5. Persepsi partisipan atas aplikasi dari program pengembangan penilaian
kinerja perawat yang telah dilakukan selama ini. Aplikasi penilaian kinerja yang telah dilakukan selama ini dirasakan
sudah sesuai. Instrumen penilaian yang disusun secara bersama-sama sudah sesuai dengan yang mereka harapkan sehingga kepala ruangan menjadi memiliki
wewenang dalam bertindak terhadap staf perawatnya. Namun, keobjektifan dalam melakukan penilaian masih sangat perlu dilatih, reward, punishman dan tindak
lanjut dari hasil penilaian kinerja harus jelas dan tegas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan persepsi partisipan yaitu:
“menurut saya itu alatnya cocok..tapi kalau masukan dari kita. Nah disitukan Nampak disiplinnya..kalau misalnya telat datang ya
dikurangi. Dampak perubahan yang diberikan pasti ada yang terbaik. Tapi kalau belum dimulai..ya susah lah itu.” P2, L92-95
“saya yang jelas penilaian itu harus ada alatnya, dan caranya juga objektif dan kalau sudah sampai diatas jangan dipatahkan hasil kerja
kami. Karna yang di atas juga ada alatnya apakah kami melakukannya objektif atau tidak jadi tolong yang diatas juga peduli
dengan masukan dari kami” P3, L105-108
“nah dengan adanya seperti itu kepala ruaangan pun mempunyai wewenang dalam melakukan penilaian kinerja.” P4, L98-99
“ya setiap penilaian yang kita buat itu adalah realisasinya. Jangan kita melakukan penilaian –penilaian tapi hanya sampai disitu aja.”
P1, L111-112.
4.5. Out put dari pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana
Penelitian ini menggunakan proses action research yang memiliki beberapa out put yaitu suatu perubahan yang menghasilkan suatu sistem penilaian
kinerja perawat pelaksana yang terdiri atas tim penilaian kinerja yang caring, alur penilaian kinerja, instrumen penilaian kinerja yang mengacu pada SKKNI dan
PPNI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di RSUD Dr.
Universitas Sumatera Utara
Pirngadi Medan serta Standar Operasional Prosedur SOP penilaian kinerja yang memilki unsur caring nursing Jean Watson khususnya Helping Trust
Relationship.
4.6. Dampak pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana
Pada tahap akhir keberhasilan dari pengembangan sistem penilaian kinerja yang telah di lakukan di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dapat dilihat
dari out come dari proses tersebut dan sebagai bentuk masukan untuk mengukur kualitas dan juga sebagai evaluasi keberhasilan atas program yang dilakukan,
dilakukan beberapa pengukuran secara kuantitatif meliputi pengetahuan perawat terhadap penilaian kinerja, tingkat kepuasan perawat, tingkat kepuasan pasien, dan
kemampuan perawat dalam melakukan penilaian kinerja yang akan dianalisis dengan menggunakan Uji Statistik Deskriptif
dan
tampilan data deskriptif dalam bentuk katagorik. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
4.6.1 Pengetahuan perawat tentang penilaian kinerja. Pengetahuan perawat tentang penilaian kinerja diukur sebelum dan
sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja perawat. Untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan perawat sebelum dan sesudah implementasi, maka
dilakukan uji Statistik Deskriptif. Hasil perhitungan uji Statistik Deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.6.1 berikut ini:
Tabel 4.6.1 Hasil uji pre test dan post test pengetahuan perawat
Tahap Mean
Varian Standar Deviasi
Pre Test 2.86
1.25 0.353
Universitas Sumatera Utara
Post Test 2.93
0.68 0.260
Berdasarkan hasil diatas maka dapat diamati nilai pada fase reconnaissance dan reflecting tingkat pengetahuan perawat. Rata-rata hasil
reconnaissance adalah 2.86 sedangkan hasil rata-rata reflecting 2.93. Hal ini menunjukan adanya perbedaan nilai rata-rata, dimana terjadi peningkatan nilai
rata-rata pengetahuan perawat sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja yaitu sebanyak 0.07 Hal ini juga diperkuat dengan adanya selisih nilai
standar deviasi sebesar 0.093. Hasil wawancara terhadap perawat bahwa dengan adanya penilaian kinerja, pengetahuan dan pemahaman mereka menjadi
bertambah. 4.6.2 Tingkat kepuasan perawat.
