Imam Trikarsohadi dan H.Abdul Wahab, Pemuatan Kar- tun Nabi Muhammad dalam tabloid PETA 2006 Pimpinan Tabloid Gloria, Pemuatan Kartun Nabi Muham- mad dalam Tabloid Dwi Mingguan Gloria 2006

34 mimpin redaksi tabloid Gloria, David Da Silva dalam keterangan- nya mengaku khilaf, berkilah tidak ada unsur kesengajaan dalam pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW yang pada akhir me- nimbulkan keresahan umat Islam. Tidak diketahui penanganan kasus ini selanjutnya.

14. Lia Aminuddin alias Lia EdenSalamullah 2006

Pada 1995, Lia Aminudin mengaku mendapatkan penying- kapan dan bimbingan gaib yang dijadikannya dasar untuk melaku- kan diskusi-diskusi tentang Ketuhanan dengan membentuk kelom pok bernama Salamullah yang artinya keselamatan dari Tuhan. Se- lanjutnya ia memperkenalkan dirinya sebagai jelmaan Jibril yang membawa pesan-pesan Tuhan. Salamullah sendiri dikategorikan sebagai agama perenial. Istilah perenial digunakan untuk: 1 mengidentifi kasi adanya persamaan antar agama-agama; 2 menjelaskan adanya nilai yang abadi atau berlaku umum yang melekat pada suatu pa- ham keagamaan dan yang bisa diterima atau bersifat universal. Nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari ajaran agamanya dan mungkin juga melekat pada tradisinya; 3 identifi kasi pemikiran dan tindakan yang menjembatani perbedaan antar agama atau antar kelompok keagamaan. Melalui gerakannya, Salamullah hendak menyampaikan pesan-pesan kerasulan, yang intinya yaitu : - mengajak umat manusia khususnya yang sudah terlalu jauh meninggalkan Tuhan, untuk kembali menyembah Allah Yang Maha Esa dan menghindarkan segala bentuk pemberhalaan dan pengkultusan kepada siapa pun; - Mengajak umat manusia untuk bersaudara dalam kebenaran dan cinta kepada Allah tanpa memandang sekat agama, suku, ras. Siapapun yang membela kebenaran dan keadilan, mere- ka adalah saudaranya. Siapapun yang berlaku aniaya dan menyalahi kebenaran, tidaklah akan dibelanya walaupun dia berasal dari kelompoknya; - Sementara itu, missi Salamullah tidak membuat agar orang tunduk kepada Salamullah, melainkan agar manusia tunduk 35 hanya kepada Tuhan Yang Esa. Pada tahun 1997, MUI mengeluarkan Fatwa yang menyat- akan bahwa malaikat Jibril tidak mungkin turun lagi setelah keda- tangan Nabi Muhammad SAW oleh karena itu keyakinan semacam Salamullah dinyatakan sesat dan menyesatkan. Walau mendapatkan berbagai hambatan dari berbagai pihak, Salamullah terus menjalankan aktivitasnya untuk mengi- rim pesan-pesan Malaikat Jibril-Ruhul Kudus ke seluruh Indonesia, diantaranya pesan mengenai pertaubatan bangsa. Dalam hal ini di- yakini oleh Lia Eden bahwa perintah Malaikat Jibril-Ruhul Kudus harus disampaikan kepada masyarakat terkait dengan Salamullah sebagai agama baru yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa dan mendasarkan keyakinannya pada perenialisme —pengakuan kesetaraan seluruh ajaran agama di hadapan Tuhan— dalam pengertian jamaah Salamulah menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya, yang Islam melakukan syariat Islam, Kristen tetap beribadah sesuai aturan Kristen. Salah satu aktivitas Salamullah adalah melakukan pawai perdamaian menyampaikan pesan-pesan Tuhan yang menen- tang peperangan, ancaman penggunaan senjata nuklir, dan invasi Amerika ke Irak. Mereka berpindah tempat, dari satu tempat ke tempat lain, karena mendapatkan penolakan, pengusiran sampai pada pengrusakan rumah ibadah. Adanya larangan dan teror yang diterima, di tahun 2003 Jama’ah Salamullah yang kemudian beru- bah menjadi Komunitas Eden, tetap melakukan perjalanan selama beberapa bulan dari kota-ke kota dengan maksud menyampaikan pesan Tuhan yang diyakininya benar. Pesan Tuhan berkaitan de- ngan mengenai penyalahgunaan fungsi kuburan menjadi tempat ibadah, persekutuan dengan jin, dan pemujaan Nyi Loro Kidul. Komunitas Eden juga diperintahkan oleh Malaikat Jibril untuk menyampaikan peringatan Tuhan dari rumah ke rumah kepada 250 dukun. Selain itu, mendatangi pelaku Bom Bali, serta kelom- pok-kelompok radikal untuk menyampaikan peringatan yang dis- ampaikan malaikat Jibril bahwa Tuhan membenci kekerasan atas nama-Nya dan Tuhan tak menyukai wajah Islam yang menjadi pe- marah, tak menyebarkan rahmatan lil ‘alamin.