 4 B es ar p o ri Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 5 10 15 20 1 2 3 4 B es ar p o ri Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 5 10 15 20 1 2 3 4 B es ar p o ri Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 5 10 15 20 1 2 3 4 B es ar p o ri Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah 5 10 15 20 1 2 3 4 B es ar p o ri Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 5 10 15 20 1 2 3 4 B es ar p o ri Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah Universitas Sumatera Utara pengurangan ukuran pori-pori kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap pengurangan ukuran pori-pori kulit sukarelawan Grafik di atas menunjukkan bahwa masker gel formula IV lebih cepat mengecilkan pori-pori kulit daripada masker gel formula I, II, dan III. Masker gel yang mengandung ekstrak etanol daun pepaya lebih efektif daripada masker gel pembanding. Hal ini dapat terjadi karena ekstrak etanol daun pepaya mengandung enzim yang membantu melarutkan dan mengangkat sel-sel kulit mati Surtiningsih, 2005. Data yang diperoleh setelah perawatan selama empat minggu selanjutnya dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam mengecilkan ukuran pori kulit sukarelawan. Data selanjutnya diuji menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui formula mana yang berbeda. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara blanko - dengan blanko +, F III, dan F IV nilai p 0,05. 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 Be sar p o r i Waktu Minggu Besar pori Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara Data kemudian dianalisis menggunakan Friedman test dan diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan perubahan ukuran pori yang signifikan selama waktu perawatan. Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah aplikasi masker gel. Pembesaran pori-pori terkait dengan penuaan dini. Akibat penumpukan sel-sel kulit mati, pori-pori kulit menjadi membesar Noormindhawati, 2013. Pembesaran pori-pori dapat dikurangi dengan pengelupasan kulit secara teratur. Selain disebabkan oleh bertambahnya usia yang membuat pori-pori menjadi lebih besar karena semakin berkurangnya elastisitas kulit juga dikarenakan seringnya terkena sinar matahari secara terus menerus sehingga sel-sel kulit mati menumpuk. Banyaknya aktifitas yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh juga dapat membuat ukuran pori membesar Bogadenta, 2012. Ukuran pori yang besar rentan terhadap penempelan debu dan zat-zat pengotor lain yang dapat menyumbat pori-pori sehingga dapat menyebabkan terbentuknya komedo Wibowo, 2005. Enzim yang terkandung dalam ektrak etanol daun pepaya dapat membersihkan pori-pori kulit yang tersumbat timbunan kotoran dan minyak Surtiningsih, 2005.

4.9.4 Banyaknya noda spot

Pengukuran banyaknya noda dilakukan dengan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x polarizing lens sensor jingga. Hasil pengukuran banyaknya noda semua kelompok sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.13. Pada tabel dapat dilihat bahwa semua kelompok sukarelawan memiliki jumlah noda yang cukup banyak yaitu antara 35,0 ± 1,73 - 39,3 ± 8,08. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Data hasil pengukuran noda pada kulit sukarelawan. F Jumlah Noda Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST 39,7±2,08 39,0±1,73 38,7±2,08 38,7±2,08 38,3±2,31 38,3±2,31 38,0±1,73 38,3±2,31 I 39,7±2,08 39,0±1,73 38,7±2,08 38,7±2,08 38,3±2,31 35,0 ±5,29 34,0±5,19 34,0±5,19 II 36,7±3,51 35,7±4,16 34,3±3,06 32,3±4,73 33,0±2,65 31,7±4,04 30,0±4,61 30,3±4,61 III 35,0±1,73 34,0±2,65 30,7±0,58 29,3±2,08 25,3±1,53 25,0±1,73 24,3±1,52 24,0±2,0 IV 39,3±8,08 40,0±7,81 35,3±7,23 35,0±7,81 29,0±6,25 29,0±6,25 23,0±2,64 23,0±2,65 MGP 38,0±8,00 37,0±7,21 34,7±7,51 32,7±7,37 31,0±7,55 31,0±7,0 30,0±6,56 29,7±7,02 Keterangan : Sedikit 0-19; Beberapa noda 20-39; Banyak noda 40-100 Aramo, 2012 F : Formula SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F.0 : Basis masker gel tanpa ekstak F.I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F.II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F.III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F.IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 MGP : Masker gel pembanding Perawatan kulit sukarelawan hingga minggu keempat menunjukkan tidak adanya penurunan jumlah bercak noda secara langsung, tetapi penurunan jumlah bercak noda terjadi secara bertahap setelah perawatan dengan masker gel ekstrak etanol daun pepaya setiap minggunya. Sukarelawan kelompok blanko tidak menunjukkan pengurangan jumlah bercak noda yang cukup besar. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap jumlah noda kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.9. Pengurangan jumlah bercak noda yang cukup besar ditunjukkan oleh kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan formula I, II, III, dan IV. Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap jumlah noda kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.10. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap jumlah noda kulit sukarelawan Gambar 4.10 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap jumlah noda kulit sukarelawan 10 20 30 40 50 1 2 3 4 B ercak n o d a Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 10 20 30 40 50 1 2 3 4 B ercak n o d a Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 B ercak n o d a Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 B ercak n o d a Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah 10 20 30 40 50 1 2 3 4 B ercak n o d a Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 B ercak n o d a Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah 10 20 30 40 50 1 2 3 4 Be rc ak n o d a Waktu Minggu Jumlah noda kulit sukarelawan Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara Grafik pada gambar 4.10 menunjukkan bahwa masker gel ekstrak etanol daun pepaya kelompok formula III dan IV lebih efektif dalam menurunkan jumlah bercak noda dibandingkan dengan masker gel kelompok formula F I, F II, dan masker gel pembanding. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Kruskal Wallis test dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam mengurangi bercak-bercak noda pada kulit sukarelawan. Kemudian data diuji menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui formula mana yang berbeda. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara blanko - dengan F II, F III, dan F IV; serta F I dengan F III dan F IV nilai p 0,05. Data penurunan banyaknya bercak-bercak hitam selama empat minggu perawatan kemudian dianalisis menggunakan Friedman test dan diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan. Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah aplikasi masker gel pada minggu pertama, kedua, dan ketiga. Sedangkan pada minggu keempat, diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah aplikasi masker gel. Mulyawan dan Suriana 2013 menyebutkan bahwa bercak-bercak hitam hiperpigmentasi bisa muncul pada kulit yang mulai menua maupun kulit yang belum tua oleh berbagai penyebab. Bercak-bercak hitam yang terdapat pada orang yang masih muda menunjukkan bahwa kulit mengalami penuaan dini Hembing, 2008. Bercak-bercak hitam ini terutama disebabkan oleh sinar ultraviolet dari Universitas Sumatera Utara matahari yang menembus lapisan epidermis kulit. Juga dapat disebabkan oleh pengaruh kondisi lingkungan, seperti asap kendaraan dan berbagai pencemaran lainnya yang merupakan sumber radikal bebas penyebab kerusakan kulit Hembing, 2008. Bercak hitam ini akan terlihat jelas pada mereka yang berkulit putih, sedangkan pada kulit yang gelap tidak begitu tampak Darmawan, 2013. Pada umumnya bercak-bercak hitam ini muncul pada bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari Bogadenta, 2012. Semakin lama kulit terpapar sinar matahari, menyebabkan pembentukan melanin kulit semakin aktif dan menimbulkan bercak-bercak noda pada kuli Sumaryati, 2012.

