61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan secara berturut-turut meliputi deskripsi data umum, deskripsi data khusus, pengujian
prasyarat analisis, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.
A. Deskripsi Data Umum SMK Negeri 1 Godean merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan
Bidang Keahlian Bisnis Manajemen dan Teknik. Sekolah ini berlokasi di Kowanan, Sidoagung, Godean, Sleman 55564. Telp. 0274 391054. SMK
Negeri 1 Godean memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: 1. Visi
Menghasilkan tamatan yang kompeten, siap mengembangkan diri, serta berbudi pekerti luhur.
2. Misi a Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan.
b Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan latihan. c Mengembangkan kerjasama dengan Dunia Usaha Dunia Insdustri
Dunia Keja. d Mengembangkan nilai-nilai moral dan estetika.
e Mengembangkan sikap kompetitif. SMK Negeri 1 Godean memiliki sarana dan prasarana penunjang kegiatan
belajar mengajar yang cukup lengkap, yaitu terdapat 27 ruang belajar teori,
laboratotium Komputer, Bahasa, Komputer Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan, Multimedia, perpustakaan, dan business center.
B. Deskripsi Data Khusus
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean yang berjumlah 96 siswa. Data
hasil penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat yaitu Prestasi Belajar Akuntansi Y dan tiga variabel bebas yaitu Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru X
1
, Cara Belajar X
2
, dan Motivasi Belajar X
3
. Untuk mendeskripsikan dan menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat
dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
Deskripsi data yang disajikan meliputi Mean M, Median Me, Modus Mo, dan Standar Devasi SD. Deskripsi data juga menyajikan distribusi frekuensi
masing-masing variabel.
1. Variabel Prestasi Belajar Akuntansi Y
Data pada variabel Prestasi Belajar Akuntansi dalam penelitian ini diperoleh dari rata-rata nilai Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester
UTS, dan Ujian Akhir Semester UAS pada semester genap. Dari jumlah subjek 96 siswa diperoleh skor tertinggi 93 dan skor terendah 59.
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai Mean 79,547; Median 81,5; Modus 85; serta Standar Deviasi 6,9263.
Untuk menyusun distribusi frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah kelas interval Jumlah kelas interval ditentukan dengan menggunakan rumus
K = 1 + 3,3 log n Keterangan:
n = jumlah populasi atau subjek penelitian jumlah kelas interval dapat dihitung sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 96
K = 1 + 3,3 1,982271233 K = 1 + 6,541495069
K = 7,541495069 dibulatkan ke bawah menjadi K = 7 b. Menentukan rentang kelas
Rentang kelas = skor maksimum – skor minimum Rentang kelas = 93 - 59
Rentang kelas = 34 c. Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas interval =
rentang kelas jumlah kelas interval
Panjang kelas interval =
7
Panjang kelas interval = 4,86 dibulatkan menjadi 5 Distribusi frekuensi nilai Prestasi Belajar Akuntansi dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi No. Kelas Interval
1 59
2 64
3 69
4 74
5 79
6 84
7 89
Jumlah Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan data distribusi frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi maka dapat digambarka
Akuntansi sebagai berikut:
Gambar 3. Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi Belajar
Akuntansi dalam penelitian ini mengg Minimal KKM sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu
jika ketercapaiannya
5 10
15 20
25 30
Frek ue
nsi
istribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
59 – 63 2
2,08 64 – 68
6 6,25
69 – 73 13
13,54 74 – 78
16 16,67
79 – 83 26
27,08 84 – 88
27 28,13
89 - 93 6
6,25 Jumlah
96 100
Sumber: data primer yang telah diolah, 2015 Berdasarkan data distribusi frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi maka
dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi sebagai berikut:
Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi Belajar
Akuntansi dalam penelitian ini menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu
jika ketercapaiannya ≥75 maka dapat dikatakan siswa sudah tuntas Prestasi
2 6
13 16
26
Kelas Interval
Prestasi Belajar Akuntasi
58,5 53,5 68,5 73,5 78,5 83,5 88,5
Berdasarkan data distribusi frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi maka histogram distribusi frekuensi Prestasi Belajar
Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi Belajar
nakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu
75 maka dapat dikatakan siswa sudah tuntas Prestasi
26 27
6
Prestasi Belajar Akuntasi
58,5 53,5 68,5 73,5 78,5 83,5 88,5 93,5
Belajar Akuntansinya. Berikut dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi.
