berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tinggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”
4.6 Pelayanan Yang Terlibat Dalam Ibadah
Sebuah ibadah yang akan dilaksanakan setiap minggu bukanlah suatu kegiatan instan tanpa persiapan-persiapan sebelumnya. Melainkan sebuah proses
yang yang berlangsung beberapa hari sebelumnya melibatkan banyak orang dan team, agar ibadah tersebut dapat berjalan dengan baik. Team Doa GAHT Medan
mempunyai kegiatan berdoa bersama setiap hari jumat dengan topik yang meliputi global seperti bangsa dan negara, program-program gereja dan keluarga jemaat
terutama yang sedang terkena penyakit ataupun musibah. Doa keliling kerumah jemaat juga merupakan sebuah kegiatan team doa merupakan sebuah peperangan
rohani yang dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat. Selain itu setiap pengerja juga melakukan doa pada pertengahan minggupada hari kamis malam yang disebut
dengan doa pekerja yaitu yang bertujuan doa untuk kelancaran ibadah yang akan dilaksanakan pada hari minggu yang akan datang dan terhadap jumlah kehadiran
jemaat yang datang. Team pemusik juga telah melakukan persiapan ibadah dengan melakukan
latihan musik, yang biasa dilakukan sebelum ibadah dengan melakukan latihan musik, yang biasa dilakukan pada hari sabtu. Mulai dengan pemilihan lagu yang akan
dibawakan, biasanya lagu yang diambil sebanyak 5 lagu diantaranya 3 padhu dan 2 lagu lagi berbahasa Indonesia, Inggris, ataupun lagu batak.
Universitas Sumatera Utara
Ibadah yang dilakukan pada pukul 08:00 minggu pagi, maka seluruh pihak yang terlibat dalam ibadah, seperti koordinator ibadah, petugas operator multimedia
laptop, usher, pembaca warta, pendoa syafaat, singer, worship leader, guru sekolah minggu, pendoa dan pengkotbah yang terlibat langsung dalam ibadah harus hadir 30
menit sebelumnya untuk berdoa bersama-sama agar ibadah dapat berjalan dengan baik. Mereka bersama-sama unity dalam melayani Tuhan, agar ibadah tersebut
berkenan dihadapan Tuhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS STRUKTUR NYANYIAN
PADHU DALAM PERIBADATAN GEREJA ANGLIKAN HOLY TRINITY
5.1 Transkripsi dan Analisis
Nettl dalam tulisannya 1964:99-103 menganggap transkripsi merupakan cara yang baik untuk mempelajari aspek-aspek detail pada suatu musik dengan dua
pendekatan: pertama menganalisa dan mendeskripsikan apa yang didengar, dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat dan menuliskannya di atas kertas dengan suatu cara
penulisan tertentu. Untuk mendapat gambaran tentang fenomena musikal dalam peribadatan pada nyanyian pudhu, maka dilakukan transkripsi terhadap musik yang
dipakai dalam kegiatan peribadatan tersebut. Penulis memilih notasi musik barat sebagai acuan notasi penulisan transkripsi
didasarkan atas dua pertimbangan, yaitu: 1 Notasi ini sudah lazim dikenal dalam dunia musik sehingga secara umum telah dikenal oleh masyarakat luas, khususnya
yang menaruh minat dalam menulis dan membaca tentang musik; 2 Notasi ini memberikan beberapa kemudahan, diantaranya dalam penulisan gerakan melodi
kantur baik menaik atau menurun dapat diketahui dengan jelas, serta membantu dalam kemudahan dalam usaha penganalisaan.
Dalam melakukan penotasian tersebut, penulis memiliki alasan yang mengacu kepada sebuah artikel “The Purpose of Transcription” tulisan Pandora Hopkins di
Universitas Sumatera Utara
dalam Jurnal for The Society of Ethnomusicology 1966 : 316. Dia menyatakan menggunakan sebuah notasi disebabkan adanya sebuah keinginan untuk
menunjukkan bahwa notasi itu sebagai fenomena yang telah memiliki arti bagi pemakainya dan dengan sebuah notasi dapat memberikan materi yang bernilai untuk
sebuah perbandingan. Dengan melihat uraian kategori lagu yang dimainkan pada pembahasan sebelumnya, maka penulis hanya memilih lagu yang digunakan dalam
sebuah peribadatan yang akan ditranskripsikan kemudian dianalisis masing-masing sebuah lagu, yang digunakan pada peribadatan di Gereja Anglikan Holy Trinity
seperti lagu Nirentherem, Yenthe Kaalet-tilum, Bajena Irewen Punpugel Pudhe, Parisuthe Thewen Niire, Kyrie Eleison Tamil.
5.2 Model Notasi