4.4 Tahap Action Research dalam proses pengembangan sistem penilaian
kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Proses pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana diuraikan dengan tahapan action research. Tahapan action research dimulai dari
tahapan planning, action, observation, reflection. Kegiatan action research dijalankan selama sembilan minggu dimulai dari 14 April sampai dengan 14 Juni
2014. Berikut ini akan dijelaskan hasil kegiatan yang telah dilakukan pada masing-masing tahapan.
4.4.1 Tahapan Planning
Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 17 April 2014. Tahap planning ini bertujuan untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
selama pengembangan sistem penilaian kinerja. Rencana yang disusun pada tahap ini disesuaikan dengan kebutuhan yang ditemukan pada tahap reconnaissance
yang telah dilakukan sebelumnya. Masalah-masalah yang ditemukan di tahapan reconnaissance dianalisa kemudian dirumuskan cara penyelesaiannya dengan
membuat rencana-rencana yang disusun bersama melalui proses diskusi antara peneliti dengan partisipan. Rencana-rencana yang telah disusun kemudian
dijadikan sebagai panduan untuk menjalankan program pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana.
Beberapa rencana yang telah disusun pada tahap planning yaitu merencanakan pembentukan tim penilaian kinerja perawat yaitu tanggal 24 April
Universitas Sumatera Utara
2014, merencanakan diskusi instrumen penilaian kinerja tentatif yaitu tanggal 24 April sampai 30 Mei 2014, merencanakan seminar dan sosialisasi alat penilaian
kinerja perawat 28 April sampai 14 Mei 2014, merencanakan jadwal aplikasi penggunaan format penilaian kinerja perawat yaitu tanggal 16 Mei sampai 8 Juni
2014, merencanakan pembuatan SOP penilaian kinerja perawat yaitu tanggal 9 sampai 11 Juni 2014.
4.4.2 Tahapan Action
Rencana yang telah disusun dalam tahapan planning selanjutnya diaplikasikan pada tahapan Action. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 18 April
sampai 31 Mei 2014. Terdapat lima kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu: melakukan pembentukan tim penilaian kinerja perawat, melakukan diskusi
instrumen penilaian kinerja tentatif, melaksanakan seminar dan sosialisasi penilaian kinerja perawat dengan manajemen rumah sakit, kepala ruangan dan
perawat. Melakukan aplikasi penggunaan format penilaian kinerja, mengusulkan SOP penilaian kinerja perawat kepada kepala bidang keperawatan.
a. Pembentukan tim penilaian kinerja perawat
Sebelum dilakukannya pembentukan tim penilaian kinerja, peneliti melakukan pertemuan dengan tim manajemen keperawatan yang dilakukan
dengan bertemu kepala bidang keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Medan yaitu Ibu Linny Lumongga Harahap, S.Kep, Ns dan Supervisor ruang rawat inap vip
dan kelas yaitu Ibu Endang S. Kep, Ns pada tanggal 18 April 2014. Pada pertemuan ini, peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dijalankan di
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Pada pertemuan tersebut, ibu kepala bidang
Universitas Sumatera Utara
keperawatan dan ibu supervisor memberikan dukungan terhadap rencana penelitian yang akan dijalankan dan memberikan masukan untuk banyak
berkolaborasi dengan kepala ruang dan tim manajemen lainnya. Disamping itu mereka menyampaikan bahwa akan ada perubahan tentang penilaian kinerja
perawat yang rencananya akan mengacu pada PP No. 46. Namun kepastian realisasi atas rencana ini belum ada gambaran. Oleh karena itu, untuk sementara
pihak manajemen akan mempertimbangkan sistem penilaian kinerja perawat yang dibuat peneliti.
Pembentukan tim penilaian kinerja disepakati dengan menggunakan tim monitoring evaluasi yang telah berjalan selama ini. Tim penialaian kinerja terdiri
dari tujuh orang anggota. Ketua tim penilaian kinerja adalah kepala bidang keperawatan sedangkan anggotanya adalah dua orang kepala seksi keperawatan
dan empat orang supervisor. Proses pemilihan tim penilaian kinerja dilakukan oleh kepala bidang keperawatan sesuai dengan tim monitoring evaluasi yang ada.
Kepala bidang mengusulkan nama-nama anggota tim penilaian kinerja sesuai dengan nama anggota tim monitoring evaluasi. Tim penilai yang terpilih
ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit dengan surat keputusan. Hasil diskusi dengan kepala bidang dan salah satu kepala ruangan
mengatakan bahwa, sebelumnya sudah ada tim yang memonitor kinerja perawat. Supervisor menyampaikan bahwa seharusnya tim penilaian kinerja dilakukan oleh
komite keperawatan, namun karena pembentukan komite keperawatan sampai saat ini belum terbentuk, maka penilaian kinerja dilakukan bedasarkan sistem yang
lama. Tim penilaian kinerja merupakan tim yang bertanggung jawab dalam
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan penilaian kinerja untuk seluruh perawat di rumah sakit. Adapun tugas dan fungsi dari tim penilaian kinerja dapat dilihat pada lampiran 5.
