Liturgi Gereja Analisis Musik Dan Teks Padhu India Tamil Dalam Liturgi Anglikan Holy Trinity Di Medan

BAB IV SISTEM LITURGI DAN TATA CARA PERIBADATAN

GEREJA ANGLIKAN HOLY TRINITY MEDAN

4.1 Liturgi Gereja

Kata ‘liturgi’ berasal dari bahasa Yunani ‘leiturgia’ yang memiliki akar kata ‘leitos’ umat dan ‘ergon’ Liturgi bukan dipilih atau dilakukan perorangan atau bahkan para petugas resmi Gereja, tetapi seluruh umat atau ”jemaat”. Liturgi digunakan untuk menata untuk menyembah dan memuliakan Tuhan bagi umatNya yang percaya, liturgi diciptakan berlandaskan pertimbangan semua faktor yang memainkan peranan dalam sebuah peribadatan baik dalam pemilihan sebuah lagu, maupun petugas acara dalam peribadatan. Berbeda dengan sebuah persekutuan, persekutuan menggunakan metode yang lebih bebas dan mengacu kepada persekutuan antara orang percaya fellowship tugas pelayanan. liturgi adalah tugas pelayanan untuk umat agar umat Allah bisa beribadah dengan baik dan benar kepada Allah yang mereka sembah. Dalam Septuaginta Kitab Perjanjian Lama kata ’liturgi’ berarti tugas imam untuk pelayanan mezbah atau penataan tugas iman dalam bait Allah. Dalam kitab Perjanjian Baru diartikan sebagai tugas imam, tugas Imam Besar Kristus, tugas beribadah dan lain sebagainya. Kemudian pada masa Reformasi abad 16, dipengaruhi oleh Gereja Anglikan, kata liturgi dipakai kepada pemahaman yaitu penataan tata ibadah di dalam Gereja. Universitas Sumatera Utara sedangkan dalam Gereja ada kebaktian yang merupakan sebuah tata ibadah yang khusus dengan sebuah pemahaman Teologia gerejawi dalam tata ibadah tersebut. Melalui liturgi, jemaat dapat memuji dan memuliakan Allah atau yang disebut juga menghadap Tuhan Yesus Kristus di mana umat memuji Dia, berdoa dan mengakui kepercayaannya serta mendengarkan Allah berbicara. Inilah pandangan awal dari sebuah teologia liturgi, pada awal sebuah gereja liturgi ini mengalami perkembangan yang terus menerus sampai kepada Gereja masa kini. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pola liturgi 15 15 mimbarbinaalumni.blogspot.com...seri-gereja-02-2009 : Theology of Liturgy Tiopan Manihuruk . Faktor pertama dan paling dominan dan mutlak adalah Alkitab. Hal ini disebabkan karena Alkitab merupakan sarana menentukan ajaran, suasana, sifat dan unsur kebaktian. Kedua adalah ajaran Gereja. Hal ini bersifat mutlak karena berdasarkan Alkitab, dogmatis, pengakuan iman, dan sakramen. Ketiga adalah hukum Gereja. Hukum Gereja ini bersifat mutlak karena merupakan peraturan persekutuan dan tata Gereja dan juga adanya kesatuan dalam persekutuan Gereja-Gereja misalnya Gereja-Gereja dibawah naungan PGI. Keempat, sejarah Gereja juga membentuk pola liturgi. Sejarah Gereja berkaitan dengan tanggung-jawab historis ajaran dan keterkaitan dengan ‘nenek moyang’ Kristen tradisi. Kelima, Liturgi juga dipengaruhi oleh panggilan misioner dimana orang senang, tertarik dan mau tinggal untuk menikmati dan mengerti ibadah yang sedang berlangsung. Keenam, liturgi juga dipengaruhi Kebudayaan. Misalnya, Universitas Sumatera Utara suku India Tamil ketika bernyanyi selalu menggerakkan tubuh mereka. Hal ini berbeda dengan orang Batak. Ada beberapa proses liturgi yang terjadi di dalam budaya, yaitu: 1. Inkulturasi liturgi yaitu proses membawa sesuatu ke dalam budaya. 2. Akulturasi yaitu pertemuan dua kebudayaan di mana terjadi dominasi yang satu terhadap yang lain. Hal inilah yang dibawa oleh Nomensen dan misionaris Eropa ke tanah Batak. Banyak terjadi alkulturasi dimana budaya Batak disingkirkan dari ibadah dan digantikan dengan budaya dari Eropa. 3. Akomodasi yaitu tindakan penyesuaian diri liturgi dengan budaya di mana ia hadir selama hal itu tidak bertentangan dengan Alkitab, yaitu dunia kekafiran. 4. Possessio yaitu mengambil sebagai milik kontras dengan akomodasi. Tidak ada kompromi kekristenan dengan kekafiran untuk mencegah sinkretisme. Proses ini dominan dipakai oleh Kharismatik dan Injili sedangkan Ilkulturasi sering dipakai oleh Katolik. 5. Kontekstualisasi yaitu ada penyesuaian dengan teologi atau budaya setempat. Misalnya Gereja-Gereja Katolik di Jawa memakai Blankon dan Batik dan penataan liturginya memakai budaya Jawa. Universitas Sumatera Utara

4.2 Liturgi Gereja Anglikan Holy Trinity