c. Pemilihan Metode Belajar
Dwi Siswoyo, dkk 2011: 143-144 mengatakan bahwa untuk memilih Metode yang tepat dalam proses pendidikan perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini: 1 Tujuan yang hendak dicapai
2 Kemampuan pendidik 3 Kebutuhan perserta didik
4 Isi atau materi pendidikan Berbeda dengan Dwi Siswoyo, Syaiful Bahri Djamarah 2000:
191 mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar
pertimbangan itu bertolak dari faktor-faktor: 1 Berpedoman pada tujuan
Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka
pengajaran, termasuk pemilihan metode. 2 Perbedaan Individual Anak Didik
Aspek-aspek perbedaan anak didik yang perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual, dan psikologis.
3 Kemampuan Guru Dari latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar
akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan metode mengajar yang baik dan benar.
4 Sifat bahan pelajaran Untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata
pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk mata pelajaran lain.
5 Situasi kelas Guru yang berpengalaman tahu benar bahwa kelas dari
hari ke hari dan dari waktu ke waktu selalu berubah sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.
6 Kelengkapan fasilitas Fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik
metode mengajar yang akan dipergunakan. 7 Kelebihan dan kelemahan metode
Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang
dapat menutupi kelemahan metode tersebut.
d. Indikator Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Dari berbagai teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator Persepsi Siswa tentang Metode mengajar Guru adalah
sebagai berikut: 1 Metode Mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2 Metode Mengajar sesuai dengan kemampuan guru 3 Metode Mengajar sesuai dengan isimateri
4 Metode Mengajar sesuai dengan fasilitas yang tersedia 5 Metode mengajar sesuai dengan kelebihan dan kelemahan
metode 6 Metode Mengajar sesuai dengan pengelolaan siswa di kelas
3. Cara Belajar Siswa a. Pengertian Cara Belajar
Cara belajar siswa juga menunjang Prestasi Belajar siswa. Oemar Hamalik 2005: 30 mengatakan:
“Cara Belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara Belajar yang tepat akan
membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil.”
Cara belajar yang dimiliki setiap siswa pasti berbeda-beda. Ada yang hanya membaca buku, membaca buku dan meringkasnya, ada yang
hanya belajar saat ada tugas atau ujian, ada yang belajar dengan mengerjakan soal-soal latihan, semua tergantung dari karakterisitik
siswa tersebut. Nana Sudjana 2014: 165 mengatakan: “ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
belajar, yakni cara mengikuti pelajarankuliah di sekolahperguruan tinggi, cara belajar mandiri, cara belajar
kelompok, cara mempelajari buku pelajaran atau teks book, dan cara menghadapi ujian.”
Oemar Hamalik 2005: 30 mendefinisikan Cara Belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu,
artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Cara Belajar adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan dalam proses
belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu Prestasi Belajar.
b. Macam-macam Cara Belajar
Setiap siswa memiliki kebutuhan belajarnya sendiri, belajar dengan caranya sendiri yang berbeda satu sama lain dan memproses
dengan cara yang berbeda pula. Dr. Rudolf Pintner dalam Ngalim Purwanto, 2004: 113 mengemukakan sepuluh macam metode di
dalam belajar: 1 Metode keseluruhan kepada bagian whole to part method
Di dalam mempelajari sesuatu kita harus memulai dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada
bagian-bagiannya. Metode ini berasal dari pendapat psikologi Gestalt.
2 Metode keseluruhan lawan bagian whole versus part method
Untuk bahan-bahan yang bersifat nonverbal, seperti keterampilan, mengetik, menulis, dan sebagainya tepat
digunakan metode bagian. 3 Metode campuran antara keseluruhan dan bagian
mediating method Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran
yang skopnya sangat luas atau yang sukar-sukar, seperti tata buku, akunting, dan bahan kuliah lain pada umumnya
4 Metode resitasi recitation method Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau
mengucapkan kembali sesuatu yang telah dipelajari. 5 Jangka waktu belajar length of practice periods
Dari hasil-hasil eksperimen ternyata jangka waktu periode belajar yang produktif seperti menghafal,
mengetik, mengerjakan soal hitungan, dan sebagainya adalah antara 20–30 menit. Jangka waktu yang lebih dari
30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif.
6 Pembagian waktu belajar distribution of practice periods Untuk belajar yang produktif diperlukan adanya
pembagian waktu belajar. Menurut hukum Jost tentang belajar, 30 menit 2 kali sehari selama 6 hari lebih baik dan
produktif daripada sekali belajar selama 6 jam 360 menit tanpa berhenti.
7 Membatasi kelupaan counteract forgetting Bahan belajar yang telah kita pelajari sering kali mudah
dan lekas dilupakan, maka untuk itu jangan sampai lekas lupa atau hilang sama sekali dalam belajar diperlukan
adanya “ulangan” atau review pada waktu-waktu tertentu atau setelahpada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan.