Tabel 10. Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi No.
Skor Frekuensi
Frekuensi Relatif Kategori
1 75
23 23,96
Belum Tuntas 2
≥75 73
76,04 Tuntas
Total 96
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang berada dalam kategori belum tuntas sebanyak 23 siswa atau 23,96, sedangkan siswa
yang berada dalam kategori tuntas sebanyak 73 siswa atau 76,04. Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variabel Prestasi Belajar
Akuntansi di atas, dapat dilihat dalam Pie Chart sebagai berikut:
Gambar 4. Pie Chart Kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi
Tuntas 76,04
Belum tuntas 23,96
Prestasi Belajar Akuntansi
2. Variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Data variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru diperoleh melalui angket dengan 15 butir pernyataan. Berdasarkan data yang
diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 96 siswa diperoleh skor tertinggi sebesar 60 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 60 15x4
dan skor terendah 40 dari skor terendah yang mungkin diperoleh sebesar 15 15x1. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Mean 48,34;
Median 48,50; Modus 50; serta Standar Deviasi 4,586. Untuk menyusun distribusi frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan jumlah kelas interval
K = 1 + 3,3 log n Keterangan:
n = jumlah populasi atau subjek penelitian jumlah kelas interval dapat dihitung sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 96
K = 1 + 3,3 1,982271233 K = 1 + 6,541495069
K = 7,541495069 dibulatkan ke bawah menjadi K = 7
b. Menentukan rentang kelas Rentang kelas = skor maksimum – skor minimum
Rentang kelas = 60 - 40 Rentang kelas = 20
c. Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas interval =
rentang kelas jumlah kelas interval
Panjang kelas interval =
7
Panjang kelas interval = 2,86 dibulatkan mejadi 3 Distribusi frekuensi nilai Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Guru dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Guru No.
Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
1 40 – 42
7 7,29
2 43 – 45
23 23,96
3 46 – 48
18 18,75
4 49 – 51
23 23,96
5 52 – 54
15 15,63
6 55 – 57
8 8,33
7 58 – 60
2 2,08
Jumlah 96
100 Sumber: data primer yang telah diolah, 2015
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru di atas maka dapat digambarkan histogram distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode Data tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
kecenderungan Persepsi Siswa tentang Metode Meng mengetahui kecenderungan masing
ideal dari sampel penelitian sebagai kriteria perbandingan. Data penelitian perlu
1 Kelompok Semua responden yang mempunyai skor sebanyak
ditambah 1 Standar Deviasi ideal ke atas
5 10
15 20
25
Fre kue
nsi
Pesepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Histogram Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori kecenderungan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru. Untuk
mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari sampel penelitian sebagai kriteria perbandingan. Data
penelitian perlu dikategorikan dengan aturan sebagai berikut: Kelompok baikRanking atas
Semua responden yang mempunyai skor sebanyak ditambah 1 Standar Deviasi ideal ke atas M
i
+ 1SD
i
.
7 23
18 23
15
Kelas Interval
Pesepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
39,5 42,5 45,5 48,5 51,5 54,5 57,5 60,5
Histogram Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
ajar Guru. Untuk variabel digunakan skor
ideal dari sampel penelitian sebagai kriteria perbandingan. Data variabel sebagai berikut:
Semua responden yang mempunyai skor sebanyak Mean ideal .
15 8
2
Pesepsi Siswa tentang Metode Mengajar
39,5 42,5 45,5 48,5 51,5 54,5 57,5 60,5
2 Kelompok cukup baikRanking Tengah Semua responden yang mempunyai skor antara Mean ideal dikurangi 1
Standar Deviasi ideal dan skor Mean ideal ditambah 1 Standar Deviasi ideal antara M
i
─ 1SD
i
sampai M
i
+ 1SD
i
.
