daerah kebun 20 BinjaiTimbang Langkat
Hindu, Buddha, Islam
Kuil Shri Mariamman 21 LangkatPadang Cermin
daerah kebun, Tj Beringin, Selesai daerah
kebun, Tanjung Jati daerah kebun, Tanjung
Pura Hindu, Islam
Kuil Shri Mariamman
22 Lubuk Pakam, Batang Kuis Hindu, Buddha, Islam
Kuil Subramaniam 23 Tebing TinggiKampung
Keling Hindu, Buddha,
Islam Kuil shri Mariamman
24 PertumbukanDeli Serdang Hindu, Islam 25 Kisaran Asahan
Hindu
Tabel 2.1 Pemukiman Orang Tamil di Medan dan Sekitranya Sumber: Zulkifli Lubis
Sebuah laporan menyebutkan bahwa penduduk Tamil yang berjumlah kira- kira 30.000 jiwa di Medan dan sekitarnya, terbagi atas 66 yang menganut agama
Hindu, 28 agama Buddha, 4,5 beragama Katolik dan Kristen; dan 1,5 yang beragama Islam Napitupulu, 1992. Dalam sebuah wawancara dengan Pastor James
Bharataputra Juli 2014, pimpinan Graha Anne Maria Velankanni di Medan, disebutkan bahwa jumlah umat Tamil Katolik di kota Medan saat ini kira-kira 800
orang.
2.2.1 Hindu
Hindu adalah awal agama suku Tamil, namun saat ini suku tamil ada pula yang beragama Islam, Budha, dan Kristen. Mereka pada umumnya lebih terikat oleh
kesatuan berdasarkan kesamaan agama terutama di kalangan penganut Hindu,
Universitas Sumatera Utara
Buddha dan Katolik. Sementara mereka yang beragama Islam lebih cenderung melebur menjadi komunitas muslim dimana mereka bermukim.
4
Hindu berasal dari sebutan orang Persia yang datang ke India. Mereka menyebut sungai Sindhu yang mengalir dari daerah Barat India sampai sungai Hindu.
Ketika agama Islam masuk ke India, kata Hindu muncul kembali dalam bentuk istilah
Hindustan. Untuk orang-orang India yang memeluk agama asalnya mereka disebut orang Hindu. Jadi perkataan Hindu muncul dari perkataan orang-orang asing untuk
menamakan bangsa Dharma atau Thirta. Bagi agama Hindu, baik Hindu Tamil, Hindu Bali, Hindu Jawa, dan Hindu Karo, sumber dari agama mereka adalah Kitab
Suci Weda. Hindu Tamil di Medan merupakan aliran agama Hindu yang dibawa di kota
Medan sekitar abad ke-17 oleh imigran suku Tamil dari Pulau Andaman dan Pulau
Nikobar di Teluk Benggala. Perbedaan antara Hindu Tamil dengan Hindu Bali lebih bersifat budaya. Orang-orang Tamil mengadopsi ajaran Hindu dari India Selatan.
Bahasa yang digunakan dalam ritual-ritual Hindu Tamil adalah bahasa Tamil. Perbedaan lainnya adalah tempat ibadat yang tersendiri dan masing-masing memiliki
hari raya yang berbeda. Misalnya, Hari Raya Dipawali yang biasa diperingati oleh
penganut Hindu Tamil, hal ini berbeda yang dikenal oleh penganut Hindu Bali.
4
Burju Martua Napitupulu, 1992. Eksistensi Masyarakat Tamil di Kota Medan: Suatu Tinjauan Historis 1966-1986. Skripsi Sarjana Sejarah Fakultas Sastra USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya, orang-orang Hindu Tamil tidak mengenal hari Nyepi, Kuningan dan Galungan yang merupakan hari raya yang selalu diperingati oleh orang Hindu Bali.
Meski demikian, penganut Hindu Tamil di Medan tetap memakai buku-buku agama
Hindu yang diterjemahkan atau ditulis dari Bali. Menurut Takari 2013: 12 adalah:
“Oleh Hindu Tamil, Tuhan dimanifestasikan seperti matahari, sedangkan dewa dimanifestasikan sinarnya Jothi. Tanpa adanya matahari maka
sinarnya tidak mungkin ada. Dari ratusan jumlah dewa dalam kepercayaan Hindu, maka ada tiga dewa yang terpenting, yaitu: i Dewa Brahma, bertugas
sebagai pencipta alam semesta; ii Dewa Wisnu bertugas sebagai pemelihara alam semesta; dan iii Dewa Ciwa Syiwa bertugas sebagai pelebur alam
semesta. Dalam menjalankan tugasnya Dewa-dewa tersebut dibantu oleh masing-masing pasangannya
yang diasosiasikan sebagai istrinya. Pasangannya disebut Dewi atau Sakhti. Pasangan untuk masing-masing Dewa
Brahma, Wisnu, dan Syiwa adalah Shri Saraswathi, Shri Mahalecemi, dan Shri Parwathi. Kehidupan para dewa dan dewi ini dilukiskan seperti kehiduan
manusia. Mereka juga memiliki keturunan. Ketiga dewa ini disimbolkan dengan tiga aksara. Dewa Brahma disimbolkan dengan huruf A, Wisnu U, dan
Syiwa M. Jika digabung menjadi AUM, yang mengandung arti keesaan Tuhan yang disebut dalam nama ketiga dewa. Pada dinding atas kuil Hindu Tamil,
selalu tertera simbol AUM dalam aksara Tamil. Di antara ketiga dewa dan tiga sakthi tersebut terdapat dua dewa lagi yaitu Dewa Murughen dan
Ganisha. Dewa Murugen merupakan simbol cahaya dan Ganisha simbol suara. Dengan suara AUM inilah maka alam semesta terjadi, dan cahaya
memberi kehidupan terpelihara.”
Penganut Hindu terhimpun dalam wadah kuil yang di kota Medan secara kultural menyatu dalam Perhimpunan Shri Mariamman Kuil. Shri Mariamman Kuil
yang terletak di Kampung Madras dibangun pada tahun 1884, dan berfungsi sebagai “payung” bagi kuil-kuil lain yang terdapat di sejumlah tempat lain di kota Medan.
Letak bangunan kuil ini menghadap matahari terbit. Adapun konsep matahari terbit menurut ajaran agama Hindu adalah bahwa matahari adalah sinar Tuhan yang
Universitas Sumatera Utara
memberikan kehidupan bagi makhluk hidup di dunia. Hampir di setiap pemukiman warga Tamil dibangun sebuah kuil, yang terbanyak menggunakan nama Shri
Mariamman Kuil
5
. Kuil Shri Mariamman juga menghimpun pemuda-pemudi yang aktif di kuil dalam sebuah perhimpunan muda-mudi kuil. Mereka yang beragama
Buddha terhimpun dalam wadah vihara dan organisasi yang disebut Adi-Dravida Sabah
6
2.2.2 Kristen