BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyanyian dalam sebuah tata cara liturgy peribadatan Gereja merupakan media bagi jemaat untuk mengucap syukur atas segala anugerah Tuhan terhadap
manusia dan alam semesta. Nyanyian bagi Gereja juga menjadi media pengaminan akan karya agung Yesus Kristus yang melepaskan manusia dari belenggu dosa dan
menjadi indikator yang penting dalam peribadatan. Proses pengaplikasian nyanyian dalam sebuah peribadatan sering sekali disampaikan melalui sebuah musik iringan
yang di syairkan dalam sebuah doa yang dapat melahirkan suasana penuh hikmat dalam pelaksanaan liturgi Gereja.
Padhu
1
Padhu memiliki peranan penting sebagai salah satu media pemujaan terhadap Tuhan. Hal ini menunjukan bagi suku Tamil pemujaan adalah sesuatu yang mutlak
padhe adalah sebuah nyanyian untuk sebuah peribadatan suku Tamil dalam bahasa India, untuk menyatakan sebuah pujian atau penyembahan kepada
Tuhan dalam sebuah peribadatan di Gereja Anglikan Holy Trinity. Gereja Anglikan Holy Trinity yang terletak di kota Medan adalah sebuah Gereja suku Tamil yang
berasal dari Negara India. Gereja Anglikan Holy Trinity sering sekali menggunakan Padhu dalam proses peribadatannya.
1
Istilah ini akan dipakai dalam penelitian ini untuk menyatakan nyanyian India Tamil.
Universitas Sumatera Utara
dan merupakan tujuan dari setiap nyanyian untuk melakukan peribadatan. Hal ini dilakukan bukan saja dengan mulut melalui sebuah nyanyian, tetapi juga dengan hati,
pikiran, dan kemauan dimana segenap diri ditujukan memuji dan memuliakan Tuhan. Hal ini menunjukan bahwa padhu atau nyanyian bagi suku Tamil dalam tata cara
peribadatan adalah sebagai ungkapan syukur atas besarnya karya Tuhan. Padhu bagi suku Tamil adalah nyanyian yang mencakup melodi dan
harmoni yang membuat kata-kata menjadi lebih hidup, tulus, dan lebih bersungguh- sungguh. Terlebih lagi sebuah nyanyian yang dibawakan dengan teknik vokal yang
baik dan maksimal akan memunculkan ekspresi yang yang tepat dan sesuai bagi seorang jemaat. Oleh karena itu untuk dapat menyanyikan lagu Gereja dengan
ekspresi yang baik, dibutuhkan upaya menginterpretasi nyanyian melalui makna syairnya.
Padhu bagi suku Tamil terdiri dari 5 lima bagian: Kirtena yaitu nyanyian tradisional India Tamil yang tidak tersusun dalam notasi barat, dapat dikatakan
sebuah nyanyian dari rakyat India Tamil, Bajena yaitu nyanyian yang dinyanyikan dengan cara bersahut-sahutan Resitativo, Tuthi padhu yaitu jenis nyanyian puji-
pujian atau penyembahan yang sifatnya kepada pemujaan kepada yang maha Agung, Sanggirdena yaitu jenis nyanyian mazmur yang meriah dan biasanya diikuti oleh tari-
tarian, Paamalai yaitu jenis lagu puji-pujian India Tamil yang sudah tersusun dalam bentuk notasi barat, kemudian disusun kedalam buku Hymnal.
Universitas Sumatera Utara
Padhu atau nyanyian yang berbahasa suku Tamil tidak diaplikasikan seluruhnya dalam sekali ibadah, namun dipilih oleh pemimpin pujian worship
leader
2
Terlebih lagi Gereja Anglikan Holy Trinity menggunakan nyanyian Padhu, ketika melakukan kegiatan dalam acara besar seperti merayakan hari Ibu, Natal, dan
Paskah atau 1 satu minggu setiap 1bulan diadakannya ibadah yang bernuansa budaya suku Tamil. Dengan demikian padhu lebih sering dipakai dibandingkan
dengan lagu yang lain. Padhu sering sekali diiringi oleh alat musik tradisional India Tamil seperti Tabla, Biola, sitar dan alat musik lainnya yang dipakai sesuai dengan
karakteristik Gereja yang melakukan peribadatan dengan mengaplikasikan peran budaya dalam penerapannya. Hal ini dilakukan untuk mengajak lebih banyak lagi
masyarakat India Tamil agar mau dan tertarik untuk datang mengikuti ibadah dan mendengarkan firman Tuhan secara keKristenan.
