Ruang Lingkup Pemantauan PENUTUP

BAB II KASUS-KASUS PENODAAN AGAMA DAN UJARAN KEBENCIAN ATAS DASAR AGAMA DI INDONESIA

A. KASUS PENODAAN AGAMA

Tindak pidana terhadap agama 7 bukan pasal yang ber- 7 Barda Nawawi Arief membedakan 3 ruang lingkup delik agama yaitu 1 tindak pidana “menurut agama”; 2 tindak pidana “terhadap agama” dan 3 tindak pidana “yang berhubungan dengan agama” atau “terhadap kehidupan beragama”. Un- tuk kategori pertama mencakup perbuatan-perbuatan yang menurut hukum yang ber- laku merupakan tindak pidana dan dilihat dari sudut pandang agama juga merupakan perbuatan terlarang, kategori kedua adalah Pasal 156a KUHP, dan kategori ketiga yang 10 asal dari Wetboek van Strafrecht WvS Belanda, tetapi merupakan penambahan ke dalam Bab V tentang Kejahatan terhadap Keterti- ban Umum yaitu Pasal 156a KUHP. Penambahan Pasal 156a KUHP didasarkan pada Pasal 4 UU No.1 PNPS1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama, yang berbunyi se- bagai berikut. Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan : a yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgu- naan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga,yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan rumusan di atas terdapat 4 empat hal yang diancam pidana apabila dilakukan di muka umum yaitu : 1 Mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersi- fat permusuhan terhadap suatu agama; 2 Mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang ber- sifat penyalahgunaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; 3 Mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang ber- sifat penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indone- sia; 4 Perbuatan dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa Sehubungan dengan keberadaan Pasal 156a KUHP di atas, Oemar Senoadji mengulasnya bahwa dilihat dari status atau pe- nempatannya dalam Bab V Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum, pasal 156a termasuk tindak pidana ketertiban umum, dan dimak- sudkan untuk melindungi ketentraman orang beragama. Jadi yang tersebar dalam KUHP diantaranya Pasal 175-181 dan 503 ke-2. Barda Nawawi Arief, Delik Agama dan Penghinaan Tuhan Blasphemy di Indonesia dan Perbandingan Berbagai Negara, BP Undip,2007