3 Kelompok kurang baikRanking bawah Semua responden yang mempunyai skor lebih rendah dari skor Mean
ideal dikurangi 1 Standar Deviasi ideal M
i
─ 1SD
i
. Anas Sudijono, 2012: 176
Harga Mean ideal M
i
dan Standar Deviasi ideal SD
i
dapat diperolah dengan rumus sebagai berikut:
M
i
=
1 2
skor tertinggi + skor terendah =
1 2
60 + 15 =
1 2
75 = 37,5
SD
i
=
1 6
skor tertinggi – skor terendah =
1 6
60 ─ 15 =
1 6
45 = 7,5
Berdasarkan pengkategorian tersebut maka kriteria kecenderungan variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru X
1
dapat dihitung sebagai berikut:
Kelompok baik = M
i
+ 1SD
i
= 37,5 + 7,5 = 45
Kelompok cukup baik = M
i
─ 1SD
i
sampai dengan M
i
+ 1SD
i
= 37,5 – 7,5 sampai dengan 37,5 + 7,5 = 30 sampai dengan 45
Kelompok kurang baik = M
i
─ 1SD
i
= 37,5 – 7,5 = 30
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh kriteria kecenderungan variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
X
1
sebagai berikut: Tabel 12. Kategori Kecenderungan Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru No.
Kelas Interval Frekuensi
Frekuensi Relatif
Frekuensi Kumulatif
1 45
66 68,75
Baik 2
30 – 45 30
31,25 Cukup Baik
3 30
Kurang Baik Total
96 100
Sumber: data primer yang diolah, 2015 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang berada dalam
kategori baik sebanyak 66 siswa atau 68,75, sedangkan 30 siswa atau 31,25 berada dalam kategori cukup baik, dan tidak ada siswa yang
berada dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data kecenderungan variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru tersebut dapat
disajikan dalam Pie Chart berikut:
Gambar 6. Pie Chart Kecenderungan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
3. Variabel Cara Belajar
Data variabel Cara Belajar diperoleh melalui angket dengan 20 butir pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan
kepada 96 siswa diperoleh skor tertinggi sebesar 80 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 80 20x4 dan skor terendah 51 dari skor
terendah yang mungkin diperoleh 20 20x1. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Mean 60,67; Median 60; Modus 60; serta Standar
Deviasi 5,796. Untuk menyusun distribusi frekuensi Cara Belajar dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut: a. Menentukan jumlah kelas interval
K = 1 + 3,3 log n
Baik 68,75
Cukup Baik 31,25
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Keterangan: n = jumlah populasi atau subjek penelitian
jumlah kelas interval dapat dihitung sebagai berikut: K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 96 K = 1 + 3,3 1,982271233
K = 1 + 6,541495069 K = 7,541495069 dibulatkan ke bawah menjadi K = 7
b. Menentukan rentang kelas Rentang kelas = skor maksimum – skor minimum
Rentang kelas = 80 - 51 Rentang kelas = 29
c. Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas interval =
rentang kelas jumlah kelas interval
Panjang kelas interval =
7
Panjang kelas interval = 4,14 dibulatkan menjadi 5 Distribusi frekuensi nilai Cara Belajar dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi No.
