caring perawat. Alat ini dirancang untuk merefleksikan persepsi staf perawat atas manejer mereka dalam meneliti administrasi keperawatan.
2.3 . Action Research
2.3.1 Kosep Action Research Action research adalah sebuah nama yang menjelaskan adanya bentuk
patisipasi dari suatu tindakan. Peneliti dan partisipan berkolaborasi dalam mendefenisikan suatu masalah, menseleksi metode riset, menganalisa data dan
memutuskan untuk menggunakan penemuan yang ditentukan. Tujuan dari action research adalah tidak hanya menghasilkan
pengetahuan tetapi tindakan atas kesadaran yang muncul dengan baik. Peneliti berusaha untuk memberdayakan orang melalui proses kontruksi dan penggunaan
pengetahuan. Action rearch dimulai dari adanya perhatian terhadap ketidakberdayaan
suatu kelompok yang diamati dan tujuan kuncinya adalah menghasilkan suatu dorongan yang secara langsung berguna untuk membuat perbaikan melalui
tindakan pendidikan dan sosial politik. Dalam action research, metode penelitian mengambil kedua tempat memunculkan proses kolaborasi dan dialog yang dapat
memotivasi, meningkatkan harga diri dan membangkitkan solidaritas dalam komunitas. Strategi data yang dikumpulkan tidak hanya melalui metode
tradisional wawancara dan observasi mencakup keduanya yaitu kuantitatif dan kualitatif tetapi juga melalui cerita, drama sosial, gambar dan lukisan, dan
aktivitas lainnya yang bertujuan untuk mendorong individu menemukan
Universitas Sumatera Utara
kreatifitas mereka dalam menyelidiki hidup mereka, mengatakan cerita mereka, dan mengenal kekuatan mereka Polit Beck, 2012.
Action research telah digunakan dalam keperawatan dalam berbagai cara, bertindak sebagai fasilitator perubahan di rumah sakit jiwa, memberikan nasehat,
dan dukungan emosional. Peneliti meletakan fakta-fakta yang menekan pada kebutuhan akan sumber dukungan bagi perawat dan mencoba untuk mengenalkan
perubahan di lingkungan kerja mereka serta melihat action research sebagai suatu yang berarti bagi perawat agar bisa mengambil kembali wewenang untuk
mengklarifikasi peran mereka dan menetapkan kondisi yang membutuhkan kinerja tugas yang efektif oleh mereka sendiri dan orang lain Towell Harries,
1979 dalam Webb, 1989. 2.3.2 Ciri-ciri Action Research
a. Action research merupakan sebuah proses sosial yaitu suatu proses yang
ditempuh dalam penelitian yang disetting ketika manusia baik secara individu dan kolektif berusaha memahami bagaimana diri mereka dibentuk dan
dibentuk ulang kembali sebagai individu-individu yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Action research berciri participatoris dalam pengertian bahwa manusia hanya
dapat melakukan penelitian tindakan terhadap dirinya sendiri secara individu maupun kolektif.
c. Action research berciri praktis dan collaborative yaitu mengajak manusia
untuk mengkaji praktik-praktik sosial yang menghubungkan diri mereka terhadap orang lain dalam interaksi sosial.
Universitas Sumatera Utara
d. Action research berciri emansipatoris yaitu bertujuan untuk membantu
manusia agar pulih dan melepaskan diri mereka dari tekanan-tekanan struktur sosial yang irasional, tidak produktif, tidak adil dan tidak memuaskan yang
membatasi perkembangan diri dan kemandirian diri. e.
Action research berciri kritis yaitu bertujuan untuk membantu manusia agar pulih dan melepaskan diri sendiri dari hambatan-hambatan yang melekat
dengan media sosial yang menjadi wahana interaksi mereka. f.
Action research berciri recursif refleksif dan dialektis yaitu bertujuan untuk membantu manusia dalam mengkaji realita agar mampu merubahnya.
g. Action research bertujuan untuk mengubah teori dan praktik. Action research
tidak mementingkan salah satu dalam hubungan antara teori dengan praktik, karena tujuannya adalah untuk mengartikulasikan dan mengembangkan
keduanya dalam hubungan satu sama lain di penalaran kritis tentang teori dan praktik berserta konsekuensi keduanya Lincoln Denzin, 2009.