Guna review atau ulangan ini ialah untuk meninjau kembali atau mengingatkan kembali bahan yang pernah
dipelajari. 8 Mengahafal cramming
Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat
bahan-bahan pelajaran yang luas atau banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti misalnya belajar untuk
menghadapi ujian-ujian semester atau ujian akhir. 9 Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Kita mengenal adanya ungkapan quick learning means quick forgetting. Di dalamnya terdapat korelasi negatif
antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan itu.
10 Retoactive inhibition Berbagai pengetahuan yang telah kita miliki, di dalam diri
kita seolah-olah merupakan unit-unit yang selalu berkaitan satu sama lain, bahkan sering pula yang satu mendesak
atau menghambat yang lain. Proses seperti ini di dalam psikologi disebut retroactive inhibition. Untuk
menghindari jangan sampai terjadi retroactive inhibition itu, disarankan agar dalam belajar jangan mencampur
aduk, dalam arti beberapa mata pelajaran dipelajari dalam suatu waktu sekaligus. Untuk intu diperlukan jadwal atau
time schedule dalam belajar yang harus ditaati secara teratur.
Selain belajar di sekolah, siswa juga harus belajar mandiri di rumah. Nana Sudjana 2014: 166 mengatakan bahwa belajar
mandiri di rumah adalah tugas paling pokok dari setiap siswa. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk belajar mandiri di rumah
menurut Nana Sudjana 2014: 167 adalah: 1 Buka dan pelajari kembali catatan singkat hasil pelajaran
di sekolah. Baca pula buku sumber berkenaan dengan materi tersebut. Kemudian membuat catatan lengkap dari
bahan tersebut dengan gaya dan bahasa sendiri. Lakukan hal tersebut setiap hari setelah belajar di sekolah.
2 Pada akhir catatan yang dibuat rusmuskan pertanyaan- pertanyaan dari bahan tersebut. Pertanyaan mencakup
pertanyaan ingatan dan pertanyaan ingatan. 3 Setiap pertanyaan yang dibuat, tulis pula pokok-pokok
jawabannya di balik halaman tersebut. 4 Cara belajar berikutnya adalah melatih pertanyaan tersebut
sampai menguasainya. Bila belum menguasai pertanyaan baca kembali catatan sehingga jawabannya betul-betul
dikuasai. 5 Apabila masih ragu akan jawabannya, sebaiknya ajukan
pertanyaan tersebut kepada guru pada saat pelajaran berlangsung.
6 Belajarlah pada saat tertentu yang paling memungkinkan, apakah sore hari, malam hari, atau di kala subuh.
7 Bila makalah harus dibuat secara individual maka diskusi kelompok diarahkan kepada pembahasan kerangka dan isi
makalah untuk selanjutnya setiap orang menulisnya sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Membaca buku adalah suatu keharusan bagi siswa karena buku merupakan sumber ilmu. Siswa yang rajin membaca buku akan
memiliki pengetahuan yang luas. Nana Sudjana 2014: 170 memberi beberapa petunjuk mempelajari materi pelajaran dari buku:
1 Tentukan dahulu masalah atau bahan apa yang ingin diketahui dari buku tersebut.
2 Lihat daftar isi buku yang akan dipelajari untuk menentukan bab berapa dalam buku tersebut.
3 Bukalah halaman bab yang dikehendaki, lalu periksa butir- butir yang dimuat dalam bab tersebut. Seandainya bahan
yang diperlukan ada dalam butir tertentu dari bab tersebut, bacalah butir tersebut dan tidak perlu membaca butir
lainnya. Catat pokok-pokoknya kemudian gabungkan dengan catatn sendiri.
4 Jika semua butir yang ada dalam bab tersebut diperlukan, baca terlebh dahulu semua butir yang ada di dalamnya
sampai selesai sambil memberi tanda pada bagian tertentu yang diperlukan.
5 Ulangi membaca bab tersebut secara lebih mendalam, terutama bagian-bagian yang telah ditandai. Catat hal-hal
yang penting dan satukan dengan catatan yang dimiliki. 6 Hampir sebagian buku yang ditulis dalam bahasa asing
terutama bahasa Inggris, di bagian belakangnya disertakan indeks. Indeks dapat memudahkan kita mempelajari atau
menemukan bagian penting yang kita inginkan. Indeks disusun menurut alfabetis dan disertai nomor halaman.
7 Kesulitan bahasa asing dapat diatasi apabila rajin mempelajarinya dan tidak bosan membaca buku.
c. Ciri Cara Belajar yang Baik Menurut Syaiful Sagala 2010: 58, Cara Belajar yang baik