Syaiful Bahri Djamarah 2000: 73 mengatakan bahwa: Belajar adalah berubah. Perubahan dalam belajar adalah
disadari setelah berakhirnya kegiatan belajar. Agar perubahan itu tercapai, ada beberapa prinsip belajar yang harus
diperhatikan, yaitu prinsip motivasi, pemusatan perhatian, pengambilan pengertian yang pokok, pengulangan, kegunaan,
pemanfaatan hasil belajar atau pengalaman, dan penghindaran dari segala gangguan dalam belajar.
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya Sardiman A. M., 2012: 20. Sardiman A. M. 2012: 20 membagi
pengertian Belajar dalam arti luas dan arti sempit: Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan
sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya.
b. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan,
sedangkan arti Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi Belajar atau yang biasa disebut hasil belajar menurut
Rusman 2012: 123 adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik,
sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2003: 102 hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaksi suatu organisasi dengan cara-cara
tertentu yang sistematis, serta penafsiran terhadap hasilnya Mardiasmo, 2000: 1, sedangkan menurut Warren, Reeve, Fess
2005: 10 Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi
Belajar Akuntansi adalah keberhasilan siswa dalam penguasaan, pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan Akuntansi yang
diperoleh melalui tesevaluasi yang diadakan oleh guru. Prestasi Belajar Akuntansi penting untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana siswa dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh guru.
c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu Zainal Arifin, 2012: 4. Zainal Arifin 2012: 2 mengatakan bahwa:
Pengukuran bersifat kuantitatif skorangka yang diperoleh dengan menggunakan suatu alat ukur atau instrumen yang
standar baku. Dalam konteks hasil belajar, alat ukur atau instrumen tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes.
Alat ukur yang digunakan untuk menilai Prestasi Belajar Akuntansi adalah tesevaluasi yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian ini Prestasi belajar Akuntansi hanya dibatasi pada ranah kognitif. Siswa dikatakan
tuntas atau berhasil mengikuti pelajaran Akuntansi jika memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM Kriteria Ketuntasan Minimal
yaitu 75 pada Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester UTS, dan Ujian Akhir Semester UAS.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor dari lingkungan Nana Sudjana, 2014:
39. Carrol dalam Nana Sudjana, 2014: 40 berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni:
1 bakat pelajar, 2 waktu yang tersedia untuk belajar,
3 waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran,
4 kualitas pelajaran, 5 kemampuan individu.
Daryanto dan Mulyo Rahardjo 2012: 212 mengatakan bahwa: keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri,
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat
aptitude, keterampilan kecakapan, minat, motivasi, kondisi fisik dan mental. Faktor eksternal adalah kondisi di
luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat keadaan sosio ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar menurut Daryanto 2010:36 adalah sebagai berikut:
1 Faktor intern a Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat
tubuh. b Faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani. 2 Faktor ekstern
a Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah. c Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Menurut Dalyono 2005: 55 faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
1 Faktor internal yang berasal dari dalam diri a Kesehatan
b Inteligensi dan bakat c Minat dan motivasi
d Cara belajar 2 Faktor eksternal yang berasal dari luar diri
a Keluarga b Sekolah
c Masyarakat d Lingkungan sekitar
2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru a. Pengertian Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Persepsi perception menurut King 2012: 225 adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan
makna. Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu, yang selanjutnya diiterpretasi
disebut persepsi Sarlito W. Sarwono, 2012: 86. Persepsi bukanlah cerminan langsung dari dunia nyata, tetapi
lebih kepada interpretasi yang diperhitungkan – sebuah proses konstruktif dan integratif King: 2012. Sarlito W. Sarwono 2012:
86 mengatakan:
“Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang
kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah
pemahaman. Pemahaman itu yang kurang lebih disebut persepsi.”
Purwa Atmaja Prawira 2012: 64 mengatakan: “agar individu dapat melakukan persepsi terdapat persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu terdapatnya objek yang dipersepsi dan objek harus menimbulkan stimulus yang mengenai alat
indra atau reseptor, terdapat saraf sensoris yang akan meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
saraf, yaitu otak dan direspon oleh saraf motoris, adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai
persiapan untuk mengadakan persepsi.” Individu mepersepsikan suatu benda yang sama secara berbeda-
beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang ada pada pelaku persepsi perceiver, faktor yang ada pada objek atau
target yang dipersepsikan, dan faktor konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan. Bila diperagakan seperti tampak pada gambar
di bawah ini.
Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Veithzal Rivai Deddy Mulyadi 2011: 236
Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar ke arah
pencapaian tujuan pembelajaran Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 70. Metode menurut Wina Sanjaya 2006: 126-127 adalah upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mecapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Faktor pada Target:
Hal baru
Gerakan
Bunyi
Ukuran
Latar belakang
Kedekatan
Faktor pada Pemersepsi:
Sikap
Motif
Kepentingan
Pengalaman
Pengharapan
Persepsi Faktor dalam Situasi:
Waktu
KeadaanTempat Kerja
Keadaan Sosial
Wina Sanjaya 2006: 147 mengatakan: “metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang
peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.” Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Persepsi
Siswa tentang Metode Mengajar Guru adalah proses pencernaan informasi yang diterima oleh indera manusia yang dimiliki siswa
kemudian masuk ke dalam otak lalu otak memberikan makna mengenai Metode Mengajar Guru Akuntansi. Persepsi siswa yang
positif terhadap Metode Mengajar Guru akan berdampak pada Prestasi Belajar Siswa karena hal tersebut akan menjadikan siswa
tertarik mengikuti pelajaran tersebut. Persepsi siswa yang negatif dapat terjadi karena guru kurang menguasai materi pelajaran
sehingga kurang jelas dalam penyampaiannya atau guru tidak menyampaikan tujuan mempelajari materi sehingga siswa kurang
mengerti mengapa harus mempelajari materi tersebut, akibatnya siswa menjadi malas untuk memperhatikan guru. Selain hal tersebut,
guru yang tidak menggunakan Metode yang bervariasi dapat menimbulkan kebosanan pada siswa sehingga Prestasi Belajarnya
rendah.
b. Jenis-jenis Metode Mengajar Guru