Malligai dan jenazah diletakkan diruang tamu dan kepala jenazah harus berada diarah selatan. Sedangkan disamping jenazah diletakkan Nalwilaku dan Bathi.
Paal Thetital upacara pengumpulan tulang-tulang sesudah 3 hari dari jenazah tersebut dibakar. Tulang-tulang serta abu dimasukkan kedalam periuk tanah dan
setelahnya disiram dengan susu dan air kelapa muda. Untuk penguburan maka seorang pendeta akan meletakkan sebah periuk tanah yang berisi susu yang kemudian
dipecahkan oleh anak laki-laki dari yang meninggal tersebut. Yeddhe yaitu upacara pengiriman doa setelah 7 hari kematiannya.
Karmadi yaitu upacara penyucian diri bagi keluarga setelah 16 hari kematiannya. Upacara ini dipimpin seorang pendeta dilakukan pada pagi hari
sebelum terbitnya matahari. Kawehci yaitu upacara memberikan makanan pada keluarga yang
ditinggalkan. Makanan tersebut dari keluarga dan kerabat yang diberikan untuk menghibur keluarga agar tidak larut dalam kesedihan.
Doa Atma Shanti yaitu upacara yang dilakukan pada setahun setelah meninggalnya sesorang.
2.7 Sistem Pelapisan Sosial Atau Sistem Pengkastaan
Seperti telah dikatakan, sesungguhnya imigran India telah berhubungan dengan bumi nusantara sejak era awal Masehi. Melalui orang-orang India inilah
berkembang agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Pada awalnya, orang India yang berhubungan adalah kelas Brahmana yang diundang oleh para elit lokal Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Mereka diundang karena para elit Indonesia menginginkan pengajaran ilmu-ilmu baru di bidang agama, teknologi, dan ketatanegaraan. Lewat pengaruh India, aneka
bentuk kerajaan di nusantara berkembang. Raja lambat-laun dianggap penjelmaan para Dewa. Mulailah kerajaan menjadi sentral pusat aktivitas raja wilayah-wilayah
sekeliling. Dua bentuk kerajaan yang kental pengaruh India adalah Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh tersebut utamanya berlangsung di lingkup agama, bahasa, dan
konsep-konsep ketatanegaraan termasuk filsafat politik. Sistem pelapisan sosial pada etnik Tamil bersifat tertutup closed social
stratifications, hal ini jelas terlihat dalam sistem perkastaan mereka yang didasarkan pada jenis pekerjaan. Sistem kasta mereka tersebut memiliki ciri-ciri antara lain :
bahwa keanggotaan digolongan tersebut berdasarkan kelahiran, perkawinan dengan orang diluar golongan tersebut dilarang dan melarang pergaulan dengan golongan
yang lebih rendah. Kemudian setiap golongan memiliki kedudukan sosial yang sangat tajam batasan-batasannya, sehingga etnik Tamil lahir dan mati dalam golongannya
dan sepanjang hidupnya tidak dapat dirubah kodrati. Kasta menurut Dubois 2002: 15 :
“ The word case is derived from the Portuguese and is used in Europe to designate the different tribes or classes into which the people of India are
didided. The most ordinary classification, and at the same time the most ancient, divides them into four main castes. The first and the most
distinguished of all is that of Brahmana, or Brahmis; the second in rank is that of Kshatriyas, or Rajahs; the third the Vaisyas, or Landholders and Merchants;
and the fourth the Sudras, or Cultivators and Menials.”
Universitas Sumatera Utara
Sistem perkastaan pada etnik Tamil, pada umumnya timbul akibat perbedaan asal dan warna kulit, ketika pada tahun 1500 SM bangsa Arya memasuki India
10
. Bangsa Arya ini berkulit putih dan berbahasa Sanskerta. Kemudian bangsa Arya
menyerang bangsa Dravida dan berhasil menaklukkan bangsa Dravida sehingga akhirnya bangsa Dravida terdesak ke sebelah selatan India.
Kulit mereka lebih putih dibandingkan dengan penduduk asli.
Dari adanya ras berkulit putih yaitu Arya dan berkulit hitam Dravida, maka penduduk India sampai sekarang ini adalah hasil
percampuran keduanya. Warna kulit ini selanjutnya dijadikan dasar penggolongan masyarakat yang disebut kasta. Semakin terang warna kulitnya maka semakin tinggi
kastanya, demikian pula sebaliknya. Dari sinilah timbulnya kasta agar keturunan dan
warna kulit bangsa Arya tetap terjaga dan tidak bercampur-baur dengan penduduk asli, yaitu bangsa Dravida.
Menurut Harahap 2012 : 21-22 Konsep kasta pada etnik India dianalogikan sebagai tubuh manusia yaitu Kepala, Badan, Perut dan Kaki Menurut urutan kasta
pada etnik India Tamil tersusun dari atas kebawah, yaitu sebagai berikut: 1.
Brahmana, yaitu kasta para pendeta agama Hindu yang merupakan lapisan tertinggi pada masyarakat.