Adapun tim penilaian kinerja perawat di RSUD Dr. Pirngadi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.4.2.1 Susunan tim penilaian kinerja perawat
Alur penilaian kinerja terdiri dari beberapa tingkatan yang dimulai dari tingkat awal yaitu kepala ruangan menilai perawat pelaksana mereka. Hasil
penilaian kinerja yang didapat kepala ruangan didokumentasikan kemudian dilaporkan kepada tingkat diatasnya yaitu supervisor. Supervisor menerima hasil
penilaian kinerja dan melakukan pemeriksaan dokumentasi hasil penilaian kinerja. Supervisor dan kepala ruangan berdiskusi atas hasil penilaian kinerja, apabila
ditemukan masalah dari hasil penilaian maka supervisor melakukan observasi langsung ke ruangan. Hasil penilaian kinerja dari supervisor diteruskan tingkat
Ketua Tim Penilaian Kinerja
Kepala Bidang Keperawatan Linny Lumongga, S.Kep, Ns
Anggota Tim Penilaian Kinerja:
1. Kepala seksi keperawatan sebanyak 2 orang
Rohaya Simbolon, S.Kep, Ns dan Tiarma Manurung, S.Kep, Ns
2. Supervisor keperawatan sebanyak 4 orang
Endang Wastiani, S.Kep, Ns, Nuraini Sembiring S.Kep, Ns, Muli S.Kep, Ns, Syamsidar, S.Kep, Ns
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya yaitu kepala seksi keperawatan. Jika terdapat masalah pada proses penilaian kinerja, maka setiap tingkatan mengupayakan penyelesaiannya. Jika
tidak dapat diselesaikan, maka masalah dibawa dan didiskusikan pada tingkat yang lebih tinggi. Begitu seterusnya sampai berakhir pada kepala bidang
keperawatan. Tindak lanjut dari hasil akhir penilaian kinerja berada pada keputusan kepala bidang.
Adapun Alur penilaian kinerja perawat di RSUD Dr. Pirngadi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.4.2.2 Alur Penilaian Kinerja Keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Medan
b. Melakukan diskusi instrumen penilaian kinerja tentatif
Dikusi alat penilaian kinerja memakan waktu sebanyak enam minggu. Kegiatan ini banyak menghabiskan waktu dari target waktu yang telah ditentukan
yaitu sebanyak empat minggu. Setiap minggu peneliti melakukan diskusi dengan enam kepala ruangan minimal satu kali pertemuan. Ketika proses diskusi
instrumen penilaian kinerja dilaksanakan, peneliti dan partisipan menemukan kesulitan ketika merumuskan hal apa saja yang perlu dicantumkan dalam
Kepala Bidang Keperawatan
Kepala Seksi Keperawatan
Kepala Seksi Keperawatan
Supervisor Supervisor
Supervisor Supevisor
Kepala ruangan Kepala ruangan
Kepala ruangan Kepala ruangan
Universitas Sumatera Utara
instrumen penilaian kinerja. Perubahan pada alat penilaian kinerja terjadi sebanyak tiga kali. Instrumen penilaian kinerja tentatif pertama berisi tentang
penilaian kinerja yang meliputi tiga variabel yaitu variabel deskripsi kerja dan kompetensi secara umum, variabel kompetensi perawat tingkat Ners, dan variabel
penilaian berdasarkan asuhan keperawatan. Pada diskusi alat penilaian kinerja yang pertama responden merasa kesulitan pada variabel kedua yaitu kompetensi
perawat tingkat Ners. Responden mengatakan bahasa dan aspek yang dinilai cukup banyak dan sulit dimengerti. Mereka juga menyampaikan bahwa walaupun
bahyak perawat yang berpendidikan Ners, tetapi mereka masih belum bisa dinilai dengan penilaian yang sesuai dengan kompetensi Ners. Oleh karena itu peneliti
pada diskusi alat penilaian kinerja yang kedua menurunkan tingkat kompetensi Ners menjadi Diploma tiga, namun hal serupa terjadi kembali. Sehingga peneliti
pada diskusi alat penilaian kinerja ke tiga berusaha untuk berdiskusi kembali tentang hal yang sebenarnya diinginkan oleh responden.
Hasil diskusi instrumen penilaian kinerja yang ketiga terdiri dari enam variabel. Diskusi ini menyepakati untuk menghapuskan variabel khusus tentang
kompetensi perawat dimana variabel ini digabungkan dengan variabel deskripsi kerja. Adapun variabel instrumen penilaian kinerja terdiri atas variabel deskripsi
kerja umum dan komptensi, variabel penilaian berdasarkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan PPNI, variabel penilaian berdasarkan kehadiran perawat,
variabel penilaian berdasarkan tingkat pendidikan, variabel penilaian berdasarkan lama masa kerja, dan variabel penilaian berdasarkan pengurangan.
