Out put dari pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana Dampak pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana 0.353

5. Persepsi partisipan atas aplikasi dari program pengembangan penilaian kinerja perawat yang telah dilakukan selama ini. Aplikasi penilaian kinerja yang telah dilakukan selama ini dirasakan sudah sesuai. Instrumen penilaian yang disusun secara bersama-sama sudah sesuai dengan yang mereka harapkan sehingga kepala ruangan menjadi memiliki wewenang dalam bertindak terhadap staf perawatnya. Namun, keobjektifan dalam melakukan penilaian masih sangat perlu dilatih, reward, punishman dan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja harus jelas dan tegas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan persepsi partisipan yaitu: “menurut saya itu alatnya cocok..tapi kalau masukan dari kita. Nah disitukan Nampak disiplinnya..kalau misalnya telat datang ya dikurangi. Dampak perubahan yang diberikan pasti ada yang terbaik. Tapi kalau belum dimulai..ya susah lah itu.” P2, L92-95 “saya yang jelas penilaian itu harus ada alatnya, dan caranya juga objektif dan kalau sudah sampai diatas jangan dipatahkan hasil kerja kami. Karna yang di atas juga ada alatnya apakah kami melakukannya objektif atau tidak jadi tolong yang diatas juga peduli dengan masukan dari kami” P3, L105-108 “nah dengan adanya seperti itu kepala ruaangan pun mempunyai wewenang dalam melakukan penilaian kinerja.” P4, L98-99 “ya setiap penilaian yang kita buat itu adalah realisasinya. Jangan kita melakukan penilaian –penilaian tapi hanya sampai disitu aja.” P1, L111-112.

4.5. Out put dari pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana

Penelitian ini menggunakan proses action research yang memiliki beberapa out put yaitu suatu perubahan yang menghasilkan suatu sistem penilaian kinerja perawat pelaksana yang terdiri atas tim penilaian kinerja yang caring, alur penilaian kinerja, instrumen penilaian kinerja yang mengacu pada SKKNI dan PPNI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di RSUD Dr. Universitas Sumatera Utara Pirngadi Medan serta Standar Operasional Prosedur SOP penilaian kinerja yang memilki unsur caring nursing Jean Watson khususnya Helping Trust Relationship.

4.6. Dampak pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana

Pada tahap akhir keberhasilan dari pengembangan sistem penilaian kinerja yang telah di lakukan di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dapat dilihat dari out come dari proses tersebut dan sebagai bentuk masukan untuk mengukur kualitas dan juga sebagai evaluasi keberhasilan atas program yang dilakukan, dilakukan beberapa pengukuran secara kuantitatif meliputi pengetahuan perawat terhadap penilaian kinerja, tingkat kepuasan perawat, tingkat kepuasan pasien, dan kemampuan perawat dalam melakukan penilaian kinerja yang akan dianalisis dengan menggunakan Uji Statistik Deskriptif dan tampilan data deskriptif dalam bentuk katagorik. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: 4.6.1 Pengetahuan perawat tentang penilaian kinerja. Pengetahuan perawat tentang penilaian kinerja diukur sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja perawat. Untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan perawat sebelum dan sesudah implementasi, maka dilakukan uji Statistik Deskriptif. Hasil perhitungan uji Statistik Deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.6.1 berikut ini: Tabel 4.6.1 Hasil uji pre test dan post test pengetahuan perawat Tahap Mean Varian Standar Deviasi Pre Test 2.86