4.9.5 Keriput Wrinkle

Pengukuran banyaknya keriput dilakukan dengan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 10x menggunakan sensor biru. Data hasil pengukuran keriput pada kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Data hasil pengukuran keriput pada kulit sukarelawan. F Keriput Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST 42,7±2,87 42,0±3,61 42,0±1,73 42,0±1,73 41,0±1,00 40,0±1,73 40,0±1,73 40,0±1,73 I 34,0±2,65 34,3±2,31 33,7±3,06 33,7±3,06 33,3±4,16 33,3±4,16 31,7±4,04 31,7±4,04 II 40,3±4,16 40,3±4,16 40,0±4,58 39,7 ±4,04 38,0±4,00 38,3±4,04 35,3±4,04 35,0±3,61 III 37,0±10,44 36,7±10,21 34,7±10,12 34,7±10,12 33,0±9,54 33,0±9,54 29,0±6,08 29,0±6,08 IV 35,7±6,66 35,0±6,08 33,0±6,93 32,7±6,66 29,7±6,66 30,0±7,00 25,0±3,00 25,0±3,00 MGP 36,7±10,07 36,3±10,60 35,0±10,15 34,7±10,07 33,7±9,71 33,7±9,71 31,3±8,62 31,3±8,62 Keterangan : Tidak berkeriput 0-19; Berkeriput 20-52; Berkeriput parah 53-100 Aramo, 2012 F : Formula SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F.0 : Basis masker gel tanpa ekstak F.I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F.II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F.III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F.IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 Universitas Sumatera Utara Grafik menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh pemakaian masker gel secara langsung terhadap jumlah keriput kulit sukarelawan, tetapi pengurangan jumlah keriput terjadi secara bertahap setelah perawatan menggunakan masker gel ekstrak etanol daun pepaya setiap minggunya. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap jumlah keriput kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.11. Gambar 4.11 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap jumlah keriput kulit sukarelawan 10 20 30 40 50 1 2 3 4 Ju m lah k e r ip ut Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 Ju m lah k e r ip ut Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 Ju m lah k e r ip ut Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 Ju m lah k e r ip ut Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 Ju m lah k e r ip ut Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 Ju m lah k e r ip ut Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah Universitas Sumatera Utara Penurunan banyaknya keriput paling banyak terjadi pada kelompok kulit sukarelawan dengan perawatan menggunakan masker gel F IV. Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap jumlah keriput kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.12. Gambar 4.12 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap jumlah keriput kulit sukarelawan Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Kruskal Wallis test dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar formula dalam mengurangi keriput pada kulit sukarelawan. Kemudian data diuji menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui formula mana yang berbeda. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara blanko - dengan formula I, formula II, formula III, dan formula IV nilai p 0,05. Perubahan banyaknya keriput pada kulit selama empat minggu perawatan dianalisis menggunakan Friedman test dan diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan. Selanjutnya dianalisis menggunakan Wilcoxon test dan diperoleh nilai p 0,05 10 20 30 40 50 1 2 3 4 Ju m lah k eri p u t Waktu Minggu Jumlah keriput Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara yang menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan pengurangan jumlah keriput yang signifikan antara sebelum dan sesudah aplikasi masker gel.

