Pada sisa ditambahkan beberapa tetes pereaksi Liebermann-Burchard. Timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida, sedangkan warna merah,
merah muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoida Harborne, 1987.
3.7 Pembuatan ekstrak etanol
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80. Sebanyak 400 g serbuk simplisia daun pepaya dimasukkan dalam
wadah kaca berwarna gelap, kemudian dimaserasi dengan pelarut etanol 80 sampai seluruh serbuk terendam, ditutup dan disimpan pada suhu kamar selama 5
hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian disaring sehingga didapat maserat. Ampas dimaserasi kembali dengan etanol 80 selama 2 hari
menggunakan prosedur yang sama. Seluruh maserat digabung, diserkai, dan dienap tuangkan. Dipekatkan dengan rotary evaporator pada temperatur 40 - 50
C sampai diperoleh ekstrak kental, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer.
3.8 Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Metode Peredaman DPPH 3.8.1 Prinsip metode penangkapan radikal bebas DPPH
Kemampuan sampel uji dalam meredam DPPH 1,1 – diphenyl- 2- picrylhydrazyl sebagai radikal bebas dalam larutan metanol sehingga terjadi
peredaman warna ungu DPPH dengan nilai IC
50
konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas sebesar 50 digunakan sebagai parameter untuk
menentukan aktivitas antioksidan sampel uji tersebut Sihombing, 2009.
3.8.2 Pembuatan larutan induk DPPH 0.5 mM
Sebanyak 19.7 mg DPPH ditimbang, kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 100 ml dengan metanol, lalu volumenya dicukupkan dengan metanol
Universitas Sumatera Utara
sampai garis tanda konsentrasi 200 ppm. Larutan dijaga pada suhu rendah, terlindung dari cahaya untuk segera digunakan Molyneux, 2004.
3.8.3 Pembuatan larutan blanko
Larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 ppm dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya
dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 40 ppm.
3.8.4 Penetapan panjang gelombang maksimum DPPH
Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya
pada panjang gelombang 400 – 750 nm Solomons, et al., 2013. 3.8.5 Pembuatan larutan induk sampel
Sebanyak 25 mg ekstrak etanol daun pepaya ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan
dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 1000 ppm.
3.8.6 Pembuatan larutan uji sampel
Larutan induk dipipet sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 3,75 ml; 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi 50,
100, 150 dan 200 ppm, kemudian dalam masing-masing labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM untuk mendapatkan konsentrasi DPPH
40 ppm lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda, didiamkan di tempat gelap, lalu diukur serapannya pada spektrofotometer setelah 60 menit.
3.8.7 Pembuatan larutan induk vitamin C
Sebanyak 25 mg vitamin C ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 50 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol
sampai garis tanda konsentrasi 500 ppm.
Universitas Sumatera Utara
3.8.8 Pembuatan larutan uji vitamin C
Larutan induk dipipet sebanyak 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml untuk mendapatkan
konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, kemudian dalam masing-masing labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM untuk mendapatkan
konsentrasi DPPH 40 ppm lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda, didiamkan di tempat gelap, lalu diukur serapannya pada spektrofotometer
setelah 60 menit. Larutan uji vitamin C digunakan sebagai pembanding.
3.8.9 Penentuan persen peredaman