1.25 0.353

Universitas Sumatera Utara Post Test 2.93

0.68 0.260

Berdasarkan hasil diatas maka dapat diamati nilai pada fase reconnaissance dan reflecting tingkat pengetahuan perawat. Rata-rata hasil reconnaissance adalah 2.86 sedangkan hasil rata-rata reflecting 2.93. Hal ini menunjukan adanya perbedaan nilai rata-rata, dimana terjadi peningkatan nilai rata-rata pengetahuan perawat sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja yaitu sebanyak 0.07 Hal ini juga diperkuat dengan adanya selisih nilai standar deviasi sebesar 0.093. Hasil wawancara terhadap perawat bahwa dengan adanya penilaian kinerja, pengetahuan dan pemahaman mereka menjadi bertambah. 4.6.2 Tingkat kepuasan perawat. Kepuasan perawat terhadap penilaian kinerja diukur sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja perawat. Untuk mengetahui adanya perbedaan kepuasan perawat sebelum dan sesudah implementasi, maka dilakukan uji statistik deskriptif. Perhitungan uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.6.2.1 dibawah ini: Tabel 4.6.2 Hasil uji pre test dan post test kepuasan perawat Tahap Mean Varian Standar Deviasi Reconnaissance 3.61 1.552 1.246 Universitas Sumatera Utara Reflecting 4.59 0.246 0.496 Berdasarkan hasil diatas maka dapat diamati nilai reconnaissance dan reflecting tingkat pengetahuan perawat. Rata-rata hasil reconnaissance adalah 3.61 sedangkan hasil rata-rata reflecting 4.59. Data ini menunjukan adanya perbedaan nilai rata-rata, dimana terjadi peningkatan nilai rata-rata kepuasan perawat sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja yaitu sebanyak 0.98 Hal ini juga diperkuat dengan adanya selisih nilai standar deviasi sebesar 0.75. Hasil wawancara kepada perawat menyatakan bahwa dengan adanya penilaian kinerja, maka mereka lebih giat untuk bekerja karena hasil yang mereka terima sesuai dengan kinerja yang mereka lakukan sehingga terdapat rasa kepuasan. Untuk mengetahui peningkatan kepuasan perawat setelah implementasi, dapat juga dilihat pada tabel 4.6.2.2. distribusi frekuensi kepuasan perawat sebelum dan sesudah implementasi penilaian kinerja perawat. 4.6.3 Tingkat kepuasan pasien. Hasil pengukuran kepuasan pasien terhadap penilaian kinerja menunjukan peningkatan pada awalnya sebelum aplikasi penilaian kinerja terdapat ketidakpuasan pasien sebanyak 4 orang 16 sedangkan sesudah aplikasi tidak terdapat lagi pasien yang tidak puas akan pelayanan perawat. Hasil aplikasi juga menunjukan bahwa peningkatan pelayanan perawat terhadap pasien dimana pasien merasa sangat puas sebanyak 9 orang 36 yang sebelumnya hanya 1 orang 4. Perbandingan kepuasan pasien sebelum dan sesudah aplikasi dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi 4.6.3.1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6.3 Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien sebelum dan sesudah aplikasi Variabel Sebelum Aplikasi Sesudah Aplikasi f f Sangat tidak puas 1 4 Tidak puas 4 16 Ragu 1 4 1 4 Puas 18 72 15 60 Sangat Puas 1 4 9 36 Jumlah 25 100 25 100 4.6.4 Kemampuan kepala ruangan dalam melakukan penilaian kinerja. Seluruh kepala ruangan mampu dalam melakuan penilaian kinerja kepada perawat pelaksana mereka. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi yang menunjukan 100 kepala ruangan mampu dalam melakukan penilaian kinerja. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Pembahasan ini disesuaikan dengan hasil yang didapat pada proses pelaksanaan reconnaissance, action research, out put dan out come pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana, manfaat yang diperoleh dari penelitian action research dan keterbatasan penelitian.

5.1. Pelaksanaan Reconnaissance

Penelitian ini dimulai dari tahap reconnaissance. Tahap ini merupakan tahap awal untuk mengkaji permasalahan yang dirasakan oleh partisipan di tempat penelitian Kemmis Taggart, 1998. Wawancara merupakan salah satu metode yang digunakan dalam tahap reconnaissance, dengan wawancara peneliti dapat menemukan tematik permasalahan di tempat penelitian. Pengalaman wawancara pada tahap reconnaissance dialami oleh Hasibuan 2013 dalam mengembangkan program ronde keperawatan di RSUD Padang Sidimpuan. Kegiatan wawancara dilakukan di ruangan yang aman dan nyaman agar partisipan lebih terbuka untuk menjawab pertanyaan peneliti. Pada tahap reconnaissance peneliti menemukan beberapa permasalahan yang muncul dari sistem penilaian kinerja perawat yaitu masalah pada pelaku, proses, instrumen, hasil dan konteks penilaian kinerja. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Clarck, Harcourt dan Flynn 2013 yang meneliti tentang keadilan Universitas Sumatera Utara