Liturgi Gereja Anglikan Holy Trinity

4.2 Liturgi Gereja Anglikan Holy Trinity

Liturgi Gereja Anglikan Holy Trinity tetap mewarisi liturgi yang bercorak Protestan sekalipun tidak semuanya menggambarkan tata ibadah Protestan. Ada beberapa perbedaan yang terdapat dalam unsur-unsur tata ibadah. Urutan tata ibadah Protestan dimulai dari nyanyian Mazmur atau nyanyian rohani, Kyrie Eleison dan Gloria, kemudian dibuka dengan doa, disusul dengan pembacaan surat votum. Setelah itu bernyanyi kembali lalu diikuti Pembacaan Injil. Gereja Anglikan Holy Trinity Medan juga memakai buku Tata ibadah yang liturgis namun pada pengaplikasiannya ibadah digereja ini menggunakan konsep budaya. Secara keseluruhan liturgi dalam ibadah di Gereja Anglikan Holy Trinity Medan dimulai dengan mengumandangkan pujian dan penyembahan yang dipimpin oleh para woship leader 16 Maknanya adalah Penyembahan dan pengagungan hanya ditujukan Kepada Tuhan Yesus. Kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Pastor, dan seterusnya menyanyikan lagu. Setelah itu Pastor memimpin pembukaan ibadah dengan membaca buku panduan berwarna hijau yaitu Tata ibadah perjamuan kudus Gereja Anglikan Indonesia. Doa dan isi perintah Allah yang terdapat didalamnya diucapkan secara besahut-sahutan responsoria antara pendeta dan jemaat. Kemudian pastor mengajak jemaat untuk melakukan pengakuan dosa dengan cara berlutut dilantai sebagai permohonan minta pengampunan kepada Tuhan Yesus atas dan singer dan diiringi oleh tim musik yang berada disebelah kiri panggung. 16 Pemimpin pujian atau pemimpin penyembahan pada saat berlangsungnya ibadah. Universitas Sumatera Utara segala dosa yang telah dilakukan yang bermakna adanya unsur spirit penundukan diri kepada Tuhan dan melayani Tuhan. Kemudian Pendeta yang bertugas membacakan tata ibadah mempersilahkan Pastor Moses untuk menyampaikan firman. Pada saat penyampaian firman, Sebelum Khotbah atau menyampaikan firman Tuhan nyanyian Padhu seperti pamalai, sangirdena, tuthi padhu, dan bajena yang dinyanyikan dengan bersahut- sahutan dilakukan. Setelah khotbah doa Bapa Kami dikumandangkan berupa nyanyian. Setelah itu beberapa nasihat dan kata-kata penetapan untuk memulai perjamuan kudus. Pembagian roti dan anggur dilakukan sambil jemaat menyanyikan pamalai, Pengucapan syukur kemudian ditutup dengan Berkat. Pemahaman Teologia mengatakan bahwa setelah orang diberkati melalui Firman, sudah diteguhkan, ditegur, dan dikuatkan, maka dinyatakan dengan ucapan syukur. Jadi persembahan dilakukan sebagai respon sukacita kepada Allah yang telah bersabda memberkati umatNya. Sebelum berkat diberikan dalam Doa persembahan dan berkat, jemaat bersama-sama mengucapkan Doa Bapa Kami. Artinya, seluruh peribadahan dan doa disempurnakan melalui doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Itu sebabnya doa ini ditempatkan di akhir ibadah. Kemudian barulah muncul seruan jemaat, “Amin”. Dalam hal ini bahasa India Tamil lebih menonjol dibandingkan bahasa Indonesia dan Inggris. Unsur Persembahan dilakukan setelah kotbah.

4.3 Tata Ibadah Gereja Anglikan Holy Trinity