4.9.6 Kedalaman keriput Wrinkle’s Depth

Data hasil pengukuran kedalaman keriput semua kelompok sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.15. Pengukuran kedalam keriput ini merupakan lanjutan dari pengukuran ada tidaknya keriput, dimana jika hasil pengukuran keriput menunjukkan adanya keriput maka dapat diteruskan dengan mengukur kedalaman keriput tersebut. Tabel 4.15 Data hasil pengukuran kedalaman keriput pada kulit sukarelawan. Keterangan: F : Formula SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F.0 : Basis masker gel tanpa ekstak F.I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F.II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F.III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F.IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 MGP : Masker gel pembanding Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan masker gel formula IV menunjukkan penurunan kedalaman keriput paling tinggi, yaitu dari 0,30±0,01 menjadi 0,19±0. Perawatan yang dilakukan menunjukkan pengaruh penggunaan masker gel tidak secara langsung memperlihatkan pengurangan kedalaman keriput kulit sukarelawan, F Kedalaman Keriput Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST 0,28±0,03 0,28±0,03 0,28±0,02 0,28±0,02 0,28±0,02 0,28±0,02 0,28±0,02 0,28±0,02 I 0,27±0,03 0,27±0,03 0,26±0,02 0,26±0,03 0,24±0,03 0,24±0,03 0,23±0,03 0,23±0,03 II 0,28±0,01 0,28±0,02 0,27±0 0,27±0,01 0,25±0 0,25±0,01 0,23±0,01 0,23±0,1 III 0,29±0,02 0,28±0,01 0,27±0 0,27±0 0,25±0,01 0,24±0,01 0,22±0,01 0,22±0,01 IV 0,30±0,01 0,29±0,01 0,24±0,02 0,24±0,01 0,21±0,01 0,20±0,01 0,19±0 0,19±0 MGP 0,29±0,01 0,29±0,02 0,26±0,01 0,26±0,01 0,25±0,01 0,25±0,01 0,22±0,01 0,22±0,01 Universitas Sumatera Utara tetapi pengurangan kedalaman keriput terjadi secara bertahap setelah perawatan menggunakan masker gel ekstrak etanol daun pepaya. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap kedalaman keriput kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.13. Gambar 4.13 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap kedalaman keriput kulit sukarelawan Selama empat minggu perawatan, pengurangan kedalaman keriput paling tinggi terjadi pada kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan formula IV dengan konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya 0,178. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa perawatan dengan menggunakan formula IV 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 Ke d al am an Ke r ip u t m m Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 Ke d al am an Ke r ip u t m m Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 Ke d al am an Ke r ip u t m m Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 Ke d al am an Ke r ip u t m m Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 Ke d al am an Ke r ip u t m m Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 Ke d al am an Ke r ip u t m m Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah Universitas Sumatera Utara lebih efektif dalam mengurangi kedalaman keriput kulit sukarelawan daripada perawatan dengan menggunakan masker gel pembanding. Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap kedalaman keriput kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.14. Gambar 4.14 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap kedalaman keriput kulit sukarelawan Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Kruskal Wallis test dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antar formula dalam mengurangi kedalaman keriput pada kulit sukarelawan. Kemudian data diuji menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui formula mana yang berbeda. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara blanko - dengan blanko +, formula II, formula III, dan formula IV; blanko + dengan formula IV; formula I dengan formula IV; formula II dengan formula IV; dan formula III dengan formula IV nilai p 0,05. Perubahan kedalaman keriput pada kulit selama empat minggu perawatan selanjutnya dianalisis menggunakan Friedman test dan diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang 0,1 0,2 0,3 0,4 1 2 3 4 K e d al am an K e r ip u t m m Waktu Minggu Kedalaman keriput Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara signifikan selama waktu perawatan. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Wilcoxon test dan diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan pengurangan kedalaman keriput yang signifikan antara sebelum dan sesudah aplikasi masker gel. Kulit terus menerus terpapar radikal bebas yang menyebabkan kerusakan DNA, protein, dan membran keratonosit, sehingga terjadi penuaan dini sel-sel kulit. Ketika terpajan sinar ultraviolet, kulit mengalami perubahan yang mengakibatkan penuaan kulit disertai dengan kerutan dan penurunan elastisitas kulit Pouillot, et al., 2011. Sinar ultraviolet dalam waktu panjang akan menimbulkan efek kerusakan kulit, kulit mulai melorot, merenggang dan kehilangan kemampuannya untuk kembali ke tempatnya setelah perenggangan Darmawan, 2013. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan serabut kolagen dan serabut elastin yang menjaga kelenturan kulit menjadi kaku, tidak lentur sehingga kehilangan elastisitasnya. Selain itu, terjadi atrofi tulang dan otot, jaringan lemak subkutan berkurang disertai lapisan kulit yang tipis menyokong terbentuknya kerutan-kerutan dan lipatan-lipatan kulit Yaar dan Gilchrest, 2007. Perubahan-perubahan ini akan sangat mempengaruhi penampilan dan secara langsung akan memperlihatkan gambaran bahwa seseorang telah memasuki usia senja Hembing, 2008.

