kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan, gerakan dan secara perlahan belajar mengoordinasikan tibdakan-tindakannya.
b. Tahap Praoperasional Dialami pada usia 2-7 tahun, tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Pada tahap ini anak sangat bersifat egosentis sehingga
seringkali bermasalah dengan lingkungannya dan cenderung mengutamakan pandangannya sendiri.
c. Tahap Operasional Konkret Dialami pada usia 7-11 tahun, pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Dalam tahap ini interaksinya dengan lingkungannya semakin berkembang dengan baik
karena egosentrisnya sudah semakin berkurang dan anak sudah mulai lebih objektif.
d. Tahap Operasional Formal Dialami pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Pada tahap ini interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas,
menjangkau teman sebayanya bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.
3. Perkembangan Emosi
Chaplin dalam Ali dan Asrori, 2004: 62 mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang
disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Defenisi lain
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya
mengandung kemungkinan untuk meletus. Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori, 2004: 63 kemudian mengidentifikasi
sejumlah kelompok emosi yaitu amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu. Dari deretan daftar emosi tersebut ternyata ada bahasa
emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa diseluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang didalamnya mengandung emosi
takut, marah, sedih dan senang. Selain itu, emosi juga dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian yaitu :
1. Emosi Sensori yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang lapar,
dll. 2. Emosi Psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan.
Diantaranya adalah perasaan intelektual, perasaan sosial, perasaan susila, perasaan keindahan estetis dan perasaan ketuhanan Yusuf,
2004 : 117.
4. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana fikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan,
lukisan dan mimik muka Yusuf, 2004: 118.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu
kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Berikut adalah laju dari perkembangan bahasa pada anak.
a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif, seperti “bapak makan”. b. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif menyangkal.
c. Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat kritikan, keragu-raguan, dan menarik kesimpulan analogi Yusuf, 2004 : 119.
5. Perkembangan Hubungan Sosial