Kelas Interval 1
49 2
5 3
59 4
6 5
7 6
7 7
80 Jumlah
Sumber: data primer yang telah diolah Berdasarkan
digambarkan histogram distribusi frekuensi sebagai berikut:
Gambar Data tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
kecenderungan masing skor variabel digunakan skor ideal dari sampel penelitian sebagai
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Fre ku
en si
istribusi Frekuensi Cara Belajar Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi Relatif 49 – 53
5 5,21
54 – 58 30
31,25 59 – 63
41 42,71
64 – 69 11
11,46 70 – 74
5 5,21
75 – 79 3
3,12 80 – 84
1 1,04
Jumlah 96
100 Sumber: data primer yang telah diolah, 2015
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi Cara Belajar digambarkan histogram distribusi frekuensi sebagai berikut:
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Cara Belajar tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
kecenderungan Cara Belajar. Untuk mengetahui kecenderungan masing variabel digunakan skor ideal dari sampel penelitian sebagai
5 30
41
11
Kelas Interval
Cara Belajar
48,5 53,5 58,5 63,5 69,5
Frekuensi Relatif
Cara Belajar maka dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi sebagai berikut:
Cara Belajar tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
. Untuk mengetahui kecenderungan masing- variabel digunakan skor ideal dari sampel penelitian sebagai
5 3
1
74,5 79,5 84,5
kriteria perbandingan. Data variabel penelitian perlu dikategorikan dengan aturan sebagai berikut:
1 Kelompok baikRanking atas Semua responden yang mempunyai skor sebanyak Mean ideal
ditambah 1 Standar Deviasi ideal ke atas M
i
+ 1SD
i
. 2 Kelompok cukup baikRanking Tengah
Semua responden yang mempunyai skor antara Mean ideal dikurangi 1 Standar Deviasi ideal dan skor Mean ideal ditambah 1 Standar Deviasi
ideal antara M
i
─ 1SD
i
sampai M
i
+ 1SD
i
.
3 Kelompok kurang baikRanking bawah Semua responden yang mempunyai skor lebih rendah dari skor Mean
ideal dikurangi 1 Standar Deviasi ideal M
i
─ 1SD
i
. Anas Sudijono, 2012: 176
Harga Mean ideal M
i
dan Standar Deviasi ideal SD
i
dapat diperolah dengan rumus sebagai berikut:
M
i
=
1 2
skor tertinggi + skor terendah =
1 2
80 + 20 =
1 2
100 = 50
SD
i
=
1 6
skor tertinggi – skor terendah =
1 6
80 ─ 20 =
1 6
60 = 10
Berdasarkan pengkategorian tersebut maka kriteria kecenderungan variabel Cara Belajar X
2
dapat dihitung sebagai berikut: Kelompok baik
= M
i
+ 1SD
i
= 50 + 10 = 60
Kelompok cukup baik = M
i
─ 1SD
i
sampai dengan M
i
+ 1SD
i
= 50 – 10 sampai dengan 50 + 10 = 40 sampai dengan 60
Kelompok kurang baik = M
i
─ 1SD
i
= 50 – 10 = 40
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh kriteria kecenderungan variabel Cara Belajar X
2
sebagai berikut: Tabel 14. Kategori Kecenderungan Cara Belajar
No. Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi
Relatif Frekuensi
Kumulatif 1
60 32
33,33 Baik
2 40 – 60
64 66,67
Cukup Baik 3
40 Kurang Baik
Total 96
100 Sumber: data primer yang diolah, 2015
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang berada dalam kategori baik sebanyak 32 siswa atau 33,33, sedangkan 64 siswa atau
66,67 berada dalam kategori cukup baik, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data kecenderungan
variabel Cara Belajar tersebut dapat disajikan dalam Pie Chart berikut:
Gambar 8. Pie Chart Kecenderungan Cara Belajar
4. Variabel Motivasi Belajar
Data variabel Motivasi Belajar diperoleh melalui angket dengan 17 butir pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang
disebarkan kepada 96 siswa diperoleh skor tertinggi sebesar 67 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 68 17x4 dan skor terendah 45 dari skor
terendah yang mungkin diperoleh 1717x1. Berdasarkan hasil analisis
Baik 33,33
Cukup Baik 66,67
Cara Belajar
data diperoleh nilai Mean 51,88; Median 51; Modus 51; serta Standar Deviasi 4,329.
Untuk menyusun distribusi frekuensi Motivasi Belajar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log n
Keterangan: n = jumlah populasi atau subjek penelitian
jumlah kelas interval dapat dihitung sebagai berikut: K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 96 K = 1 + 3,3 1,982271233
K = 1 + 6,541495069 K = 7,541495069 dibulatkan ke bawah menjadi K = 7
b. Menentukan rentang kelas Rentang kelas = skor maksimum – skor minimum
Rentang kelas = 67 - 45 Rentang kelas = 22
c. Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas interval =
rentang kelas jumlah kelas interval
Panjang kelas interval =
7
Panjang kelas interval = 3,14 dibulatkan menjadi 4
Distribusi frekuensi nilai berikut:
Tabel 15. Distribusi No.