2. Ksatria, yaitu kasta para bangsawan dan tentara
3. Waisya, yaitu kasta para pedagang dan kasta ini dianggap sebagai
kelompok lapisan menengah pada masyarakat
10
Jenis kasta tidak terbatas pada beberapa jenis saja melainkan jenis kasta berdasar pada jenis pekerjaan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
4. Sudra, yaitu kasta yang dimiliki oleh kebanyakan atau rakyat jelata
5. Di dalam sistem kasta terdapat kelompok yang masyarakat yang tidak
memiliki kasta atau budak. Adapun mereka yang tidak berkasta disebut kaum Paria.
Kasta pada masyarakat India ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Keanggotaan pada kasta diperoleh karena keturunan atau warisan 2.
Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup karena seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila dia dikeluarkan dari
kastanya 3.
Perkawinan bersifat endogem, artinya harus menikah dengan orang yang punya kasta sama
4. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas
5. Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta tertentu, terutama nyata dari
nama kasta 6.
Kasta diikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan 7.
Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan Kepala merupakan saluran buah pikiran, hal ini berarti bahwa golongan ini
merupakan Guru dari rakyat yang dianggap sebagai golongan yang tertinggi, mereka inilah yang merupakan golongan Brahmana atau Brahmin yang termasuk dalam
golongan bangsawan dan pendeta. Dalam masyarakat Tamil golongan tersebut lebih dikenal dengan sebutan Pahpah. Badan diasumsikan sebagai golongan yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
kewibawaan, cinta tanah air serta memiliki bakat untuk memimpin dan mempertahankan negara dan umat manusia berdasarkan Dharmanya, golongan ini
disebut Ksatria yang berhak memimpin pemerintahan. Sementara Perut merupakan golongan yang memiliki watak tekun terampil, cermat dan keahlian serta bakat
kelahirannya untuk menyelenggarakan kemakmuran negara dan kemanusiaan. Tugas- tugas mereka yang utama adalah mengusahakan pertanian, peternakan dan
perdagangan. Mereka ini disebut golongan Waisya, Sedangkan Kaki
merupakan golongan pelayan atau pekerja kasar, kuli. Golongan ini biasanya menjadi pelayan
bagi golongan-golongan lainnya, mereka disebut Selain keempat golongan diatas, sebenarnya masih ada golongan dalam
perkastaan etnik Tamil yang tidak masuk kedalamnya. Mereka ini disebut dengan golongan
Shudra.
Outcaste yang sering disebut golongan Paria. Mereka adalah pemukul tambur yang terbuat dari kulit sapi. Golongan ini merupakan golongan terendah pada
etnik Tamil. Sedangkan sistem pelapisan sosial yang didasarkan pada jenis pekerjaan
merupakan aneka warna dalam ajaran agama Hindu. Ini berarti beragam golongan yang muncul berdasarkan jenis pekerjaannya seperti, contoh : kaum Chettiars yang
berprofesi sebagai pembunga uang dan pedagang disebut golongan Chetti, yang berprofesi sebagai tukang pangkas disebut Pariari, golongan Bhattar merupakan
golongan yang mempunyai keahlian dalam pembuatan aksesoris atau perhiasaan dari emas. Velllalars dan Mudaliars merupakan golongan petani yang terlibat dalam
usaha dagang.
Universitas Sumatera Utara
Pada etnik Tamil golongan-golongan sosial tertentu yang berhasil dalam perekonomian maka golongan tersebut dapat naik ketingkat
atau golongan sosial yang lebih tinggi, seperti golongan Kallen, Marrewen dan Agemudien
yang merupakan golongan petani dan pedagang, mereka bisa naik ke level yang lebih
tinggi bila berhasil dalam tingkat perekonomian mereka dan akan berubah menjadi golongan Wellalen atau
golongan yang setara dengan Pillay Golongan Bangsawan
11
Golongan .
Paria pada etnik Tamil merupakan golongan terdiskriminasi dan termajinalkan oleh bangsa Arya. Mereka ini adalah Adi-Dravida
Sistem pelapisan sosial pada etnik Tamil pada masa sekarang secara perlahan dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak diterapkan lagi. Meskipun ada golongan-
golongan tertentu yang masih menjalankan sistem perkastaan tersebut. menurut mereka itu sudah tidak sesuai lagi dimasa sekarang, bukti bahwa sistem perkastaan
itu sudah tidak diterapkan lagi terlihat dari banyaknya individu etnik Tamil yang unseeable untuk
mengelakkan perbedaan kasta yang mencolok maka banyak dari mereka yang pindah ke agama Kristen Katolik dan Budha. Pada masa sekarang sebagian dari golongan ini
sudah lebih baik taraf hidupnya dibandingkan dengan golongan-golongan lain yang terdapat dalam etnik Tamil, seperti diterimanya mereka bekerja pada instansi
pemerintah maupun swasta.
11
http:siwa-kumar.blogspot.com201101pluralitas-tamil-di-kota-medan.html
Universitas Sumatera Utara
melakukan perkawinan antar golongan atau diluar golongan mereka sendiri. Selain itu, golongan Brahmin sudah tidak banyak lagi di masyarakat Tamil, hal ini terlihat
dari banyaknya pendeta yang tidak berasal dari golongan
2.8 Mata pencaharian Masyarakat Tamil di Medan.