2.3.3 Proses action research terdiri atas beberapa tahap, yaitu : Secara umum action research dipandang sebagai sebuah spiral siklus
reflective diri yang berusaha untuk merencanakan sebuah perubahan, mempelajari dan mengamati proses dan konsekuesnsi dari perubahan tersebut, mengkaji proses
dan konsekuensi tersebut, kemudian merencanakan ulang, mempelajari, mengamati dan mengkaji kembali serta seterusnya. Action research memberikan
kesempatan untuk menciptakan suatu forum tempat orang-orang berkumpul dan menggabungkan diri satu sama lain sebagai co-partisipant dalam perjuangan
untuk menciptakan kembali bentuk-bentuk praktik dari tempat mereka
Universitas Sumatera Utara
berinteraksi sehingga menjadi wadah untuk mewujudkan rasionalitas dan demokrasi. Action research merupakan suatu proses pembelajaran yang hasilnya
berupa perubahan nyata dalam bentuk tindakan manusia, cara mereka berinteraksi dengan orang lain, memiliki tujuan dan nilai serta wacana yang menjadi tempat
mereka untuk dapat saling memahami dan menafsirkan Lincoln Denzin, 2009. Adapun proses action research adalah :
a. Reconnaissance Dasar dalam merencanakan langkah awal sebelum melakukan tindakan
pertama sekali adalah pemeriksaan atau peninjuan Reconnaissance. Tahap ini berguna karena peneliti harus memiliki dasar dalam merencanakan tindakan yang
akan dijadikan sebagai pandangan awal atas bagaimana situasi yang dihadapi dan syarat-syarat yang perlu diperhatikan dan dipenuhi. Kegunaan fase
reconnaissance adalah untuk membantu mengorientasikan diri dalam bertindak dan mengenal sesuatu yang memungkinkan untuk merencanakan tindakan
Kemmis McTaggart, 1988. b. Planning Perencanaan
Planning merupakan langkah dalam membangun atau merencanakan suatu tindakan yang bakal menjadi tindakan. Pada tahap planning peneliti harus
mengenal semua tindakan sosial diberbagai situasi baik yang tidak bisa diprediksikan dan resiko yang mungkin muncul. Secara umum, rencana harus
cukup fleksibel untuk beradaptasi terhadap dampak dari luar perkiraan dan batasan yang tidak dikenal sebelumnya. Langkah ini memperhitungkan resiko
Universitas Sumatera Utara
yang terlibat sehingga dapat mempersiapkan tindakan yang berguna untuk evaluasi.
c. Acting dan Observation tindakan dan pengamatan Pelaksanaan dari action harus sesuai dengan yang direncanakan di tahap
perencanaan. Tindakan yang dipandu oleh perencanaan menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan telah memiliki dasar pemikiran sebelumnya. Tetapi
tindakan tidak sepenuhnya dikendalikan oleh rencana, karena hambatan dan kendala dapat muncul tiba-tiba dan tidak terduga sebagai konsekuensi dari
perubahan dalam tindakan. Peneliti membutuhkan observasi atas semua proses tindakan yang
dilakukan, dampak dari tindakan, keterbatasan dalam tindakan, rencana tindakan dan akibatnya atau isue lain yang muncul. Tahap observasi memiliki fungsi
sebagai pendokumentasian yang berdampak secara kritis atas informasi dari tindakan yang diperoleh. Observasi perlu dilakukan dengan hati-hati karena
tindakan akan selalu dibatasi oleh realitas dan semua itu tidak pernah jelas pada awalnya. Observasi harus direncanakan, karena pendokumentasian sesudah
refleksi akan ada. Rencana observasi harus fleksibel dan terbuka untuk merekam semua hal yang tidak diharapkan. Observasi akan selalu menjadi panduan yang
bermaksud untuk menyediakan dasar bagi refleksi kritik diri. Dengan cara ini, kontribusi dapat memperbaiki tindakan melalui pemahaman yang hebat dan
menginformasikan strategi tindakan yang lebih kritis.
Universitas Sumatera Utara
d. Reflection Reflection mengulang kembali tindakan yang sudah direkam dalam
observasi. Hal yang dicari pada tahap refleksi adalah pengertian akan proses, masalah, isu dan batasan untuk membuat manifestasi atas strategi tindakan yang
muncul. Tahap refleksi ini memungkinkan berbagai macam perspektif dalam situasi sosial, isu yang menyeluruh serta batasan yang mereka munculkan. tahap
refleksi biasanya dibantu dengan diskusi antar partisipan. Melalui ceramah, refleksi grup memimpin pembangunan pengertian atas situasi sosial dan
menyediakan dasar untuk meninjau kembali rencana. Refleksi memilki aspek penilaian yaitu membuat peneliti untuk mengembangkan pengalaman mereka dan
menentukan apakah akibat yang tidak diinginkan dan saran bagi laporan kerja. Semiawan 1998 menjelaskan bahwa walaupun dalam setiap siklus action
research tersusun secara teratur namun pada pelaksanaannya proses tersebut dapat terjadi tidak secara teratur. Antara siklus yang satu dengan siklus yang lain terjadi
tumpah tindih atau maju mundur dari jadwal yang telah direncanakan. Berbagai situasai social jauh lebih kompleks dari gambaran siklus murni, sehingga sering
bermunculan siklus jamak multiple spiral berwujud topik dan subtopik , bahkan sering sekali berbagai kajian action research tampak chaostic bagi yang kurang
memahami prosesnya. Walaupun tujuan dari penelitian telah dirumuskan secara tearatur dan logis, namun masalah sosial sering menemukan hal-hal yang berbeda
tetapi hal itu merupakan segi yang relevan dan efektif dalam perjalanan proses tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kerangka Konseptual