Kelas Interval 1
42 2
46 3
50 4
54 5
58 6
62 7
66 Jumlah
Sumber: data primer yang telah diolah Berdasarkan
digambarkan histogram distribusi frekuensi sebagai berikut:
Gambar Data tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
kecenderungan
10 20
30 40
50 60
Fre kuensi
Distribusi frekuensi nilai Motivasi Belajar dapat dilihat dalam tabel
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi Relatif 42 – 45
4 9,38
46 – 49 23
30,21 50 – 53
50 40,63
54 – 57 9
7,29 58 – 61
4 5,21
62 – 65 5
3,12 66 – 69
1 3,12
Jumlah 96
100 Sumber: data primer yang telah diolah, 2015
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi Motivasi Belajar digambarkan histogram distribusi frekuensi sebagai berikut:
Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
kecenderungan Motivasi Belajar. Untuk mengetahui kecenderungan
4 23
50
9
Kelas Interval
Motivasi Belajar
41,5 45,5 49,5 53,5 57,5 61,5
dapat dilihat dalam tabel
Frekuensi Relatif
Belajar maka dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi sebagai berikut:
Motivasi Belajar tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
. Untuk mengetahui kecenderungan
4 5
1
41,5 45,5 49,5 53,5 57,5 61,5 65,5 69,5
masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari sampel penelitian sebagai kriteria perbandingan. Data variabel penelitian perlu dikategorikan
dengan aturan sebagai berikut: 1 Kelompok baikRanking atas
Semua responden yang mempunyai skor sebanyak Mean ideal ditambah 1 Standar Deviasi ideal ke atas M
i
+ 1SD
i
. 2 Kelompok cukup baikRanking Tengah
Semua responden yang mempunyai skor antara Mean ideal dikurangi 1 Standar Deviasi ideal dan skor Mean ideal ditambah 1 Standar Deviasi
ideal antara M
i
─ 1SD
i
sampai M
i
+ 1SD
i
.
3 Kelompok kurang baikRanking bawah Semua responden yang mempunyai skor lebih rendah dari skor Mean
ideal dikurangi 1 Standar Deviasi ideal M
i
─ 1SD
i
. Anas Sudijono, 2012: 176
Harga Mean ideal M
i
dan Standar Deviasi ideal SD
i
dapat diperolah dengan rumus sebagai berikut:
M
i
=
1 2
skor tertinggi + skor terendah =
1 2
68 + 17 =
1 2
85 = 42,5
SD
i
=
1 6
skor tertinggi – skor terendah =
1 6
68 ─ 17 =
1 6
51 = 8,5
Berdasarkan pengkategorian tersebut maka kriteria kecenderungan variabel Cara Belajar X
2
dapat dihitung sebagai berikut: Kelompok atastinggi
= M
i
+ 1SD
i
= 42,5 + 8,5 = 51
Kelompok sedangcukup = M
i
─ 1SD
i
sampai dengan M
i
+ 1SD
i
= 42,5 – 8,5 sampai dengan 42,5 + 8,5 = 34 sampai dengan 51
Kelompok kurangrendah = M
i
─ 1SD
i
= 42,5 – 8,5 = 34
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh kriteria kecenderungan variabel Motivasi Belajar X
3
sebagai berikut: Tabel 16. Kategori Kecenderungan Motivasi Belajar
No. Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi
Relatif Frekuensi
Kumulatif 1
51 44
45,83 Tinggi
2 34 – 51
52 54,17
Sedang 3
34 Rendah
Total 96
100 Sumber: data primer yang diolah, 2015
Tabel di atas menujukkan bahwa terdapat 44 siswa atau 45,83 yang berada pada Motivasi Belajar tinggi, sedangkan 52 siswa atau 54,17
berada pada Motivasi Belajar kategori sedang, dan tidak ada siswa yang berada pada Motivasi Belajar kategori rendah. Berdasarkan data
kecenderungan variabel Motivasi Belajar tersebut dapat disajikan dalam Pie Chart berikut:
Gambar 10. Pie Chart Kecenderungan Motivasi Belajar
C. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Uji Linieritas