Kehalusan Evenness Hasil Pengujian Efektivitas Anti-aging

yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Wilcoxon test dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan bahwa penggunaan masker gel memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kondisi kulit. Kandungan air pada kulit sehat adalah minimal sebesar 60 agar kulit tetap lembut, kenyal, cerah, memasok sel dengan nutrisi yang cukup sehingga kulit tetap lembut dan berfungsi dengan baik Bentley, 2006. Untuk fungsi fisiologisnya kulit memerlukan lemak dan air. Lapisan lemak di permukaan kulit dan bahan-bahan dalam stratum korneum yang bersifat higroskopis dapat menyerap air dan berada dalam hubungan yang fungsional disebut Natural Moisturizing Factor. Kemampuan stratum korneum untuk mengikat air sangat penting bagi fleksibilitas dan kelenturan kulit Tranggono dan Latifah, 2007. Kemampuan kulit dalam menyerap absorbsi sangat dipengaruhi oleh metabolisme, kelembaban dan ketebalan kulit Darmawan, 2013.

4.9.2 Kehalusan Evenness

Pengukuran kehalusan kulit Evenness, menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x normal lens dengan sensor biru. Data hasil pengukuran kehalusan kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.11. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa kelompok blanko tidak menunjukkan peningkatan nilai kehalusan kulit, sedangkan kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan F I, F II, F III, F IV menunjukkan peningkatan nilai kehalusan kulit. Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap kehalusan kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.5. Grafik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh peningkatan kehalusan kulit Universitas Sumatera Utara secara langsung setelah pemakaian masker gel, tetapi peningkatan kehalusan kulit terjadi secara bertahap dengan perawatan menggunakan masker gel. Tabel 4.11 Data hasil pengukuran kehalusan pada kulit sukarelawan. F Kehalusan Kulit Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 SB ST SB ST SB ST SB ST 34,3±2,31 33,7±2,08 32,7±3,05 32,7±2,08 32,7±2,08 32,7±2,08 32,7±2,08 32,7±2,08 I 36,7±1,53 36,0±2,00 34,0±2,00 33,0±1,00 32,0±2,00 31,0±2,00 29,7±1,15 30,3±1,15 II 34,7±1,53 33,7±1,52 32,0±2,00 31,7±2,08 30,0±2,00 29,7±1,53 27,7±1,53 27,7±1,53 III 35,0±1,00 33,7±1,15 32,3±0,58 32,0±1,00 30,7±0,58 29,7±0,58 28,3±1,53 28,3±1,53 IV 34,7±1,15 32,0±1,00 31,0±1,00 30,3±1,53 27,7±1,53 27,0±1,00 24,3±1,53 24,3±1,53 MGP 35,3±1,15 34,0±1,00 32,7±0,58 32,0±1,00 30,7±0,58 30,3±0,58 29,3±0,58 29,3±0,58 Keterangan : Normal 32-51; Halus 0-31, Kasar 52-100 Aramo, 2012 F : Formula SB : Sebelum aplikasi masker gel ST : Setelah aplikasi masker gel F 0 : Basis masker gel tanpa ekstak F I : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,020 F II : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,059 F III : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,119 F IV : Masker gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 0,178 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Blanko Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula I Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula II Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula III Sebelum Sesudah Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik pengaruh pemakaian masker gel terhadap persentase kadar air kulit sukarelawan. Grafik pengaruh perbedaaan formula terhadap peningkatan kehalusan kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini: Gambar 4.6 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap peningkatan kehalusan kulit sukarelawan. Grafik di atas menunjukkan bahwa perbedaan formula mempengaruhi peningkatan kehalusan kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan, masker gel formula IV dengan konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya 0,178 lebih efektif dalam menghaluskan kulit sukarelawan dibandingkan dengan masker gel formula I, II, III. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa masker gel Formula IV lebih efektif daripada masker gel pembanding. 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Formula IV Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal us an k ul it Waktu Minggu Masker gel pembanding Sebelum Sesudah 10 20 30 40 1 2 3 4 K e hal usan k ul it Waktu Minggu Kehalusan kulit sukarelawan Blanko FI FII FIII FIV MGP Universitas Sumatera Utara Data yang diperoleh setelah perawatan selama empat minggu dianalisis dengan uji non parametrik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam meningkatkan kehalusan kulit sukarelawan. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka data selanjutnya diuji menggunakan Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kehalusan kulit yang signifikan antara blanko - dengan blanko +, F II, F III, dan F IV; blanko + dengan F IV; F I dengan F IV; dan F III dengan F IV nilai p 0,05. Hasil uji Friedman test diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan kehalusan kulit yang signifikan selama waktu perawatan. Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon dan diperoleh nilai p 0,05 pada saat perawatan minggu pertama, kedua, dan ketiga yang menunjukkan bahwa penggunaan masker gel memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kehalusan kulit. Pada perawatan minggu keempat diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan saat sebelum dan setelah perawatan dengan masker gel. Kulit kering dan kasar merupakan tanda umum yang dialami saat kulit mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu sering terpapar oleh sinar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak, sehingga sel-sel mati yang bertumpuk pada stratum korneum menyebabkan permukaan kulit menjadi kurang halus, akibatnya kulit tampak lebih kasar Bogadenta, 2012. Selain itu, kulit juga akan terasa kasar, kusam dan bersisik akibat menurunnya kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit yang lama untuk diganti dengan sel Universitas Sumatera Utara kulit yang baru Wasiaatmadja, 1997, serta terjadi kelainan proses keratinisasi dan perubahan ukuran serta bentuk sel lapisan tanduk, sebagian berkelompok dan mudah lepas sehingga terlihat sebagai sisik yang kasar Yaar dan Gilchrest, 2007.

4.9.3 Besar pori Pore