Gambar 4.29 Peneliti bersama Ibu Pendeta dan jemaat. Dok.Tabita Pakpahan Kemudian jemaat, pelayan-pelayan yang bertugas ibu pendeta Gereja
Anglikan Holy Trinity keluar dan berbicara dan meminum teh dan roti yang telah disediakan oleh gereja.
4.4 Tujuan Ibadah Gereja Anglikan Holy Trinity Medan
Menurut wawancara yang dilakukan peneliti dengan Pastor, pemusik dan juga jemaat GAHT Medan, tujuan padhu dalam ibadah GAHT Medan sebagai berikut:
1 Sebagai sarana jemaat menyampaikan puji-pujian dan menaikkan
syukur kepada Tuhan Yesus 2
Menghimpun etnis India Tamil untuk beribadah di GAHT Medan 3
Sebagai pemenuhan kebutuhan rohani di GAHT Medan Struktur ibadah liturgi yang disajikan secara berbeda bedasarkan tujuan dari
ibadah tersebut. GAHT Medan memiliki beberapa jenis ibadah, seperti ibadah doa pengerja, ibadah doa puasa dan sebagainya. Namun secara umum ibadah yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan struktur yang sama yaitu dengan membacakan isi buku hijau dan kemudian bernyanyi satu lagu.
Tepat pada jam yang ditentukan ibadah dimulai semua pengerja dan pastor sudah ditempat mereka melayani masing-masing. Ibadah harus dilakukan sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan. Menurut Pastor Moses: ”ketika ibadah itu harus dimulai maka tidak perlu untuk menunggu jemaat
datang memenuhi gereja , maka ibadah harus dilakukan tepat waktu. Sebab pelayanan dan lagu-lagu yang dinyanyikan bukanlah untuk jemaat melainkan
untuk Tuhan Yesus.” Kemudian Koordinator ibadah mengajak jemaat berdiri dan mengajak jemaat
membaca pengakuan dosa, sepuluh perintah Allah, Gloria in Exelcis diucapkan secara bersahut-sahutan anatara jemaat dan Koordinator ibadah kemudian berdoa
untuk memulai ibadah. Kemudian masuk pada doa syafaat untuk pengampunan dosa- dosa maka seluruh jemaat berlutut dan hening sejenak untuk berdoa dan
mengucapkan: “Allah yang maha kuasa, Bapa sorgawi kami telah berdosa terhadap
sesama kami didalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, melalui kelalaian, kelemahan dan kesalahan yang kami sengaja. Kami sangat
menyesal dan bertobat dari segala dosa-dosa kami. Demi anakMu Yesus Kristus, yang telah mati untuk kami, ampunilah kami atas
semua yang telah kami lakukan; dan karuniakanlah kami agar kami dapat melayani Engkau didalam kehidupan yang baru untuk kemuliaan
nama-Mu Amin.”
Setelah itu altar diserahkan kepada worship Leader, dan mengarahkan jemaat untuk duduk kembali dan dengan memberikan kalimat-kalimat yang dapat
mencairkan suasana dengan mengatakan, “Syaloom, sebelum bapakibu duduk mari
Universitas Sumatera Utara
salam kiri dan kanan disekitar bapakibu dengan senyum yang indah dan katakan, Selamat Hari Minggu”.
Lagu penyembahan pertama dinyanyikan dengan iringan yang lembut, setelah itu lagu diulang dengan bait pertama dengan seluruh singer. Lagu penyembahan
pertama adalah ParisutheThewen Niire dan dinyanyikan dengan pengulangan bait + 4 kali. Jemaat tampak terlihat dengan hikmat bernyanyi mengikuti dan menghayati bait
demi bait, ada yang bernyanyi dengan ekspresi wajah meratap, gerakan tangan bahkan ada yang menangis sambil mengikuti lagu.
Kemudian lagu yang kedua juga dilakukan dengan cara berdiri yaitu Nirentheren, worship leader dengan mengundang jemaat untuk berdiri dan bernyanyi
dengan berulang-ulang. Dinamik lagu mulai sampai pada puncak penyembahan maka dengan iringan lagu yang dimainkan dengan lembut ditutup dengan doa spontan oleh
worship leader namun bisa mengulang kembali menyanyikan lagu tersebut tergantung kepada worship leader.
