Kabupten Pasuruan HASIL DAN PEMBAHASAN

89 Terkait dengan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, kota Surabaya sudah memiliki Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2013 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 1. Rancangan peraturan daerah Pengendalian Menara Telekomunikasi dan Rancangan peraturan daerah Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebenarnya diajukan bersamaan dan pada tahun program legislasi daerah yang sama, namun proses pembahasannya lebih cepat peraturan daerah tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, sehingga penetapannya lebih dahulu. Penetapan perda retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi tersebut merupakan wujud dari kewenangan pemerintah daerah untuk memungut retribusi daerah atas pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi sebagaimana diatur dalam Pasal 110 huruf n UU PDRD.

b. Kabupten Pasuruan

Pertumbuhan ekonomi di Pasuruan berkembang dengan pesat, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan yang memilih untuk menginvestasikan modalnya di Pasuruan. Pertumbuhan ekonomi tersebut perlu ditunjang dengan sarana telekomunikasi yang memadai. Pasuruan merupakan salah satu kota yang menarik bagi pengusaha penyedia jasa layanan telekomunikasi maupun bagi penyedia menara telekomunikasi. Untuk merespon kebutuhan masyarakat tersebut Pemerintah Kabupaten Pasuruan menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 24 tahun 2012 tentang Penataan dan Pengendalian Menara Telekomunikasi bersama Lembaran Daerah Kabupaten Pasuruan Tahun 2012 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 256. Dalam konsideran menimbang peraturan daerah ini menyatakan: a. bahwa perkembangan teknologi telekomunikasi merupakan sebuah fenomena yang harus ditanggapi oleh pemerintah daerah dalam upaya memajukan perekonomian daerah; 90 b. bahwa menara telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur dalam pembangunan daerah yang vital dan memerlukan ketersediaan lahan, bangunan dan ruang udara; c. bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi penggunaan menara telekomunikasi harus memperhatikan faktor pemerataan pembangunan, keamanan lingkungan, kesehatan masyarakat dan estetika lingkungan; Terkait dengan ketentuan pembagian wilayahlokasi penempatan menara bersama, Pemerintah Kabupaten Pasuruan menetapkan zonasi wilayah penempatan menara dengan memperhatikan dan mempertimbangkan: - potensi ruang wilayah yang tersedia; - kepadatan pemakaian jasa telekomunikasi; - kaidah penataan ruang, tata bangunan; - struktur perwilayahan; - estetika dan keamanan lingkungan; dan - kebutuhan luasan area Menara 50 . Lebih lanjut, Pasal 8 ayat 3 mengatur bahwa Jarak radius zona penempatan menara yang dapat ditetapkan Bupati paling jauh 300 tiga ratus meter dari titik tengah zona penempatan menara. Penetapan Zona Penempatan Lokasi Menara tersebut ditetapkan dalam Peraturan Bupati 51 a. melakukan kajian teknis terhadap desain, penataan, pembangunan menara bersama; . Dalam perda ini mengatur tentang Tim Penataan dan Pengawasan Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama TP3MTB yang dibentuk oleh Bupati. Pengaturan mengenai tim ini belum diatur dalam semua peraturan daerah yang ada mengenai pengendalian menara telekomunikasi. TP3MTB diperuntukkan guna kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program menara telekomunikasi bersama di wilayah daerah. TP3MTB merupakan satuan kerja yang terdiri dari perwakilan SKPD yang tupoksinya terkait dengan pembangunan menara bersama. Tugas TP3MTB untuk b. memberikan masukan dan saran atas pemberian izin pembangunan dan pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama; dan 50 Lihat Pasal 8 Perda Kabupaten Pasuruan Nomor 24 tahun 2012 51 Pasal 11, Ibid 91 c. memberikan asistensi terhadap Bupati dalam melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap pembangunan dan pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama 52 Di Pasuruan, berdasarkan ketentuan Peraturan daerah a quo, Penyedia Menara atau pengelola menara dapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam rangka pembangunan menara, dimana kerjasama tersebut dituangkan dalam perjanjian. . Pengawasan penyelenggaraan menara telekomunikasi di kabupaten Pasuruan meliputi, pelaporan, pemantauan dan evaluasi terhadap penerbitan perizinan serta pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan menara oleh Penyedia menara telekomunikasi 53 Nomor 24 tahun 2012 . Pengendalian menara telekomunikasi di Kabupaten Pasuruan memiliki perbedaan dibandingkan dengan beberapa kabupatenkota di Jawa Timur, keberadaan TP3MTB memiliki peran dalam melakukan pengawasan dan pemberian rekomendasi pembangunan menara. Ketentuan mengenai pengawasan menara dan fungsi TP3MTB dalam memberikan rekomendasi bagi penerbitan IMB Menara dituangkan dalam beberapa pasal di Peraturan Daerah a quo, pada tabel berikut akan dirinci pasal-pasal dalam Peraturan daerah ini yang terkait dengan pengawasan menara dan fungsi TP3MTB. Tabel : Substansi Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan 54 Aspek Pasal Bunyi PENGAWASAN Pasal 26 1 Kegiatan pengawasan penyelenggaraan menara telekomunikasi diselenggarakan dalam bentuk pelaporan, pemantauan, dan evaluasi terhadap penerbitan perizinan serta pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan menara oleh penyedia menara telekomunikasi; 