4.10 Hasil Analisis nilai IC

50 Inhibitory Concentration Sediaan Masker Gel Pengukuran aktivitas antioksidan sediaan masker gel bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan setiap formula sediaan, sedangkan pengukuran aktivitas antioksidan sediaan masker gel setelah penyimpanan selama 60 hari Universitas Sumatera Utara bertujuan untuk mengetahui ketahanan aktivitas antioksidan sediaan selama penyimpanan. Hasil Pengukuran aktivitas antioksidan sediaan masker gel dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Nilai IC 50 sediaan masker gel ekstrak etanol daun pepaya Formula IC 50 ppm Awal Pembuatan Setelah Penyimpanan Formula I 155.72 199.62 Formula II 131.26 167.79 Formula III 105.48 147.16 Formula IV 91.55 132.07 Grafik pengaruh penyimpanan terhadap nilai IC 50 dapat dilihat pada gambar 4.15. Gambar 4.15 Grafik pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai IC 50 Dari data di atas menunjukkan bahwa semakin besar ekstrak yang ditambahkan, maka semakin tinggi aktivitas antioksidan sediaannya. Hal ini didasarkan pada nilai IC 50 yang lebih rendah. Data di atas juga menunjukkan penurunan aktivitas antioksidan setelah ekstrak diformulasikan dalam sediaan masker gel. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari basis dalam sediaan masker gel yang menarik sebagian ekstrak. Selain itu, dari tabel di atas dapat 50 100 150 200 250 Formula I Formula II Formula III Formula IV IC 5 ppm Masker Gel IC 50 Inhibitory Concentration Awal pembuatan Setelah penyimpanan 60 hari Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa lama penyimpanan berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan sediaan. Aktivitas antioksidan menurun selama penyimpanan 60 hari. Menurunnya aktivitas antioksidan setelah penyimpanan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya cahaya yang dapat menyebabkan proses oksidasi yang dapat menurunkan aktivitas antioksidan sediaan. Kemudian cara pengemasan dapat juga berpengaruh terhadap penurunan aktivitas antioksidan. Cara pengemasan yang kurang baik membuat sediaan lebih banyak kontak dengan lingkungan, sehingga dapat menurunkan aktivitas antioksidan sediaan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian formulasi sediaan masker gel antioksidan ekstrak etanol daun pepaya Carica papaya L. diperoleh hasil sebagai berikut: a. Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak secara in vitro dengan menggunakan metode peredaman DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya memiliki nilai IC 50 sebesar 88,91 ppm aktivitas antioksidan tinggi. Dari hasil pengujian ini diketahui bahwa ekstrak etanol daun pepaya memiliki aktivitas secara in vitro. b. Ekstrak etanol daun pepaya dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan masker gel sebagai anti-aging yang stabil, dan aman dalam penggunaannya. c. Sediaan masker gel yang dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya masing-masing memiliki nilai IC 50 sebesar 155,72 ppm; 131,26 ppm; 105,48 ppm; 91,55 ppm pada awal pembuatan, dan 199,62 ppm; 167,79 ppm; 147,16 ppm; 132,07 ppm setelah penyimpanan selama 60 hari pada suhu kamar. d. Masker gel ekstrak etanol daun pepaya mampu memberikan efek anti-aging yang ditunjukkan dengan kadar air kulit yang meningkat, kulit semakin halus, pori semakin kecil, jumlah noda dan kerutan berkurang, serta kedalaman keriput semakin kecil. Efektivitas paling baik terlihat pada konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya 0,178 yang mampu meningkatkan persentase kadar air kulit dari 30,3 ± 0,58 menjadi 38,0±1,00; kekasaran kulit berkurang dari 37,0 ± 1,73 menjadi 24,3 ± 1,53; ukuran pori mengecil Universitas Sumatera Utara