Konsumsi resmi bermeter tak berekening, yaitu air yang didistribusikan secara sah Konsumsi resmi tak bermeter tak berekening, yaitu air yang didistribusikan Konsumsi tak resmi, yaitu air yang dikonsumsi secara tidak sah sehingga tidak

57 Besarnya air tak berekening menyebabkan besarnya kerugian finansial. Besarnya nilai finansial kerugian akibat kehilangan air tersebut merupakan alasan yang sangat kuat mengapa harus dilakukan upaya untuk menurunkan tingkat kehilangan air di Indonesia. Yang termasuk Air Tak Berekening ATR, bukan hanya kehilangan air oleh sebab- sebab yang tidak dikehendaki, melainkan juga yang resmi dan dikehendaki, misalnya air yang dipergunakan untuk keperluan pemadam kebakaran, bantuan, hidran umum yang digratiskan dan penyiraman jalan atau taman kota, tetapi tidak mendatangkan pendapatan. Sesuai dengan konsep dalam bidang penanganan Air Tak Berekening ATR dari International Water Association IWA yang diadopsi oleh Departemen Pekerjaan Umum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 182007, maka dalam menangani Air Tak Berekening harus dirinci dengan jelas yang dituangkan dalam Neraca Air, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.14 berikut ini. Tabel 3.14 Neraca Air Sistem Input Konsumsi Resmi Konsumsi Resmi Berekening Konsumsi Bermeter Berekening Air Berekning Konsumsi Tak Bermeter Berekening Konsumsi Resmi Tak Berekening Konsumsi Bermeter Tak Berekening Air Tak Berekning Konsumsi Tak Bermeter Tak Berekening Kehilangan Air Kehilangan Air Non Teknis Komersial Konsumsi Tak Resmi Ketidakakuratan Meter dan Kesalahan Penanganan Data Kehilangan Air TeknisFisik Kebocoran Pada Pipa Transmisi Distribusi Kebocoran dan Luapan Pada Reservoir dan Tanki Kehilangan Pada Pipa Dinas Sampai Meter Pelanggan Sumber : IWA, 2000 Dalam BPPSPAM, 2009 Dari tabel di atas, komponen ATR terdiri atas konsumsi resmi tidak berekening PDAM tidak memperoleh pendapatan, kehilangan air non tekniskomersial dan kehilangan air teknisfisik. Masing-masing komponen tersebut dirinci lagi menjadi:

a. Konsumsi resmi bermeter tak berekening, yaitu air yang didistribusikan secara sah

tetapi penerimapenggunanya tidak diharuskan membayar. Contohnya adalah bila suatu PDAM menggratiskan air di rumah direksi atau karyawan, rumah pejabat, instansi pemerintah atau militer, hidran umum, yang 58 semuanya dapat dipasang meter untuk mengetahui tingkat konsumsinya, tetapi tidak diharuskan membayar.

b. Konsumsi resmi tak bermeter tak berekening, yaitu air yang didistribusikan

digunakan secara sah, tetapi tidak diberi meter air, dan tidak diharuskan membayar. Contohnya adalah untuk pencucian pipa, pemadam kebakaran, kebersihan kota, penyiraman taman-taman kota, air mancur kota, keperluan kantor PDAM sendiri, dan lain-lain.

c. Konsumsi tak resmi, yaitu air yang dikonsumsi secara tidak sah sehingga tidak

mendatangkan pendapatan bagi PDAM. Contohnya adalah sambungan ilegal, penyalahgunaan hidran pemadam kebakaran, perusakan meter pelanggan atau tindakan bypass, serta kekurangan hasil pembacaan meter akibat pembaca meter yang curang atau tidak akurat. Pada komponen inilah biasanya tantangan terbesar dalam menaksir jumlah kehilangan air karena pada umumnya PDAM tidak dapat memastikan jumlahnya, misalnya berapa jumlah sambungan ilegal, berapa pelanggan yang melakukan bypass, dan lain sebagainya.

d. Ketidakakuratan meter pelanggan dan kesalahan penanganan data, yaitu

hilangnya air akibat meter pelanggan tidak menunjukkan debit yang sebenarnya under-registration akibat meter yang melewati umur teknis atau kualitasnya yang rendah dan kesalahan saat penanganan data, misalnya kesalahan operator komputer di bagian perekeningan saat melakukan data entry angka hasil bacaan meter.

e. Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa distribusi, yaitu hilangnya air akibat