yang bertugas. Biasanya padhu diambil 2 dua atau 3 tiga lagu saja untuk peribadatan Gereja Anglikan Holy Trinity sesuai dengan tema peribadatan pada tiap
minggunya, baik pada tuthi padhu lagu yang ceria biasanya bertempo cepat, Pamalai untuk sebuah penyembahan, dan Bajena yang dilakukan bersahut-sahutan biasanya
dilakukan dalam doa yang dibawakan dalam sebuah lagu, selebihnya adalah lagu yang berbahasa Indonesia dan dicampur dengan lagu yang berbahasa Inggris.
Dalam setiap peribadatan di Gereja Anglikan Holy Trinity seluruh nyanyian dihimpun dalam suatu buku lagu buku kumpulan nyanyian rohani. Buku lagu
2
Dalam lingkungan ibadah di Gereja Anglikan Holy Trinity ini istilah worship leader dipakai untuk menyebut pimpinan pujian, sehingga kedepannya peneliti akan menggunakan istilah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
tersebut dilengkapi dengan lirik dan notasi, lagu-lagu tersebut dimainkan dengan iringan alat musik seperangkat band, terkadang dapat berisi notasi musik iringan
secara lengkap untuk seluruh nomor lagu yang ada pada buku lagu Gereja Anglikan Holy Trinity. Hal ini memiliki kesamaan terhadap buku lagu di Gereja lainnya seperti
Katholik buku kidung jemaat, Huria Kristen Batak Protestan HKBP yaitu buku ende, Gereja Bethany Indonesia GBI yaitu Kidung Jemaat, Gereja Protestan
Indonesia Barat GPIB Mazmur, Kidung Jemaat, Kidung Muda-mudi, Kidung Ceria maupun Gita Bhakti.
Nyanyian ibadah dan musik gereja merupakan dua jenis kegiatan yang sering digunakan dalam peribadatan Jemaat. Fungsi nyanyian ibadah dan musik dalam
sebuah peribadatan untuk melayani jemaat yang ingin memuji dan memuliakan Tuhan. Nyanyian bagi India Tamil di Gereja Anglikan Holy Trinity lebih kepada
mengungkapkan isi hatinya dan perasaannya melalui sebuah nyanyian, umat mengungkapkan kesiapannya menghadap Tuhan, mengaku dosa, memohon
pengampunan, mengucap syukur serta memohon berkat dan penyertaan Tuhan. Nyanyian dalam ibadah adalah nyanyian umat bukan nyanyian satu atau sekelompok
orang. Oleh sebab itu dalam hal menyanyikan sebuah lagu, nyanyian umat harus lebih diutamakan khususnya padhu dalam peribadatan di Gereja Anglikan Holy Trinity
suku India Tamil. Musik Gereja merupakan ekspresi ungkapan isi hati manusia terhadap Tuhan
di dalam ibadahnya dengan suara maupun alat instrumen sebagai penunjang suara
Universitas Sumatera Utara
hati umat. Setiap orang mempunyai berbagai ekspresi emosi, dimana ekspresi emosi umat itu memerlukan sebuah saluran. Saluran bagi ungkapan emosi manusia dapat
berupa gerakan badan atau vokal. Mazmur 95 : 2 “Biarlah kita menghadap wajah- Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.”