2 Pengawasan penyelenggaraan dan pengoperasian menara telekomunikasi dilakukan oleh pejabat 52 Pasal 13 ayat 2, Ibid 53 Pasal 26, ibid 54 Penebalan kata dan penulisan cetak miring dilakukan oleh penulis untuk memberikan penekanan mengenai hal-hal yang penting dan patut diperhatikan dalam pasal ini. 92 yang ditunjuk dengan melibatkan peran masyarakat. Pasal 27: 1 Pengawasan terhadap menara telekomunikasi mengacu pada: a. rencana pembangunan menara sesuai kriteria lokasi menara; b. proses pembangunan menara pada kawasan budi daya dan kawasan lindung yang diperbolehkan yang dilakukan melalui pengecekan terhadap kesesuaian pembangunan menara dengan peraturan zonasi yang berlaku serta ketentuan peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup; c. operasional pemanfaatan ruang di sekitar menara. Peran Serta Masyarakat dalam Pengawasan Pasal 28: 1 Dalam penyelenggaraan menara, masyarakat dapat berperan aktif secara individu atau kelompok dalam rangka: a. pengawasan pemanfaatan ruang untuk pembangunan menara antara lain melalui pelaporan kepada pemerintah daerah atas penyalahgunaan pemanfaatan ruang untuk menara; b. bekerja sama dengan pemerintah daerah dan penyelenggara telekomunikasi dalam menciptakan lingkungan aman dan kondusif. Fungsi TP3PM dalam Ketentuan Perizinan Menara Telekomunikasi Pasal 29: 1 Pembangunan Menara harus memiliki IMBM dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk setelah mendapatkan rekomendasi dari TP3MTB; 2 Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib memperhatikan Zona Penempatan Lokasi Menara; 3 Setiap pemasangan atau penempatan antena BTS oleh Penyedia Menara atau Pengelola Menara pada Menara Bersama harus dilaporkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tugas dan fungsinya di bidang 93 komunikasi dan informatika Pasal 30: 1 Penyedia Menara dapat memulai kegiatan pembangunan setelah memperoleh IMBM; 2 IMBM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan tanpa batas waktu sepanjang tidak ada perubahan struktur atau konstruksi menara dan masih dipenuhinya seluruh syarat pendirian menara; 3 Pemerintah Daerah mengevaluasi kelayakan operasional menara setia tiga tahun sekali; 4 Dalam hal dinyatakan operasional menara tidak layak sebagaimana dimaksud pada ayat 3, Bupati mencabut IMBM Penerapan Sanksi Administrasi Pasal 34: 1 Bupati membekukan IMBM apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 tidak ditindaklanjuti dengan melakukan upaya sebagaimana tertera dalam surat peringatan. 2 Pembekuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara penyegelan terhadap Menara Telekomunikasi Bersama yang sedang atau telah selesai dibangun danatau dioperasikan; 3 Selama IMBM yang bersangkutan dibekukan, pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat dilakukan di bawah pengawasan Pemerintah Daerah; 4 Jangka waktu pembekuan IMBM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku 3 tiga bulan terhitung sejak tanggal dikeluarkannya penetapan pembekuan; 5 IMBM yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali apabila pemilik izin yang bersangkutan telah mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini Pasal 35: 1 Apabila jangka waktu pembekuan IMBM telah berakhir dan pemilik IMBM tidak mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya, Bupati mencabut IMBM. 94 2 Pelaksanaan pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disertai dengan pembongkaran Menara Telekomunikasi Bersama. Dari beberapa pasal dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan mengenai Penataan Dan Pengendalian Menara Telekomunikasi Bersama, arah kebijakan yang dituju oleh Pemerintah Daerah adalah mendorong pemanfaatan menara telekomunikasi untuk digunakan sebagai menara telekomunikasi bersama. Hal ini diperlukan guna menegakkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, sehingga akan terwujud mekanisme untuk penertiban, penataan, pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi oleh Pemerintah Daerah. Keberadaan peraturan daerah ini juga menjadi dasar legalitas bagi pemerintah daerah untuk melakukan tindakan hukum pengaturan di bidang pengendalian menara telekomunikasi. Instrumen yang digunakan adalah instrumen Perizinan atas pembangunan base Transceiver Station BTS atau yang lebih dikenal dengan sebutan Power Operator Seluler. Dalam instrumen perizinan tersebut tim TP3PM, selaku tim yang dibentuk untuk bertanggungjawab teknis atas pengendalian pendirian menara telekomunikasi, memberikan rekomendasi bagi setiap IMB Menara yang baru. Pemerintah daerah kabupaten Pasuruan lebih mendorong pemanfaatan menara existing. Dalam hal penerapan sanksi, pemerintah daerah lebih mengedepankan sanksi administrasi yang diterapkan secara bertahap. Tahapan tersebut adalah: a. Peringatan tertulis b. Pembekuan IMB Menara selama 3 bulan c. Pencabutan IMB Menara d. Pembongkaran. Pembongkaran merupakan sanksi administrasi terakhir yang dilakukan setelah berberapa sanksi yang lain telah diterapkan. Hal ini ditujukan untuk memberikan waktu kepada si penerima sanksi penyedia menara penyedia jasa layanan untuk 95 mentaati peraturan dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Disisi lain, pembongkaran menara membutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga pemerintah daerah lebih mengutamakan pada meningkatkan ketaatan penyedia menara penyedia jasa layanan daripada harus membongkar menara.

c. Kabupaten Blitar