Lagu ketiga yaitu lagu pujian yang biasanya bertempo cepat dan dengan irama dinamik yang relatif menggebu-gebu maka reaksi dari jemaat dengan bertepuk tangan
sambil bernyanyi yaitu Yenthe Kaalet-tilum, Dan pada lagu ke empat juga masih berbentuk puji-pujian dan diambil dari padhu paamalai misalnya: “Bajena Irewen
punpugel padhe. Setelah lagu pujian dinaikkan maka jemaat kembali dipersilahkan duduk dan kemudian team pemusik langsung mengubah lagu penyembahan untuk
menghantarkan pengkotbah pada sesi mendengarkan firman yang dilakukan selama +
Universitas Sumatera Utara
40 menit. Banyak hal yang terjadi saat khotbah berlangsung, karena pada umunya jemaat beretnis Tamil maka bahasa yang digunakan dalam khotbah juga beragam
mulai dari bahasa Tamil, Inggris dan kemudian Indonesia. Materi khotbah disertai dengan slide power point yang telah dipersiapkan pengkhotbah sebelumnya, seperti
menyerupai presentasi seminar mengingat jemaat di GAHT Medan berlatar belakang bukan beragama Kristen maka penyampaian khotbah harus bisa dicerna kepada
jemaat agar tidak salah arti khotbah juga diselingi oleh ilustrasi ataupun kesaksian dari beberapa jemaat yang merasakan berkat jamahan Tuhan. Kemudian selingan
khotbah Pastor Moses juga mengajak jemaat untuk bernyanyi lagu yang mereka belum ketahui agar menjadi tambahan lagu baru lagi bagi jemaat.
Selesainya khotbah disampaikan dan ditutup dengan doa maka masuk pada bagian memberi persembahan. Lagu yang dipakai pada bagian ini adalah kirie Elison
setelah melakukan penyembahan dan pengampunan dosa. Setelaha selesai kembali worship leader mengangkat sebuah pujian, sebelum bernyanyi worship leader
mengatakan :” Mari saudara semua kita memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan” dan sambil bernyanyi jemaat silih berganti datang kedepan dengan membawa
perembahan berupa uang yang telah dimasukkan kedalam amplop yang sudah disediakan oleh gereja, kemudian didepan altar telah disediakan keranjang khusus
untuk tempat persembahan. Kemudian setelah ditutup dengan doa persembahan, jemaat kembali
dipersilahkan duduk untuk mendengarkan warta jemaat sepekan yang dibacakan oleh
Universitas Sumatera Utara
pengerja, dan worship leader bertanya kepada jemaat, “Adakah diantara bapakibu dan saudara sekalian yang baru pertama kali menghadiri ibadah di tempat ini
digereja ini, tolong lambaikan tangan saudara?” jika ada maka para usher yang bertugas akan mendatangi jemaat yang baru tersebut sambil menyalami dan
memberikan kertas yang akan diisi data jemaat baru meliputi alamat, nomer telfon yang dapat dihubungi oleh pelayanan doa. Sementara itu worship leader mengatakan
pada jemaat, “Mari kita beri tepuk tangan kepada Tuhan yang telah memberikan kita jiwa baru”. Jika tidak ada jemaat baru yang datang maka worship leader akan
mengatakan kepada jemaat, “Puji Tuhan kita masih diberikan jemaat-jemaat yang setia, biarlah kita dapat membawa jiwa-jiwa baru.” Kemudiaan worship leader
mempersilahkan Pastor maju ke altar untuk menutup ibadah dan meberikan doa berkat, sambil Pastor Moses mengangkat tangannya sambil mengucap doa :
“Pulanglah dan bawalah damai sejahtera dari Allah Bapa, mulai hari ini sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kali, sampai Maranatha, dan sampai selama-
lamanya, Amin” dan setelah doa berkat ini sejenak semuanya diam untuk doa masing-masing. Setelah selesai makan team pemusikpun kembali menyanyikan satu
puji-pujian dan sesama jemaat saling besalaman.
4.5 Perangkat Pendukung Ibadah