Pembentukan ROS terjadi pada rantai respirasi, fagositosis, sintesa prostaglandin, dan sistem sitokrom P
450
Huy, et al., 2008. Sedangkan radikal bebas eksogen berasal dari polusi udara dan air, asap
rokok, alkohol, logam berat Cd, Hg, Pb, Fe, As, radiasi ultraviolet, obat-obatan tertentu cyclosporine, tacrolimus, gentamycin, bleomycin, pestisida, dan proses
memasak daging asap, penggunaan minyak, lemak Huy, et al., 2008.
2.6.2 Antioksidan
Antioksidan adalah zat atau senyawa alami yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan dan penuaaan yang disebabkan oleh radikal bebas Lingga,
2012. Secara alami tubuh kita memiliki antioksidan endogen yang dihasilkan sendiri oleh tubuh. Kapasitas antioksidan yang dimiliki oleh setiap individu
berbeda-beda, tergantung pola hidup yang dijalani masing-masing individu, serta faktor usia. Sistem pertahanan tubuh yang utama dilakukan oleh antioksidan
endogen, selebihnya dilakukan oleh antioksidan eksogen. Antioksidan endogen merupakan antioksidan alami yang dihasilkan tubuh atau disebut pula sebagai
antioksidan primer, sedangkan antioksidan eksogen terdiri atas antioksidan sekunder, tersier, pengikat oksigen oxygen scavenger, dan pengikat logam
chelator atau sequestrans Lingga, 2012.
2.6.2.1 Antioksidan primer
Antioksidan primer berbentuk enzim sehingga disebut juga sebagai antioksidan enzimatis. Antioksidan primer bekerja secara cepat memberikan atom
hidrogen kepada senyawa radikal, sehingga berubah menjadi stabil Lingga, 2012. Antioksidan primer seperti superoxide dismutase SOD, catalase,
Universitas Sumatera Utara
glutathion peroksidase GPx merupakan antioksidan enzimatik utama yang terlibat langsung dalam menetralkan ROS Huy, et al., 2008.
Radikal bebas oksigen atau superoksid dinetralkan oleh SOD menjadi H
2
O
2
. Enzim catalase menetralkan H
2
O
2
dengan menguraikannya menjadi air dan oksigen. Sedangkan glutathion peroksidase berfungsi seperti katalase
menguraikan H
2
O
2
menjadi air dan oksigen Huy, et al., 2008.
2.6.2.2 Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan non-enzimatis, berfungsi menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga
menghindari kerusakan sel yang lebih parah Lingga, 2012. Antioksidan ini dibagi menjadi antioksidan metabolik dan antioksidan nutrient.
Antioksidan metabolik yang termasuk antioksidan endogen diproduksi oleh metabolisme tubuh, seperti asam lipoid, glutation, L-arginin, coenzim Q10,
melatonin, uric acid, bilirubin, metal-chelating protein, transferrin Huy, et al., 2008. Sedangkan antioksidan nutrient yang termasuk antioksidan eksogen adalah
komponen yang tidak dapat diproduksi tubuh dan hanya didapat dari makanan atau suplemen, misalnya vitamin A, C, dan E, serta beberapa macam zat nirgizi
antara lain karotenoid, flavonoid, tanin dan sejumlah fitokimia lainnya Lingga, 2012.
2.6.2.3 Antioksidan tersier
Antioksidan kelompok ini adalah enzim DNA-repair. Enzim ini memperbaiki biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas Suwardi,
2011. Antioksidan tersier berupa enzim metionin sulfoksida Lingga, 2012. Cara kerjanya memperbaiki kerusakan DNA melalui proses metilasi, yakni
Universitas Sumatera Utara
terbentuknya sadenosylmetionin SAMe dari asam amino metionin yang bereaksi dengan ATP. Kekurangan metilasi ini salah satunya dapat menimbulkan penuaan
dini Suwardi, 2011.
2.6.3 Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vitro