Kristen Keagamaan India Tamil Di kota Medan

memberikan kehidupan bagi makhluk hidup di dunia. Hampir di setiap pemukiman warga Tamil dibangun sebuah kuil, yang terbanyak menggunakan nama Shri Mariamman Kuil 5 . Kuil Shri Mariamman juga menghimpun pemuda-pemudi yang aktif di kuil dalam sebuah perhimpunan muda-mudi kuil. Mereka yang beragama Buddha terhimpun dalam wadah vihara dan organisasi yang disebut Adi-Dravida Sabah 6

2.2.2 Kristen

; dan untuk kaum remaja ada organisasi bernama Muda-mudi Buddha Tamil. Komunitas Kristen India di Medan merupakan komunitas Kristen India Tamil yang tergolong masih sangat muda, karena baru muncul beberapa tahun terakhir ini. Walaupun dalam kenyataannya komunitas Kristen India Tamil ini masih baru, tetapi keberadaan mereka di Kota Medan sudah ada jauh sebelumnya dan dapat ditemui diberbagai tempat diseluruh kota Medan. Masyarakat ini berasal dari India Tamil yang merupakan percampuran dari tiga komunitas pemula, yang pertama adalah komunitas tertua yang merupakan kaum atas atau kaya raya, terpandang, dan sangat sulit dijumpai karena jarang keluar rumah. Mereka ini merupakan keturunan raja-raja India yang dikenal dengan nama Cera Cola Pandia. Mereka hanya bisa ditemui ketika ada pernikahan atau pertemuan- 5 Salah satu kuil yang juga sudah tergolong tua adalah Kuil Thandayuthapani, yang didirikan oleh kaum Chettiar pada tahun 1918. 6 Bangsa Dravida merujuk pada orang yang menuturkan bahasa pada rumpun bahasa Dravida. Kebanyakan penutur bahasa tersebut dapat ditemui diAsia Selatan. Orang Dravida lainnya dapat ditemui di sebagian India tengah, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, Afganistan, dan Iran. Bahasa Dravidia yang paling dikenal adalah Tamil Telugu Kannada dan Malayalam Universitas Sumatera Utara pertemuan sesama komunitasnya. Kedua adalah komunitas orang-orang sederhana, bukan keturunan raja-raja India, tetapi bukan pula kelas rendah atau golongan bawah. Posisinya berada di tengah-tengah, biasanya mereka ini bekerja sebagai pebisnis, kantor-kantor, guru, dan lain sebagainya. Ketiga adalah komunitas terakhir yang hadir di kota Medan, yakni kuli-kuli yang datang dari India. Mereka inilah yang seringkali ditemui di setiap pelosok dan gang-gang bahkan pinggiran-pinggiran kota Medan, juga sampai ke pusat kota atau jantung kota Medan. Biasanya mereka bekerja sebagai kuli bangunan atau buruh, pembantu rumah tangga, penjual kue, sopir, dan lain sebagainya. Warga Tamil juga terdapat yang menganut agama Kristen dan Katolik, yang juga memiliki sebuah gereja-gereja seperti Gereja Anglikan Holy trinity dan juga gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1912, yang anggotanya sebagian besar tergolong Tamil Adi – Dravida. Lukman Sinar 2001:76 menyebutkan bahwa sejak tahun 1912 telah ada missionaris Katolik. Khusus untuk orang-orang India Tamil di Medan ada juga sebuah gereja lain yang dibangun pada tahun 1935 oleh seorang Pastor Reverend Father James. Warga Tamil Kristen dan Katolik yang bermukim di sebuah lokasi yang disebut Kampung Kristen. Pastor James Bharata Putra datang ke Indonesia pada tahun 1967 dan bertugas di Medan sejak 1972, saat itu Pastor James Bharata Putra pernah mendirikan sekolah khusus untuk orang-orang India Tamil yang miskin dengan nama Lembaga Sosial dan Pendidikan Karya Dharma. Namun saat ini sekolah itu telah di ambil oleh Yayasan Don Bosco, dan menjadi sebuah sekolah Universitas Sumatera Utara dasar dengan St. Thomas, kemudian Pastor James membeli sebidang tanah di kawasan Tanjung Selamat pada 1979 yang direncanakan untuk tempat pemukiman baru bagi orang-orang Tamil Katolik yang tinggal disekitar Jl. Hayam Wuruk. Pada tahun 2001 Pastor James juga membangun sebuah Kapel untuk umat Tamil Katolik, yang kemudian diresmikan oleh Uskup Agung Medan yaitu Mgr. A.G.P Batubara, OFM, Cap dan disebelah banguan Kapel itu sekarang berdiri sebuah gedung yang dibangun dengan nama Graha Bunda Man Annai Velangkani 7 Dari berbagai riwayat kerajaan Melayu di pantai timur Sumatera dan Malaya banyak sekali menceritakan mengenai hubungan dengan India Selatan Malabar seperti dalam “Hikayat Raja-Raja Pasai”, “Sejarah Melayu” dan lain-lain. Rakyat Pasai sebagian besar keturunan dari Bengal. Raja Islam pertama mereka adalah