Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

50 Berdasarkan ketentuan pasal-pasal di atas sangat jelas sekali keberadaan huruf q yaitu komunikasi dan informatika termasuk dalam hal ini pendirian menara telekomunikasi, pemerintah kabupaten kota mempunyai wewenang mengaturnya dalam rangka memberikan pelayanan dasar yang berupa upaya menata, pengendalian serta melakukan pengawasan. Kewenangan daerah dituangkan secara tegas yaitu untuk menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan Menara dan memungut Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 31

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

. Hal ini membawa konsekuensi bahwa daerah memiliki kewenangan mengaturnya dalam peraturan daerah kabupaten atau kota untuk melaksanakan asas desentralisasi khususnya dalam pengaturan pengendalian pendirian menara telekomunikasi. Hal ini terbukti beberapa daerah di Jawa Timur memgatur menara telekomunikasi dalam peraturan daerah antara lain Kota Surabaya, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Blitar, Kabupaten Ngawi. Pengaturan Menara Telekomunikasi meskipun diatur dalam peraturan daerah tetapi peraturan daerah tersebut juga harus memperhatikan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait. 32 Menara telekomunikasi merupakan bagian materi yang diatur dalam UU Telekomunikasi, undang-undang tersebut perlu dirujuk untuk melacak kewenangan pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan dalam bentuk pengaturan terhadap telekomunikasi. Apabila disimak berdasarkan arti strategis telekomunikasi yakni sebagai bagian strategis dalam upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintahan, mendukung terciptanya tujuan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta meningkatkan hubungan antarbangsa, maka pemerintah daerah merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam sistem telekomunikasi nasional. selanjutnya disebut sebagai UU Telekomunikasi. 31 Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, bidang Komunikasi dan informatika 32 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881. 51 Telekomunikasi diberi peran strategis untuk semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, semakin menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Pemerintah daerah sebagai bagian dari pemerintah pusat dalam kerangka NKRI dengan demikian juga memiliki peran vital untuk mengimplementasikan peran strategis telekomunikasi. Dalam konteks pengaturan terhadap menara telekomunikasi oleh pemerintah, bentuk hukum yang digunakan adalah Peraturan daerah. Dalam perspektif Provinsi Jawa Timur, pengaturan terhadap menara telekomunikasi oleh Pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur harusnya mewujud dalam bentuk harmonisasi peraturan daerah, antara daerah kabupatenkota yang satu dengan yang lain. Peraturan daerah yang akan ditetapkan haruslah berdasarkan pada asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada diri sendiri sebagaimana telah diatur dalam Pasal 2 UU Telekomunikasi. Penetapan kebijakan pengaturan, pengawasan dan pengendalian di bidang telekomunikasi tersebut, sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 3 UU Telekomunikasi haruslah dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat serta perkembangan global.

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi