Yusman Roy Shalat Dwi Bahasa 2005
31
ya-tanya, karena banyak orang yang shalat dan bisa membaca Al- quran tetapi perilakunya masih banyak yang melanggar Alquran.
Pencarian spiritual ini menggerakkan Yusman untuk mendiri- kan sebuah pondok i’tikaf yang bisa mengajak orang-orang yang
memiliki masa lalu yang buruk seperti dirinya untuk kembali ke jalan Allah
21
. Saat menunaikan ibadah haji, ia menemukan pencerahan
saat melakukan munajat di Masjidil Haram dan Padang Arafah. Petunjuk dari Allah adalah mengajarkan orang memahami shalat
dan menjalankannya secara khusyu dengan cara menerjemahkan bacaan shalat ke dalam bahasa Indonesia, utamanya bacaan-bacaan
Alquran. Hal ini sebagai ikhtiar Yusman untuk menempatkan iba- dah shalat sebagai sarana pencegah perbuatan keji dan mungkar.
Untuk menyebarkan keyakinan tersebut, Yusman membentuk ya- yasan Taqwallah.
Yusman membuat selebaran dengan judul-judul yaitu: “Cara Shalat Berjamaah Yang Bermutu Tinggi” 25 Februari 2003,
“Ingin Meraih Shalat Berjamaah yang Sempurna? Pilihlah Imam-Im- am Shalat yang profesional” Mei, 2003, dan “Kita Sudah Merdeka:
Cara Mengimani Shalat dengan Diterjemahkan”. Selain melalui sele- baran, Yusman menyebarkan ajarannya melalui VCD. Pihak pon-
dok I’tikaf Ngaji Lelaku mengirim surat kepada Kepala badan Ke- satuan Bangsa Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meminta
ijin mengedarkan selebaran, namun tidak pernah mendapatkan respon yang jelas. Karenanya para santri melakukan penyebaran
selebaran tersebut.
Pada tanggal 21 Januari 2004, MUI Kabupaten Malang me- ngeluarkan fatwa Nomor: Kep.02SKFMUIKABI2004 tentang
Penyiaran Ajaran Sesat Yusman Roy. Namun setelah 10 bulan Yus- man Roy baru mengetahuinya. Berdasarkan adanya fatwa terse-
but, Yusman Roy mengadukan adanya tindak pidana pencemaran
21
Paring Waluyo Utomo dan Levi Riyansyah, Pengawasan Negara Ter- hadap Kehidupan sipil: Kasus Penyesatan dan Kriminalisasi Yusman Roy, dalam
Ahmad Suedy dkk, Politisasi Agama dan Konfl ik Komunal, Beberapa isu penting di Indonesia, The Wahid Institute, Jakarta, 2007, halaman 93-94
32
nama baik yang dilakukan oleh pihak MUI dan mengirimkan surat pengaduannya kepada KOMNAS HAM
22
. Pada tanggal 4 Mei 2005, para ulama yang tergabung dalam
pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur, PWNU Jatim dan MUI Jatim meminta Yusman Roy untuk menghentikan penyebaran ajarannya,
dan meminta aparat untuk menangkap Yusman. Dan seiring ram- ainya pemberitaan di media massa, kondisi Malang dinilai mulai
tidak kondusif, terutama dengan laporan adanya rombongan FPI, HTI dan Banser Gondanglegi yang akan mendatangi pondok i’tikaf.
Pada Jumat 6 Mei 2005, setelah shalat Jum’at massa ormas Islam akan mendatangi Pondok Itikaf. Kepada polisi mereka meminta
Yusman Roy ditangkap. Berdasarkan pertimbangan kondisi terse- but, Pemkab Malang pada 6 Mei 2005 mengeluarkan Surat Kepu-
tusan tentang Penghentian Kegiatan Pondok I’tikaf Ngaji Lelaku di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang
23
. Selanjutnya berdasarkan SK Bupati Malang tersebut, Ke-
polisian Resort Malang mengeluarkan Surat Perintah Penangka- pan. Yusman selanjutnya didakwa melanggar pasal 156a huruf a
KUHP dan pasal 157 1 KUHP. Majelis hakim memutuskan bahwa Yusman Roy tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana penodaan agama, namun terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana menyiar-
kan surat atau gambar yang isinya menyatakan permusuhan, penghinaan terhadap golongan penduduk di Indonesia, dan meng-
hukum Yusman dengan pidana penjara selama 2 tahun.