Jadi tekanan untuk datang mendekat kepada Allah melalui nyanyian atau musik itu mendapat tekanan yang sangat sentral dan utama. Allah berkenan menganugerahkan
nyanyian dan musik agar kita dapat menggunakannya untuk mengungkapkan ekspresi dan kreatifitas kita dalam menyembah dan memuji kemuliaan-Nya di dalam ibadah
kita kepada-Nya. Alkitab menganjurkan agar umat Kristen menyanyikan mazmur, nyanyian rohani dan puji-pujian bagi Tuhan seperti yang terdapat dalam Efesus 5:18-
21, Kolose 3 : 16, I Korintus 14:15, dan Yakobus 5 : 13. Nyanyian ibadah musik itu lahir dari pengalaman spiritual manusia. Ayat-ayat inilah yang menjadi pedoman bagi
suku India Tamil dalam melakukan peribadatan melalui sebuah nyanyian di Gereja Anglikan Holy Trinity.
Gereja Anglikan Holy Trinity adalah sebuah gereja yang menganut agama Kristen bagi suku Tamil, dengan tata cara ibadah yang menggabungkan peribadatan
Gereja Khatolik dan Protestan. Hal ini terlihat dari tata cara peribadatannya. Persamaan peribadatan Gereja Anglikan Holy Trinity dengan peribadatan Gereja
Khatolik melalui penyembahan yang dilakukan dengan bersujud dilantai untuk berdoa kepada Tuhan. Kemudian nyanyian doa yang dilakukan secara bersahut-
sahutan Resitativo antara jemaat dengan pastor manjadi bagian yang sama dalam
Universitas Sumatera Utara
peribadatan antara Gereja Khatolik dan Gereja Anglikan. Nyanyian doa yang bersahut-sahutan tersebut bagi suku tamil disebut dengan bajen atau Bajena. Bajena
digunakan terhadap peribadatan suku Tamil yang beragama Kristen dengan menyembah Yesus Kristus dan sebuah ritual suku Tamil yang beragama Hindu
dengan menyembah Dewa. Terlebih lagi persamaan Gereja Anglikan terhadap peribadatan Gereja
Protestan yang dilakukan secara berdiri, bertepuk tangan, menari serta melompat dalam pemujaannya, menjadi persamaan yang cukup jelas terlihat pada Gereja
Anglikan Holy Trinity, serta alat musik yang menggunakan band seperti keyboart, gitar, bass dan drum, uniknya memiliki persamaaan terhadap pemimpin
penyembahan Song Lidear dan beberapa penyanyi di mimbar sebagai penyanyi latar backing Vocal.
Permasalahannya adalah Gereja Anglikan Holy Trinity tidak mengakui persamaan tersebut dan menyatakan bahwa gereja suku Tamil memiliki tata cara
ibadah tersendiri untuk memuji memuliakan Tuhan Yesus Kristus melalui sebuah budaya, tanpa melihat prosesi ibadah Gereja Khatolik dan Prostestan. Gereja
Anglikan Holy Trinity menggunakan dua bahasa dalam peribadatannya yaitu bahasa India suku Tamil dan bahasa Indonesia.
Istilah Anglikan berasal dari bahasa Latin abad pertengahan Ecclesia Anglicana yang berarti Gereja. Berpusat di Negara Inggris untuk memasyarakatkan
Denominasi agama Kristen melalui sebuah tradisi dengan tata cara dan konsep
Universitas Sumatera Utara
Teologis yang dikembangkan oleh Gereja yang cukup besar dan mumpuni. Anglikan merupakan sebagai bagian dari Gereja yang Esa, Kudus, Katolik, dan Apostolik dan
bersifat Katolik dan pada saat yang sama juga Reformatoris. Bagi beberapa pemeluknya, Gereja ini mewakili Katolisisme tanpa seorang paus, Gereja ini juga
mewakili Protestanisme, identitas dirinya ini mewakili suatu kombinasi dari keduanya. Gereja Anglikan Holy Trinity merupakan salah satu dari bagian Komuni
Anglikan. Gereja adalah komunitas yang saling berbagi dengan setiap orang dengan
memberi sesuai dengan kemampuannya. Gereja adalah tempat setiap orang dalam menemukan belas kasih dan saling menerima. Gereja menjadi sebuah wadah
komunitas penyembuhan yang mendorong tiap orang untuk menjadi manusia seutuhnya dan sempurna. jika semua anggota menyadari bahwa situasi hidup mereka
yang kurang baik ini adalah bagian dari kasih karunia Allah maka dengan mengalami anugerah kesembuhan Spirit dari Allah, setiap anggota dapat menjadi saluran berkat
yang luas bagi mereka yang membutuhkan. Dalam komunitas yang saling memberi semangat dan mendidik banyak
anggota atau jemaat mengalami perkembangan fisik dan psikologi. Sehingga pada akhirnya kekerasan dan masalah apapun yang menyangkut bagi seorang jemaat
sesungguhnya itu merupakan penyakit bagi orang lain dapat diatasi secara baik. Sebagai suatu komunitas penyembuhan gereja tidak bersaing dengan agama lain, atau
suku lainnya, sebab gereja memiliki potensi yang besar untuk memberi tempat bagi
Universitas Sumatera Utara
dimensi sosial dan spiritual religius bagi manusia maupun dimensi fisik dan psikologis.
