69
b. Izin Mendirikan Bangunan Menara
Selain melakukan penataan menara telekomunikasi melalui zona penempatan lokasi menara telekomunikasi, maka dalam menjaga keamanan dan fungsi menara
telekomunikasi perlu dilakukan pengaturan tentang standar baku pembangunan menara telekomunikasi. Standar baku pembangunan menara telekomunikasi digunakan oleh
Satuan kerja Perangkat Daerah sebagai pedoman dan criteria dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan Menara.
Izin Mendirikan Bangunan Menara merupakan suatu keputusan yang diberikan oleh pemerintah kabupatenkota kepada orang atau badan untuk mengubah, mendirikan
danatau membongkar bangunan menara. IMB Menara merupakan salah satu tindakan pemerintahan yang menjadi sarana pengendalian terhadap pembangunan menara agar
menjamin keselamatan bangunan dan lingkungannya. Pemberian IMB Menara agar sesuai dengan tujuannya untuk menjamin keselamatan bangunan dan lingkungannya,
maka pemberian IMB Menara harus didasarkan SNI dan Standar Baku Tertentu. SNI dan Standar Baku Tertentu bagi penyedia menara, pengelola menara dan
penyelenggaraan telekomunikasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembangunan dan pengelolaan menara telekomunikasi, sedangkan bagi Pemerintah
daerah SNI ini digunakan sebagai standar dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pendirian dan penyelenggaraan menara telekomunikasi. Standar
yang harus dipenuhi dalam melakukan pembangunan menara telekomunikasi adalah : a.
Ketinggian menara harus memperhatikan tata guna lahan secara khusus, yaitu kawasan militer, kawasan wisata dan kawasan kepadatan penduduk yang tinggi;
70
b. Struktur menara yang dibangun harus dipersiapkan sebagai menara bersama yang
dapat dipergunakan oleh beberapa penyelenggara telekomunikasi BTS; c.
Rangka struktur menara dan pondasi menara harus memperhatikan daya dukung menara bersama;
d. Pembangunan menara telekomunikasi harus mengacu pada SNI dan standar baku
untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhatikan factor-faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi menara telekomunikasi, antara lain :
- Area penempatan antenna dan perangkat telekomunikasi;
- Ketinggian menara telekomunikasi;
- Struktur menara telekomunikasi;
- Rangka struktur telekomunikasi;
- Pondasi menara telekomunikasi; dan
- Kekuatan angin.
e. Bentuk menara bersama harus diserasikan dengan fungsi dan keserasian lingkungan,
misalnya berbentuk : -
Menara Telekomunikasi Kamuflase
44
- Menara Telekomunikasi Tunggal Monopole; atau
;
- Menara Telekomunikasi Rangka Self Suppoting Tower
44
Menara kamuflase berdasar
Pasal 1 angka 39 perda Kabupaten Pasuruan adalah Kamuflase terhadap menara sebagai tower samaranmenyerupai biasanya berbentuk pohon
71
Berikut adalah contoh bentuk-bentuk menara telekomunikasi yang telah dikamuflasekan: •
Menara Telekomunikasi yang berbentuk Menara Greenfield Collocation
72
• Menara Telekomunikasi yang berbentuk Menara Greenfield Terbaru
73
• menara Telekomunikasi yang berbentuk Menara Monopole Semi Kamuflase
74
• Bentuk Menara Telekomunikasi Antena tersamar yang Menyatu dengan Lingkungan
• Bentuk Menara Telekomunikasi Monopole Terbaru Yang Memanfaatkan Tiang PJU
75
Ketentuan tentang perizinan menara telekomunikasi telah diatur di Kota Surabaya, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ngawi dan berbagai daerah
lain di Jawa Timur. Pengaturannya dalam bentuk hukum Peraturan Daerah. Arah kebijakannya adalah pemberian Izin Menara Telekomunikasi yang sedapatnya
dikamuflasekan, sehingga tidak mengganggu estetika wilayah kabupatenkota. Namun kebijakan pendirian menara telekomunikasi di beberapa wilayah di Jawa Timur masih
belum dilaksanakan maksimal, hal ini nampak pada pengaturan ketentuan menara kamuflase yang hanya berupa salah satu jenis menara telekomunikasi dan bukan
merupakan kewajiban bagi penyedia menara untuk membangun menara telekomunikasi yang dikamuflasekan.
