Analisis Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih

65 b Jumlah pelanggan dalam DMA antara 500 dan 3000 sambungan c Variasi ketinggian lahan harus dipertimbangkan Zona DMA harus diisolasi dengan memasang valve pembatas dan alat untuk mengukur aliran air dan tekanan. 6 Melaksanakan manajemen tekanan Cara terbaik untuk jangka panjang dalam menurunkan kehilangan air fisik adalah dengan program Manajemen Tekanan. Kejadian kebocoran air secara fisik dan kejadian pipa pecah sebagian besar terkait karena tekanan air, karena: Tekanan yang terlalu besar adalah masalah utama kebocoran dan semburan Mengelola tekanan dalam sistem yang bertekanan rendah juga menguntungkan Menurunkan tekanan memiliki dampak langsung terhadap kebocoran yang ada dengan hasil yang segera kelihatan. Yang perlu diingat: Kebocoran Meningkat Seiring Tekanan Cara-cara yang umum dilakukan untuk menurunkan tekanan pada jaringan perpipaan adalah: a Bentuk zoning berdasarkan elevasi b Kontrol pompa dengan cara mengatur kapasitas pompa yang beroperasi vafiabel speed drive c Pemasangan Pressure Reducing Valve PRV, metode ini paling umum dilakukan saat ini. 7 Menerapkan manajemen aset yang baik Manajemen Aset dapat menjadi suatu keharusan untuk melakukan manajemen tekanan dalam jangka panjang dan ekonomis. Tujuan dari manajemen aset adalah untuk dapat mengatasi kebocoranpenurunan ATR dengan cara yang paling cost-effective.

3.10 Analisis Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih

Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu volume air dengan kecepatan tertentu, yang berkisar antara 0,6 – 1,2 mdt. Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan tekanan aliran dalam pipa juga harus terpenuhi. Dengan 66 analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sistem jaringan pipa distribusi air bersih : 1. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas wilayah. 2. Daerah pelayanan sektoral dan besar beban, serta titik sentral pelayanan junction points. 3. Kerangka induk jaringan, baik kerangka induk primer maupun kerangka induk sekunder. 4. Untuk sistem indek, ditentukan distribusi alirannya berdasarkan debit puncak. 5. Pendimensian. Dengan besar debit diketahui dan kecepatan aliran yang diijinkan, dapat ditentukan diameter pipa yang diperlukan. 6. Kontrol tekanan aliran dalam aliran distribusi, menggunakan prinsip kesetimbangan energi. Kontrol atau analisa tekanan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode yang disesuaikan dengan rangka distribusi. 7. Detail sistem pelayanan sistem mikro dari distribusi dan perlengkapan distribusi gambar alat bantu. 8. Gambar seluruh sistem, berupa peta tata guna lahan, peta pembagian distribusi, peta kerangka, peta sistem induk lengkap, gambar detail sistem mikro.

3.10.1 Aplikasi Epanet 2.0 dalam Analisa Jaringan Distribusi Air Bersih

Program Epanet 2.0 merupakan aplikasi komputer dalam sistem Windows 95982000Me maupun NT 2000 dan XP yang terintegrasi dalam editing jaringan input data, simulasi hidrolis dan kualitas air yang dapat dilihat outputnya dalam berbagai format, seperti kode jaringan yang berwarna, tabel, desain grafik terhadap variabel waktu yang dikehendaki. Kegunaan program Epanet 2.0 dalam analisa jaringan distribusi air bersih adalah sebagai berikut : a. Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air serta degradasi unsure kimia yang ada dalam air didalam pipa distribusi. b. Dapat digunakan sebagai dasar analisa dan berbagai macam sistem distribusi, detail desain, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan berbagai unsur lainnya. 67 c. Dapat membantu menentukan alternatif strategis managemen dan sistem jaringan pipa distribusi air bersih seperti :  Sebagai penentuan alternatif sumberinstalasi, apabila terdapat banyak sumberinstalasi.  Sebagai simulasi dalam menentukan alternatif pengoperasian pompa dalam melakukan pengisian reservoir maupun injeksi kesistem distribusi.  Digunakan sebagai pusat treatment seperti proses khlorinasi, baik diinstalasi maupun dalam sistem jaringan.  Dapat digunakan sebagai penentuan prioritas terhadap pipa yang akan dibersihkandiganti. Epanet merupakan analisis hidrolis yang terdiri dari : a. Analisis ini tidak dibatasi oleh letak lokasi jaringan. b. Kehilangan tekanan akibat gesekan friction dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams, Darcy-Weisbach atau Chezy-Manning formula . c. Disamping mayor losses , minor losses kehilangan tekanan di bend, elbow, fitting dapat dihitung. d. Model konstanta atau variabel kecepatan pompa. e. Perhitungan energi dan biaya pompa. f. Berbagai tipe model valve yang dilengkapi dengan shut off , check. Pressure regulating dan valve yang dilengkapi dengan kontrol kecepatan. g. Reservoir dalam berbagai bentuk dan ukuran. h. Faktor fluktuasi pemakaian air. i. Sebagai dasar operating sistem untuk mengontrol level air di reservoir dan waktu.

3.10.2 Input data dalam Epanet 2.0

Dalam proses analisa, evaluasi dan simulasi jaringan air bersih, Epanet 2.0 membutuhkan masukaninput data antara lain : 1. Peta jaringan. 2. Nodejunction titik dari komponen distribusi. 3. Elevasi. 4. Panjang pipa distribusi. 5. Diameter dalam pipa. 68 6. Jenis pipa yang digunakan. 7. Umur pipa. 8. Jenis sumber mata air, sumur bor, IPAM, dan lain-lain. 9. Spesifikasi pompa bila menggunakan pompa 10. Bentuk dan ukuran reservoir. 11. Beban masing-masing node besarnya tapping. 12. Faktor fluktuasi pemakaian air. 13. Konsentrasi khlor di sumber.

3.11 Analisa SWOT