Demikian pula dari persoalan yang terjadi pada Jemaat Gereja Anglikan Holy Trinity pada hakekatnya mereka memiliki sebuah kebutuhan yang sepenuhnya tidak
terpenuhi. Bila dilihat secara psikologi dan spiritual kebutuhan manusia yang pertama adalah kebutuhan diri, dimana terkandung kebutuhan untuk mendapatkan harapan,
kebutuhan untuk memperoleh dukungan, semangat, dorongan dan motivasi. Kebutuhan untuk beradaptasi dalam situasi yang menimbulkan ketergantungan,
kebutuhan untuk memperoleh martabat pribadi kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan, kebutuhan untuk menerima dan mempersiapkan kematian, serta kebutuhan
untuk bersyukur. Kebutuhan yang pertama ini sangat menyangkut kondisi mereka yang berasal dari suku India, sehingga juga mempengaruhi persoalan yang terjadi
dalam bidang sosial. Kebutuhan akan Tuhan pada suku Tamil, Kebutuhan bahwa Tuhan itu ada,
kebutuhan bahwa Allah masih ada pada sisiku dan sisi mereka, kebutuhan untuk menyadari kehadiran Allah melalui segala sesuatu yang dilihat, dirasakan dan
dihayati, kebutuhan untuk melayani melalui kasih Allah yang tak bersyarat, kebutuhan untuk berdoa baik untuk diri sendiri maupun orang lain, kebutuhan untuk
melayani Tuhan adalah hal yang yang sangat diprioritaskan dalam ibadah Gereja Anglikan Holy Trinity suku Tamil.
Universitas Sumatera Utara
Terlebih lagi kebutuhan terhadap orang lain. Dimana terkandung kebutuhan akan persekutuan, mencintai dan melayani orang, mengakui kesalahan dan
mengampuni orang lain, mempersiapkan kehilangan. Untuk itu perlu dipaham bersama bahwa hidup ini tidak menjanjikan kita lepas dari masalah, bahkan cinta
yang kita milikipun penuh tantangan. Segala kesehatan dan ketidaksehatan kita juga persoalan yang terjadi adalah persoalan rahani. Begitu juga dengan kehidupan rohani
tidak menjanjikan kita lepas dari masalah, adalah pola pikir Jemaat pada Gereja Anglikan Holy Trinity.
Gereja Anglikan Holy Trinity adalah sebuah tempat peribadatan agama Kristen suku Tamil yang telah berpindah kepercayaan dari agama Hindu pada agama
Kristen. Gereja Anglikan Holy Trinity ini berpusat di Singapura dan mempunyai cabang didaerah maupun beberapa Negara lainnya, seperti Singapura, Inggris, Hanoi,
Kuching, Sabah, Malaysia, Brunei, Sarawak, dan lainnya. disetiap ibadah yang dilaksanakan tidak ada yang bernuansa kebudayaan, hanya di Gereja Anglikan Holy
Trinity di Kota Medan ini yang satu-satunya menggunakan konsep kebudayaan dalam peribadatannya.