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama
, Pasal 3 ayat 4 menyatakan bahwa : “Bentuk Menara Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan
fungsi dan keserasian lingkungannya dapat berupa: a.
menara Telekomunikasi Kamuflase; b.
menara Telekomunikasi Tunggal Monopole; atau c.
menara Telekomunikasi Rangka Self Supporting Tower”.
Pada Kabupaten Pasuruan kriteria penentuan perlu tidaknya menara telekomunikasi kamuflase berdasarkan atas kawasan, yaitu kawasan hutan lindung,
kawasan hutan kota dan kawasan pariwisata
45
45
Lihat Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 2; Pasal 6 ayat 1 huruf b angka 2; pasal 6 ayat 95 huruf a
Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 24 Tahun 2012
. Kabupaten Tulungagung dalam
76
peraturan daerah nya sama sekali tidak mengatur mengenai ketentuan Menara
kamuflase. Langkah maju tampak pada Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 20 tahun 2010 tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Pasal 16 1
Menara Telekomunikasi Rangka adalah menara telekomunikasi yang konstruksinya merupakan rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul untuk
menyatukannya.
2 Menara Telekomunikasi Tunggal adalah menara telekomunikasi yang
konstruksinya berbentuk tunggal tanpa adanya simpul-simpul rangka yang mengikat satu sama lain.
3 Menara Telekomunikasi Kamuflase adalah penyesuaian bentuk menara
telekomunikasi yang diselaraskan dengan lingkungan dimana menara tersebut berada.
Pasal 15 Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama yang berada di kawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, apabila dimungkinkan menurut hasil kajian secara teknis dari Pemerintah Daerah maka bentuk dan desain menara
wajib berwujud Menara Telekomunikasi Kamuflase serta bangunan pendukungnya wajib selaras dengan estetika lingkungan dan atau kawasan
setempat yang juga merupakan bagian dari Menara Telekomunikasi Bersama.
Area yang wajib bentuk dan desain menara telekomunikasi nya berbentuk kamuflase di Ngawi adalah :
a. kawasan bandar udara pelabuhan;
b. kawasan pengawasan militer;
c. kawasan cagar budaya;
d. kawasan pariwisata; danatau
e. kawasan hutan lindung
46
.
46
Pasal 13
Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 20 tahun 2010 tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
77
Tabel berikut menggambarkan arah kebijakan daerah dalam mendorong pembangunan menara yang tersamarberkamuflase.
Aspek Kota
Surabaya Kabupaten
Pasuruan Kabupaten
Blitar Kabupaten
Ngawi Kabupaten
Tulungagung
Kebijakan IMB Menara
Telekomunikasi Ya
Ya Ya
Ya Ya
Kebijakan mendorong
pembangunan menara yang
tersamar berkamuflase
Ya Ya
khusunya pada menara
di hutan kota Ya
Ya Tidak ada
Ketentuan dalam Perda
Pasal 6 huruf b
angka 2 Perda Kab
Pasuruan Nomor 24
tahun 2012 Pasal 3 ayat
4 Perda Kab Blitar
Nomor 7 Tahun 2010 ,
dan Peraturan
Daerah Kabupaten
Ngawi Nomor 20
tahun 2010 tentang
Retribusi Pengendalian
Menara Telekomunik
asi Pasal 14 dan
Pasal 16 ayat 3 Perbup Ngawi
No 11 Tahun 2010
-
Pada area tertentu
Ya Ya
Ya Ya
-
78
c. Perizinan dan dokumen yang terkait dengan penataan dan pengendalian menara