Tahap Observation Tahap Action Research dalam proses pengembangan sistem penilaian

sistem penilaian kinerja perawat pelaksana yang akan dikembangkan di rumah sakit. e. Mengusulkan SOP penilaian kinerja perawat Peneliti mengajukan usulan SOP kepada kepala bidang keperawatan pada tanggal 11 Juni 2014. SOP disusun oleh peneliti kemudian didiskusikan dengan kepala bidang keperawatan sebanyak dua kali pertemuan. Hal yang didiskusikan adalah bagaimana proses, kebijakan dan pelaku yang terlibat dalam penilaian kinerja. Hasil diskusi yaitu sebuah SOP khusus untuk penilaian kinerja perawat pelaksana. Kepala bidang keperawatan menerima dan memeriksa draf SOP yang direncanakan dan berjanji untuk meneruskan pengajuan SOP kepada pihak manajemen rumah sakit.

4.4.3 Tahap Observation

Tahap observasi dilakukan untuk menilai kegiatan yang telah dilakukan selama tahap acting. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu: a. Mengobservasi kemampuan kepala ruangan dalam menilai kinerja perawat pelaksana. Observasi dilakukan dengan cara terbuka, peneliti melihat proses penilaian kinerja yang dilakukan kepala ruangan dalam melakukan penilaian kinerja, 10 aspek yang diobservasi peneliti tidak terlepas dari unsur caring helping trust relationship dengan dijabarkan melalui tindakan yaitu kepala ruangan menyampaikan tujuan penilaian kinerja, komunikasi yang dibina selama melakukan penilaian, kemampuan dalam menggunakan alat penilaian, memotivasi perawat, memberikan teguran dan peringatan, memberikan pujian, menerima Universitas Sumatera Utara umpan balik, melakukan penilaian dengan objektif dan mampu menyimpulkan hasil penilaian. Dari hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi terhadap 10 aspek maka didapatkan bahwa 5 aspek berupa penyampaian tujuan penilaian kinerja, membina komunikasi, menggunakan panduan penilaian, mampu menggunakan alat penilaian dan mampu menyimpulkan hasil penilaian. Kelima aspek ini dapat dilakukan oleh ke enam kepala ruangan. Sedangkan memberikan pujian merupakan hal yang jarang dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat hal ini terlihat dari hasil observasi hanya 13 dari 24 perawat 58,4 yang mendapat pujian dari kepala ruangan. Selain itu kepala ruangan hanya menerima umpan balik dari 18 orang perawat pelaksana 75. Seluruh kepala ruangan mampu dalam melakukan penilaian kinerja. b. Mengobservasi tindakan perawat pelaksana saat kegiatan penilaian kinerja. Observasi tindakan perawat pelaksana dengan memperhatikan prilaku dan respon perawat pelaksana ketika kepala ruangan melakukan penilaian kinerja. Hasil observasi terhadap perawat pelaksana yaitu 20 perawat pelaksana 83,3 tetap menjaga komunikasi dan menerima umpan balik pada saat pelaksanaan penilaian kinerja dan hanya 17 perawat pelaksana 70,8 memberikan saran dan kritik terhadap kepala ruangan pada saat penilaian kinerja. c. Mengobservasi instrumen penilaian kinerja yang digunakan. Observasi instrumen penilaian kinerja dilakukan setelah kepala ruangan melakukan penilaian kinerja yaitu dengan memeriksa kelengkapan isian dari format checklis penilaian kinerja yang dilakukan. Alat penilaian kinerja yang Universitas Sumatera Utara digunakan hanya 13 54,2 yang terisi penuh dan 100 instrumen penilaian tersebut didokumentasikan oleh kepala ruangan.

4.4.4. Tahap Reflection