Pastor Moses Alegesan, MA adalah seorang pimpinan tertinggi di Gereja Anglikan Holy Trinity Medan, Pastor Moses dibesarkan dan dididik dalam sebuah
budaya India suku Tamil dalam agama Hindu. Pastor Moses sangat berperan aktif terhadap penyebaran agama Kristen bagi suku Tamil di India. Pastor moses juga
menggunakan budaya India Tamil yang berupa bahasa, musik atau nyanyian padhu
Universitas Sumatera Utara
dalam peribadatan-peribadatan untuk memuji Tuhan dalam agama Kristen di Gereja Anglikan Holy Trinity. Komunitas masyarakat India Tamil sangat taat dengan agama
asli mereka, yaitu agama Hindu. Masyarakat Kristen India Tamil sebagian menganut Katolik dan Kristen protestan, serta Kristen Anglikan. Gereja-gereja di kota Medan
dan sekitarnya telah mengakui keberadaan mereka khususnya kepada mereka yang sudah menganut agama Kristen.
Jemaat India Tamil di Gereja Holy Trinity Anglikan memiliki hubungan yang baik antar Gereja dengan Gereja-gereja lainnya seperti Methodist, GKII, Khatolik dan
juga Kharismatik. Mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian yang diadakan Gereja Anglikan maupun gereja lainnya. Bahkan tidak jarang dalam kegiatan keGerejawian
yang diadakan di kota Medan, Gereja ini diundang secara khusus untuk menampilkan sebuah pujian dan persembahan melalui tarian India dan musik-musik Rohani Kristen
yang berciri khas India Tamil. Masyarakat Kristen India Tamil di Gereja Anglikan Holy Trinity sebagian
besar tetap aktif dalam menjalankan beberapa ritual adat dalam suku Tamil yang sesuai dengan ajaran Kristen pada dasarnya. Seperti upacara kematian, yang
digabungkan dengan liturgi Gereja Anglikan. Sehingga hubungan antara agama serta adat budaya masih melekat erat walaupun mereka sudah menjadi Kristen. Namun
sebagian permasalahan kondisi demikianlah hubungan masyarakat Kristen India Tamil dengan sesama sukunya yang masih menganut agama Hindu pun mengalami
banyak masalah.
Universitas Sumatera Utara
Suku India Tamil yang memiliki fanatik terhadap sebuah keagamaan, dimana jika seorang dari suku Tamil beragama Hindu berpindah agama dimana itu sebagai
agama asli dari budaya dan adat istiadat mereka menjadi agama Kristen, atau agama lainnya seperti Islam dan budha, mereka sudah tidak dianggap orang India Tamil dan
tidak dapat mengikuti acara adat, budaya dari kesukuan Tamil sendiri. Hal ini dikarenakan perpindahan sebuah agama adalah sebuah penyimpangan dari norma
adat-istiadat bagi nenek moyang mereka sebagai orang India. Permasalahan ini hanya jika mereka tetap beragama Hindu, mereka akan tetap diakui dalam komunitas suku
Tamil. Ironisnya tindakan seperti inilah akhirnya menimbulkan banyak konflik. baik antara masyarakat Kristen India Tamil dengan masyarakat India Tamil yang
beragama Hindu. Sebagaimana dikemukakan penulis terhadap pengaruh musik dan nyanyian
padhu terhadap peribadatan di Gereja Anglikan Holy Trinity kesukuan Tamil di kota medan, menjadi hal yang akan di teliti oleh penulis, keberadaan musik dan nyanyian
memiliki peranan yang sangat penting digereja Anglikan Holy Trinity tesebut. Musik berperan sebagai media atau sarana bagi jemaat untuk memuja, menyembah,
memuliakan, mencurahkan isi hati dan mengucap syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan keselamatan yang diberikan kepada seluruh umat manusia. Nyanyian
Gereja merupakan jalan atau cara bagi manusia untuk secara langsung dapat mengucapkan isi hatinya atas segala rahmat, anugerah dan berkat Tuhan kepada
segenap manusia. Getaran jiwa atau jeritan hati, kerinduan, dan kebahagiaan setiap
Universitas Sumatera Utara
individu yang disampaikan melalui sebuah nyanyian dengan iringan musik atau tanpa iringan musik acapella, nyanyian yang dibawakan dan ditampilkan dengan teknik
vokal yang baik secara maksimal, dengan sendirinya akan memunculkan ekspresi yang yang tepat sesuai dengan jiwa nyanyian. Oleh karena itu untuk dapat
menyanyikan sebuah lagu gereja dengan ekspresi yang baik, dibutuhkan latihan- latihan yang teratur dan berkesinambungan yang berlanjut dengan upaya
menginterpretasi nyanyian melalui makna syairnya. Latihan tersebut mencakup teknik pernafasan, pembentukan suara, artikulasi, frasering, dan berbagai
pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan teknik vokal. Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi pada saat ini
memungkinkan nyanyian jemaat pada buku lagu dapat dinyanyikan di luar tata cara peribadatan, hal ini mengakibat fungsi dan keagungan dari nyanyian tersebut menjadi
hilang dan kurang bermakna. Mungkin nyanyian jemaat jauh lebih indah dan merdu bila dinyanyikan oleh penyanyi dalam bentuk solo maupun paduan suara.
