Pasal 19-22 : Tentang Gereja .1 Tentang Gereja

Debat ini terjadi sebelumnya dalam debat antara Pelagius dan Augustinus, dan pada masa Reformasi antara Arminius dan Calvin.

3.3.3.10 Tentang mendapatkan keselamatan kekal karena nama Kristus saja.

Mereka yang dengan berani mengatakan bahwa tiap orang akan diselamatkan oleh agama atau sekte yang mereka percayai, asal mereka hati-hati membentuk hidup mereka menurut agama itu dan terang alam, harus diangggap sebagai terkutuk.Oleh karena Kitab Suci menyatakan kepada kita bahwa hanya melalui Nama Yesus Kristus orang harus diselamatkan. Ini adalah satu-satunya pasal yang memasukkan anatema kutukan. Mungkin bahwa pasal ini mengacu kepada orang Kristen yang percaya bahwa orang-orang dapat diselamatkan tidak hanya dengan nama Yesus, tetapi juga dengan cara yang lain. Pasal ini menitikberatkan bahwa hanya melalui Kristus dapat kita diselamatkan. 3.3.4 Pasal 19-22 : Tentang Gereja 3.3.4.1 Tentang Gereja Gereja Kristus yang kelihatan adalah jemaat yang terdiri atas orang-orang beriman, di mana Firman Allah yang murni diberitakan, dan sakramen dilayankan secara benar menurut ketetapan Kristus di dalam semua hal yang diharuskan-Nya. Sebagaimana Gereja Yerusalem, Aleksandria, dan Antiokia telah menyimpang, demikian juga Gereja Roma telah telah menyimpang, tidak saja dalam hidup mereka dan tata cara ritual mereka, tetapi juga dalam hal-hal yang berkaitan dengan iman. Universitas Sumatera Utara Gereja Anglikan mendefinisikan Gereja dalam cara yang berbeda daripada Gereja Katolik Roma. Pasal ini tidak mengacu pada struktur gereja atau organisasi, tetapi mengikuti ajaran Perjanjian Baru dan menggambarkan gereja sebagai jemaat. Gereja adalah pertemuan yang dikumpulkan bersama-sama untuk mendengar firman Allah dan melayani sakramen-sakramen. Pasal ini mengacu pada gereja yang tampak. Dalam Perjanjian Baru istilah gereja biasanya berarti sekelompok Kristen setempat pada satu tempat. Pasal ini menggunakan istilah gereja dalam artian ini. Penggunaan utama istilah gereja yang lain di dalam Perjanjian Baru berhubungan dengan gereja surgawi, atau gereja kekal. Gereja itu adalah gereja yang berkumpul sekitar Yesus di surga lihat Ibr 12:22-24; Efes 1:22; Kol 1:18 dan lain-lain. Pasal ini menyatakan bahwa hal-hal yang mendefinisikan gereja sesungguhnya adalah: • jemaat, yaitu persekutuan yang bertemu bersama-sama; • gereja itu terdiri atas orang-orang yang mengikuti Kristus dengan setia; • Firman Allah yang murni dikhotbahkan, bukan Firman Allah bercampur ide yang lain; • sakramen-sakramen dilayani dengan baik. Pasal ini tidak menggambarkan sifat gereja nasional. Pasal 34 menambahkan ide-ide lain tentang gereja-gereja nasional. Pasal ini menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma telah berbuat salah dalam hal iman dan juga dalam upacara-upacara. Universitas Sumatera Utara Mungkin ini mengacu pada ajaran dan kebiasaan yang berkaitan dengan antara lain, Misa, pembenaran, dan Api Penyucian.