Universitas Sumatera Utara
Setiap variabel memiliki bobot masing-masing, dan keseluruhan variabel akan dijumlahkan untuk menentukan skor yang akan diperoleh. Total skor yang
diperoleh akan disesuaikan dengan ketentuan hasil yang telah disepakati seperti pertimbangan untuk promosi jabatan, pertimbangan untuk mengikuti pelatihan,
mendapatkan pembinaan, dan pertimbangan untuk pemindahan ruangan. Menentukan bobot dan skor diperlukan pelatihan, namun karena kondisi untuk
mengadakan workshop pelatihan instrumen penilaian kinerja tidak memungkinkan maka peneliti memutuskan untuk melatih responden satu persatu.
c. Melaksanakan seminar penilaian kinerja perawat dengan kepala ruangan,
perawat pelaksana dan manajemen rumah sakit. Seminar penilaian kinerja dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Mei
2014. Narasumber pada seminar ini adalah dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Salbiah, S.Kp, M.Kep. Seminar ini dihadiri
sebanyak 23 orang dari 30 orang target yang direncanakan. Peserta seminar yaitu kepala bidang keperawatan, kepala seksi keperawatan, kepala instalasi ruang
rawat inap, supervisor, kepala seksi pendidikan dan pengembangan, supervisor, kepala ruangan dan perawat pelaksana. Seminar ini bertujuan untuk menyamakan
persepsi tentang penilaian kinerja dan mendiskusikan masalah yang sering muncul pada pelaksanaan penilaian kinerja perawat. Hasil observasi menunjukan bahwa
peserta belum memahami dengan jelas akan pentingnya penilaian kinerja. Hal ini terbukti dari beberapa pertanyaan dan tanggapan dari peserta seminar tentang
penilaian kinerja. Sebagian besar mereka masih bingung tentang indikator yang perlu dicantumkan pada instrumen penilaian kinerja. Selain itu mereka masih ragu
Universitas Sumatera Utara
dengan tujuan dan manfaat penilaian kinerja yang dilakukan. Kesulitan atas pemahaman ini diatasi oleh narasumber. Narasumber berusaha untuk menjelaskan
dengan rinci setiap pertanyaaan dan tanggapan dari peserta. d.
Mengaplikasikan format penilaian kinerja perawat. Pengunaan alat penilaian kinerja dilakukan sejak 16 Mei sampai 5 Juni
2014 dimana sebelumnya ke enam kepala ruangan diberikan pelatihan tentang penggunaan alat penilaian kinerja. Pelatihan dilakukan peneliti dengan
mendatangi satu persatu kepala ruangan sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati sebelumnya. Pelatihan dilakukan hanya satu kali sampai kepala
ruangan paham dan bisa melakukan penilaian dengan benar. Setelah dikatakan cukup paham dan mampu dalam melakukan penilaian kinerja dengan alat yang
digunakan, maka peneliti menganjurkan kepala ruangan untuk mencoba menggunakan instrumen penilaian kinerja. Seharusnya pelatihan dilakukan
minimal dua kali, namun karena waktu yang direncanakan telah habis terpakai untuk diskusi untuk diskusi alat penilaian kinerja sehingga pelatihan hanya
dilakukan satu kali saja. Selain itu karena keterbatasan waktu dan waktu kerja kepala ruangan hanya shift pagi saja. Maka tindakan penilaian kinerja yang
dilakukan hanya dengan 3 atau 4 orang perawat pelaksana yang berada diruangan tersebut. Bagi perawat yang dinas sore dan malam, tidak dilakukan uji coba
penilaian kinerja. Finalisasi pengembangan sistem penilaian kinerja yaitu pada tanggal 6-8
Juni 2014 dengan melakukan diskusi mengenai tim, alur dan alat penilaian kinerja dengan kepala bidang keperawatan. Kepala bidang keperawatan menyetujui
Universitas Sumatera Utara
sistem penilaian kinerja perawat pelaksana yang akan dikembangkan di rumah sakit.
e. Mengusulkan SOP penilaian kinerja perawat
Peneliti mengajukan usulan SOP kepada kepala bidang keperawatan pada tanggal 11 Juni 2014. SOP disusun oleh peneliti kemudian didiskusikan dengan
kepala bidang keperawatan sebanyak dua kali pertemuan. Hal yang didiskusikan adalah bagaimana proses, kebijakan dan pelaku yang terlibat dalam penilaian
kinerja. Hasil diskusi yaitu sebuah SOP khusus untuk penilaian kinerja perawat pelaksana. Kepala bidang keperawatan menerima dan memeriksa draf SOP yang
direncanakan dan berjanji untuk meneruskan pengajuan SOP kepada pihak manajemen rumah sakit.
4.4.3 Tahap Observation