Permasalahan ini menjadi dasar yang cukup dan harus dimengerti oleh Jemaat Kristen terlebih di Gereja Anglikan Holy Trinity.
Nyanyian Jemaat merangkai unsur-unsur liturgi dalam sebuah peribadatan yang melibatkan tata ibadah satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk sebuah
suasana sakral dalam peribadatan. Tata cara peribadatan yang baik dilakukan apabila nyanyian jemaat dibawakan secara baik dan benar. maka pemilihan sebuah nyanyian
dalam peribadatan harus sesuai dengan tema peribadatan, serta sesuai dengan maksud
Universitas Sumatera Utara
dari unsur peribadatannya seperti nyanyian vokal grup, paduan suara, penyanyi, dan juga iringan dari instrumentalis.
Permasalahannya adalah tidak sedikit pelayan di sebuah gereja baik dari pemain musik dan pemimpin pujian melakukannya bukan sebagai jembatan memuji
dan memuliakan tuhan tetapi menjadikan musik atau nyanyian sebagai tontonan pertunjukan pada Jemaat dalam peribadatan. Hal ini akan mengakibatkan peribadatan
menjadi kurang baik dan dianggap bertele-tele, yang dipenuhi oleh embel-embel tata cara peribadatan.
Nyanyian Jemaat mengandung fungsi dan peran simbolis. nyanyian mengungkapkan makna terdalam dari sikap iman Gereja. Dengan demikian ada unsur
pemberitaan dalam sebuah nyanyian jemaat. Sehubungan dengan itu dengan tetap mengindahkan lagu, syair nyanyian, menjadikan peran sebuah nyanyian dalam
peribadatan sangat besar. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para komponis, pencipta, dan penerjemah nyanyian Jemaat. agar ketrampilan, keahlian, dan
pengetahuan tentang bentuk susunan syair sangat diperlukan dan lebih diutamakan. Nyanyian jemaat memperoleh maknanya dari pelayanan liturgi. Maksud
nyanyian jemaat diciptakan dan dinyanyikan tidak terlepas dari maksud liturgi dilayankan. Nyanyian jemaat lahir dari liturgi, nyanyian tersebut berperan untuk
melayani sebuah periibadatan sehingga menjadi khidmat. Ini merupakan tantangan bagi para pemusik agar menciptakan nyanyian untuk keperluan yang sesuai dengan
peribadatan. Paduan suara Gereja dan para penyanyi Gereja diajak untuk kembali
Universitas Sumatera Utara
kepada fungsinya, yakni sebagai pelayan ibadah bukan sebagai orang pertunjukan yang memainkan musik dan menyanyikan lagu dengan kepiawaiannya.
Berdasarkan maksud kemunculannya, fungsi nyanyian Jemaat di dalam liturgi adalah sebagai alat pengajaran dan tanggapan Gereja. Fungsi yang tepat melahirkan
kesaksian dan pemberitaan Gereja kepada dunia. Paduan suara, vokal grup, penyanyi- penyanyi ahli, para pakar musik gereja, song leader, sound system, Imam atau
Pendeta, dan sebagainya saling mendukung satu sama lain dalam sebuah peribadatan. Agar sebuah peribadatan dapat berjalan dengan baik pada prosesnya.
1.2 Rumusan Masalah