3.3.4.2 Tentang Otoritas Gereja

Gereja memiliki kuasa untuk menetapkan tata ibadah atau cara beribadah, dan memiliki otoritas dalam hal perselisihan iman. Akan tetapi Gereja tidak berwewenang untuk menetapkan apa pun yang berlawanan dengan Firman Allah yang tertulis, dan juga Gereja tidak boleh menjelaskan satu bagian Kitab Suci sehingga bertentangan dengan bagian lain. Gereja adalah saksi dan pengawal Kitab Suci. Oleh karena itu, Gereja seharusnya tidak memeritahkan apa pun yang melawan Kitab Suci, dan juga Gereja seharusnya tidak memaksa orang mempercayai apa pun yang ditambahkan pada Kitab Suci sebagai hal yang perlu untuk keselamatan. Kalimat pertama pasal ini mungkin ditulis oleh Ratu Elizabeth I. Henry VIII menyatakan sendiri sebagai Penguasa Utama dalam Gereja Inggris, dan Ratu Elizabeth tidak ingin gereja mempunyai lebih banyak kekuasaan daripada yang seharusnya. Jadi pasal ini membatasi kekuasaan Gereja pada hal-hal iman dan upacara-upacara. Pasal 34 dan 37 menjelaskan lebih banyak tentang ini. Kekuasaan Gereja juga dibatasi oleh Kitab Suci. Sebenarnya pasal ini memakai dua kata yang berbeda. Hak dalam hal iman adalah kurang daripada kekuasaan untuk menetapkan undang-undang tentang upacara-upacara, karena kekuasaan yang benar dalam hal iman adalah Alkitab. Gereja bukan pencipta atau penguasa Kitab Suci, tetapi harus menaati yang diajarkan Kitab Suci. Pasal ini juga Universitas Sumatera Utara menggambarkan hubungan antara gereja dan pribadi. Gereja tidak dapat memaksakan kepercayaan pada sesuatu yang melawan Kitab Suci, atau yang merupakan tambahan pada Kitab Suci.

3.3.4.3 Tentang Otoritas Konsili Umum

Konsili Umum tidak boleh dikumpulkan bersama tanpa perintah dan kehendak Penguasa. Dan ketika mereka berkumpul bersama-sama karena mereka adalah perkumpulan manusia, dan tidak semua anggota dikuasai oleh Roh dan Firman Allah mereka dapat menyimpang, dan kadang-kadang memang menyimpang, bahkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Oleh karena itu hal-hal yang mereka putuskan sebagai yang perlu untuk keselamatan, tidak mempunyai kekuatan ataupun otoritas, kecuali jika hal itu dapat ditunjukkan berasal dari Kitab Suci. Konsili Umum diacu di dalam pasal ini termasuk Konsili Besar seperti Nicea, Konstantinopel, dan Kalcedon, dan juga banyak dari Konsili lain yang dipanggil oleh Kekaisaran atau Paus yang berbeda. Istilah Konsili Umum berarti konsili yang mewakili banyak gereja, bukan konsili gereja dari satu Negara saja, atau para bishop yang berhubungan dengan Paus saja. Pada waktu ketika ada tiga Paus, Konsili Konstanz menyelesaikan masalah itu 1415, tetapi kemudian Paus Pius II yang dipilih oleh Konsili itu mengeluarkan keputusan mengharamkan tindakan-tindakan naik banding kepada Konsili Umum. Hal itu berarti bahwa Paus mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi daripada Konsili Umum. Akan tetapi, konsili-konsili masih terjadi, dan digunakan untuk menyetujui ajaran baru oleh Gereja Roma. Universitas Sumatera Utara Konsili terpenting adalah Konsili Trent yang bertemu tiga kali sejak 1545 sampai dengan 1563. Pasal ini menempatkan kekuasaan Konsili di bawah kekuasaan Kitab Suci. Pasal ini juga menyatakan bahwa Konsili harus dipanggil oleh Raja-raja seperti Konsili Besar kuno. Oleh karena itu pasal itu menolak hak Paus untuk memanggil Konsili.

3.3.4.4 Tentang Purgatorium

Doktrin Roma Katolik tentang purgatorium tempat api penyucian, surat pengampunan dosa, beribadah dan pemujaan kepada patung dan reliks, serta berdoa kepada para santo, adalah hal bodoh, yang diciptakan bukan untuk alasan baik, dan tidak didasarkan pada kepastian Kitab Suci, bahkan ditentang oleh Firman Allah. Isi pasal ini lebih besar daripada kesan yang diberikan oleh judul itu. Pasal ini menyatakan empat hal yang Gereja Anglikan anggap bertentangan dengan Kitab Suci. Beribadah dan pemujaan kepada patung dan reliks: Jenazah orang-orang Kristen yang terkenal dianggap membantu orang Kristen biasa, dengan memperbolehkan seorang menerima jasa baik dari orang kudus itu. Menghormati patung-patung santo-santo juga dianggap sebagai cara untuk menerima jasa baik. Kebiasaan ini terkait dengan berdoa kepada santo-santo. Berdoa kepada para santo: Gereja Anglikan mengajarkan bahwa kita tidak perlu meminta orang-orang Kristen yang meninggal dunia untuk mendoakan kita, dan Universitas Sumatera Utara tidak perlu mencari bantuan mereka. Doa-doa itu berlawanan dengan ajaran bahwa Kristus adalah satu-satunya Perantara kita antara kita dan Allah. 3.3.5 Pasal 23-24 : Tentang Pelayanan 3.3.5.1 Tentang Pelayanan di dalam Jemaat