Kepuasan perawat terhadap penilaian kinerja diukur sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja perawat. Untuk mengetahui
adanya perbedaan kepuasan perawat sebelum dan sesudah implementasi, maka dilakukan uji statistik deskriptif. Perhitungan uji statistik deskriptif dapat dilihat
pada tabel 4.6.2.1 dibawah ini: Tabel 4.6.2 Hasil uji pre test dan post test kepuasan perawat
Tahap Mean
Varian Standar Deviasi
Reconnaissance 3.61
1.552 1.246
Universitas Sumatera Utara
Reflecting 4.59
0.246 0.496
Berdasarkan hasil diatas maka dapat diamati nilai reconnaissance dan reflecting tingkat pengetahuan perawat. Rata-rata hasil reconnaissance adalah
3.61 sedangkan hasil rata-rata reflecting 4.59. Data ini menunjukan adanya perbedaan nilai rata-rata, dimana terjadi peningkatan nilai rata-rata kepuasan
perawat sesudah dilakukannya implementasi penilaian kinerja yaitu sebanyak 0.98 Hal ini juga diperkuat dengan adanya selisih nilai standar deviasi sebesar 0.75.
Hasil wawancara kepada perawat menyatakan bahwa dengan adanya penilaian kinerja, maka mereka lebih giat untuk bekerja karena hasil yang mereka terima
sesuai dengan kinerja yang mereka lakukan sehingga terdapat rasa kepuasan. Untuk mengetahui peningkatan kepuasan perawat setelah implementasi, dapat
juga dilihat pada tabel 4.6.2.2. distribusi frekuensi kepuasan perawat sebelum dan sesudah implementasi penilaian kinerja perawat.
4.6.3 Tingkat kepuasan pasien.
Hasil pengukuran kepuasan pasien terhadap penilaian kinerja menunjukan peningkatan pada awalnya sebelum aplikasi penilaian kinerja
terdapat ketidakpuasan pasien sebanyak 4 orang 16 sedangkan sesudah aplikasi tidak terdapat lagi pasien yang tidak puas akan pelayanan perawat. Hasil
aplikasi juga menunjukan bahwa peningkatan pelayanan perawat terhadap pasien dimana pasien merasa sangat puas sebanyak 9 orang 36 yang sebelumnya
hanya 1 orang 4. Perbandingan kepuasan pasien sebelum dan sesudah aplikasi dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi 4.6.3.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6.3 Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien sebelum dan sesudah aplikasi
Variabel Sebelum Aplikasi
Sesudah Aplikasi f
f Sangat tidak puas
1 4
Tidak puas 4
16 Ragu
1 4
1 4
Puas 18
72 15
60 Sangat Puas
1 4
9 36
Jumlah 25
100 25
100 4.6.4
Kemampuan kepala ruangan dalam melakukan penilaian kinerja. Seluruh kepala ruangan mampu dalam melakuan penilaian kinerja
kepada perawat pelaksana mereka. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi yang menunjukan 100 kepala ruangan mampu dalam melakukan penilaian
kinerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Pembahasan ini disesuaikan dengan hasil yang didapat pada proses pelaksanaan reconnaissance, action research, out put dan out come
pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana, manfaat yang diperoleh dari penelitian action research dan keterbatasan penelitian.
5.1. Pelaksanaan Reconnaissance
Penelitian ini dimulai dari tahap reconnaissance. Tahap ini merupakan tahap awal untuk mengkaji permasalahan yang dirasakan oleh partisipan di tempat
penelitian Kemmis Taggart, 1998. Wawancara merupakan salah satu metode yang digunakan dalam tahap reconnaissance, dengan wawancara peneliti dapat
menemukan tematik permasalahan di tempat penelitian. Pengalaman wawancara pada tahap reconnaissance dialami oleh Hasibuan 2013 dalam mengembangkan
program ronde keperawatan di RSUD Padang Sidimpuan. Kegiatan wawancara dilakukan di ruangan yang aman dan nyaman agar partisipan lebih terbuka untuk
menjawab pertanyaan peneliti. Pada tahap reconnaissance peneliti menemukan beberapa permasalahan
yang muncul dari sistem penilaian kinerja perawat yaitu masalah pada pelaku, proses, instrumen, hasil dan konteks penilaian kinerja. Hasil ini sejalan dengan
penelitian dari Clarck, Harcourt dan Flynn 2013 yang meneliti tentang keadilan
Universitas Sumatera Utara