Kerangka Pemikiran Dampak Kekerasan Seksual terhadap Perkembangan Anak (Studi Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual di Yayasan Pusaka Indonesia Sumatera Utara)

berada di garis depan untuk melakukan identifikasi, assesment, dan tindakan kekerasan dan penelantaran anak Huraerah, 2006: 97. Pelaksanaan model pertolongan terhadap kasus kekerasan terhadap anak dapat dilakukan melalui prosedur atau proses sebagai berikut : 1. Identifikasi. Penelaahan awal terhadap masalah mengenai adanya tindakan kekerasan terhadap anak. Laporan dari masyarakat atau dari profesi lain, seperti, polisi, dokter, ahli hukum dapat dijadikan masukan pada tahap ini. 2. Investigasi. Penyelidikan terhadap kasus yang dilaporkan. Pekerja sosial dapat melakukan kunjungan rumah, wawancara dengan anak atau orang yang diduga sebagai pelaku mengenai tuduhan yang dilaporkan, pengamatan terhadap perilaku anak dan orang yang diduga sebagai pelaku, penelaahan terhadap kehidupan keluarga. 3. Intervensi. Pemberian pertolongan terhadap anak atau keluarga yang dapat berupa bantuan komkrit, bantuan penunjang, atau penyembuhan. 4. Terminasi. Pengakhiran atau penutupan kasus.

2.5 Kerangka Pemikiran

Tindak kekerasan, acapkali diterima seorang anak, tanpa sedikitpun seorang anak dapat membela diri. Sadar ataupun tidak sadar, anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah dibangun oleh generasi sebelumnya. Semua kekerasan yang diterima oleh anak akan direkam dalam alam bawah sadar mereka dan akan dibawa pada masa dewasa dan terus sepanjang hidupnya. Akibatnya si anak setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa akan sangat agresif dan melakukan kekerasan yang serupa terhadap anak-anak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menurut Gelles kekerasan terhadap anak child abuse dapat didefinisikan sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, yang mana itu semua diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Terry E. Lawson, psikiater anak mengklasifikasikan kekerasan terhadap anak child abuse menjadi empat bentuk, yaitu: emotional abuse, verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse. Sexual abuse adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersil dan atau tujuan tertentu. Inferior, rentan, dan marginal adalah beberapa ciri yang umum diidap oleh anak-anak korban kekerasan. Dikatakan inferior, karena mereka biasanya tersisih dari kehidupan normal dan terganggu proses tumbuh kembangnya secara wajar. Adapun dikatakan rentan karena mereka sering menjadi korban situasi dan bahkan terlempar dari masyarakat displaced children. Sementara itu, anak-anak korban kekerasan tersebut tergolong marjinal karena dalam kehidupan sehari-harinya mereka mengalami berbagai bentuk eksploitasi dan diskriminasi, mudah diperlakukan salah dan bahkan acap kali pula kehilangan kemerdekaannya. Penderitaan getir yang tak berujung harus ditelan begitu saja oleh anak-anak korban kekerasan yang polos dan tak berdaya, kesakitan, kesedihan, kesepian, kekecewaan, dan kemarahan mereka, tak urung dalam beberapa gradasi menimbulkan gangguan pada psikis seperti stress, phobia, atau trauma yang merusak kepercayaan terhadap diri dan orang lain. Ketakutan menjadi penjara tanpa pengadilan bagi mereka. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Situasi psikis yang oleh pakar kriminologi disebut monomanien gangguan terhadap kekuatan jiwa itu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak dimana disatu kutub dapat menimbulkan depresi yang meruntuhkan mental, dan kepribadian anak, dan pada kutub ekstrim lain, justru dapat menghilangkan rasa takut. Kekerasan kemudian dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sah, dan wajar. Tabel I Bagan Alur Pemikiran Anak Korban Kekerasan Seksual Pusaka Indonesia Perkembangan Anak Bahasa Fisik Moral Intelektual Hubungan Sosial Kepribadian Emosi Intelektual Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.6 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Korban Kekerasan Seksual Pada Anak Dampingan Yayasan Pusaka Indonesia

3 35 153

KORBAN KEKERASAN SEKSUAL: STUDI KASUS PENYIMPANGAN SEKSUAL TERHADAP ANAK Korban Kekerasan Seksual: Studi Kasus Penyimpangan Seksual Terhadap Anak Di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 2 16

KORBAN KEKERASAN SEKSUAL STUDI KASUS PENYIMPANGAN SEKSUAL TERHADAP ANAK Korban Kekerasan Seksual: Studi Kasus Penyimpangan Seksual Terhadap Anak Di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 2 11

Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Korban Kekerasan Seksual Pada Anak Dampingan Yayasan Pusaka Indonesia

0 0 17

Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Korban Kekerasan Seksual Pada Anak Dampingan Yayasan Pusaka Indonesia

0 0 2

Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Korban Kekerasan Seksual Pada Anak Dampingan Yayasan Pusaka Indonesia

0 0 9

Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Korban Kekerasan Seksual Pada Anak Dampingan Yayasan Pusaka Indonesia

0 0 42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kekerasan terhadap Anak (Child Abuse) 2.1.1 Pengertian Anak - Dampak Kekerasan Seksual terhadap Perkembangan Anak (Studi Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual di Yayasan Pusaka Indonesia Sumatera Utara)

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Dampak Kekerasan Seksual terhadap Perkembangan Anak (Studi Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual di Yayasan Pusaka Indonesia Sumatera Utara)

0 1 12

DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual di Yayasan Pusaka Indonesia Sumatera Utara)

0 0 10