a. Konsep Pelayanan Sosial bidang praktik Pekerjaan sosial mencakup aktivitas yang sangat luas, mulai dari perundang-undangan sosial sampai kepada tindak
langsung pemberian bantuan. b. Konsep ‘Kesejahteraan Sosial’ berbeda dengan ‘kesejahteraan’. Terpenuhinya
kebutuhan sosial kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan menjadi dasar bagi terciptanya ‘kesejahteraan’ sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek
kehidupan manusia. c. Pada tingkat masyarakat, kesejahteraan sosial berarti terdapatnya ketertiban
sosial social order yang lebih baik.
2.4.2 Peran Pekerja Sosial terhadap Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak
Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu, kelompok, keluarga, dan
masyarakat. Sementara itu, pengertian pekerjaan sosial yang diadopsi oleh IFSW International Federation Of Social Workers, General Meeting, 26 July 2000,
Montreal, Canada adalah profesi untuk meningkatkan perubahan sosial, pemecahan masalah dalam hubungan kemanusiaan serta pemberdayaan serta kebebasan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan. Dengan menggunakan teori-teori perilaku manusia dan sistem sosial, pekerja sosial mengintervensi pada titik-titik dimana masyarakat
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan sosial adalah hal yang fundamental bagi pekerjaan sosial.
Sejak awal keberadaannya, profesi pekerjaan sosial telah memasukkan pelayanan perlindungan anak child protective services sebagai salah satu bidang
pelayanannya, demikian penjelasan Zastrowdan Huttman dalam Suharto, 1997. Hal serupa juga dikemukakan oleh Stein, Gambrill, bahwa pekerja sosial sudah sejak lama
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
berada di garis depan untuk melakukan identifikasi, assesment, dan tindakan kekerasan dan penelantaran anak Huraerah, 2006: 97.
Pelaksanaan model pertolongan terhadap kasus kekerasan terhadap anak dapat dilakukan melalui prosedur atau proses sebagai berikut :
1. Identifikasi. Penelaahan awal terhadap masalah mengenai adanya tindakan kekerasan terhadap anak. Laporan dari masyarakat atau dari profesi lain, seperti,
polisi, dokter, ahli hukum dapat dijadikan masukan pada tahap ini. 2. Investigasi. Penyelidikan terhadap kasus yang dilaporkan. Pekerja sosial dapat
melakukan kunjungan rumah, wawancara dengan anak atau orang yang diduga sebagai pelaku mengenai tuduhan yang dilaporkan, pengamatan terhadap
perilaku anak dan orang yang diduga sebagai pelaku, penelaahan terhadap kehidupan keluarga.
3. Intervensi. Pemberian pertolongan terhadap anak atau keluarga yang dapat berupa bantuan komkrit, bantuan penunjang, atau penyembuhan.
4. Terminasi. Pengakhiran atau penutupan kasus.
2.5 Kerangka Pemikiran