Kabupaten Blitar HASIL DAN PEMBAHASAN

95 mentaati peraturan dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Disisi lain, pembongkaran menara membutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga pemerintah daerah lebih mengutamakan pada meningkatkan ketaatan penyedia menara penyedia jasa layanan daripada harus membongkar menara.

c. Kabupaten Blitar

Di Kabupaten Blitar, peningkatan membangunan menara telekomunikasi direspon pemerintah daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama. Kabupaten Blitar merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang mengawali pengaturan penataan menara telekomunikasi di wilayahnya. Penggunaan menara telekomunikasi harus memperhatikan beberapa faktor untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan, diantaranya keamanan lingkungan, kesehatan masyarakat dan estetika lingkungan. Arah kebijakan pengaturan menara telekomunikasi di Kabupaten Blitar adalah pada pemanfaatan menara telekomunikasi secara bersama. Pada tabel berikut akan dijabarkan pasal-pasal dalam peraturan daerah a quo yang melandasi arah kebijakan kabupaten Blitar serta pengaturan wilayah pendirian menara telekomunikasi dalam bentuk zonasi. Tabel : Substansi Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2010 Perihal Pasal Bunyi Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama Pasal 2: Demi efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang Daerah, menara telekomunikasi wajib digunakan secara bersama dalam bentuk Menara Telekomunikasi Bersama dengan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi Ketentuan Zonasi Pasal 11: 1 Penempatan Lokasi Menara Bersama dibagi dalam wilayah dengan memperhatikan potensi ruang wilayah yang tersedia dan kepadatan 96 pemakaian jasa telekomunikasi dengan mempertimbangkan kaidah penataan ruang, tata bangunan, struktur perwilayahan, estetika dan keamanan lingkungan serta kebutuhan telekomunikasi pada umumnya termasuk kebutuhan luasan area Menara. 2 Penempatan Lokasi Menara Bersama berada dalam radius maksimum 300 meter dari titik kordinat yang telah ditentukan. 3 Dalam hal tidak memenuhinya kapasitas lalu lintas telekomunikasi yang diperlukan oleh Penyelenggara Telekomunikasi, Bupati dapat merubah Penempatan Lokasi Menara Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dengan tetap memperhatikan ketentuan Zona Penempatan Lokasi Menara. Pasal 14: Zona Penempatan Lokasi Menara ditetapkan dengan Peraturan Bupati Penggunaan Menara Telekomunikasi Bersama Pasal 17 1 Penyedia Menara yang memiliki Menara atau Pengelola Menara harus memberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi kepada para Penyelenggara Telekomunikasi lain untuk menggunakan Menara miliknya secara bersama-sama sesuai kemampuan teknis Menara. 2 Pemasangan antena pemancar telekomunikasi wajib dilakukan pada Menara Telekomunikasi Bersama. 3 Dalam hal teknis dan fungsi ruang dimungkinkan untuk pemasangan antenna pemancar telekomunikasi di bangunan atau gedung, Bupati dapat memberikan izin dengan tetap memperhatikan ketersediaan dan penggunaan menara telekomunikasi bersama. Perizinan Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama Pasal 21: 1 Pembangunan Menara harus memiliki IMBM dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk setelah mendapatkan rekomendasi dari TP3MTB. 2 Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib memperhatikan Zona Penempatan Lokasi Menara. 97 3 Setiap pemasangan atau penempatan antena Telekomunikasi pada Menara Bersama harus dilaporkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tugas dan fungsinya di bidang komunikasi dan informatika. Pasal 22: 1 Penyedia Menara dapat memulai kegiatan pembangunan setelah memperoleh IMBM. 2 IMBM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan tanpa batas waktu sepanjang tidak ada perubahan struktur atau konstruksi Menara dan masih dipenuhinya seluruh syarat pendirian menara. 3 Pemerintah Daerah mengevaluasi kelayakan operasional menara setiap 3 tiga tahun sekali. 4 Dalam hal dinyatakan operasional menara tidak layak sebagaimana dimaksud pada ayat 3, Bupati mencabut IMBM. Pengawasan dan Pengendalian Pasal 31 1 Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh TP3MTB. 2 Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan serta pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : pemantauan, sosialisasi, penertiban serta evaluasi pada saat pelaksanaan konstruksi, setelah konstruksi, dan pada saat Menara dan jaringan Telekomunikasi itu mulai dioperasionalkan. Sanksi Administrasi Pasal 26 1 Bupati membekukan IMBM apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 tidak ditindaklanjuti dengan melakukan upaya sebagaimana tertera dalam surat peringatan. 2 Pembekuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara penyegelan terhadap Menara Telekomunikasi Bersama yang sedang atau telah selesai dibangun danatau dioperasikan. 3 Selama IMBM yang bersangkutan dibekukan, pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama dalam rangka memberikan pelayanan kepada 98 masyarakat dilakukan di bawah pengawasan Pemerintah Daerah. 4 Jangka waktu pembekuan IMBM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku 3 tiga bulan terhitung sejak tanggal dikeluarkannya penetapan pembekuan. 5 IMBM yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali apabila pemilik izin yang bersangkutan telah mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 27: 1 Apabila jangka waktu pembekuan IMBM telah berakhir dan pemilik IMBM tidak mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya, Bupati mencabut IMBM. 2 Pelaksanaan pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disertai dengan pembongkaran Menara Telekomunikasi Bersama. Di Kabupaten Blitar juga telah dibentuk TP3MTB oleh Bupati guna kelancaran pelaksanaan program menara telekomunikasi bersama di daerah. Berbeda dengan di kabupaten pasuruan, TP3MTB di Kabupaten Blitar bertugas untuk: a. melakukan kajian teknis terhadap desain, penataan, pembangunan menara bersama; b. memberikan masukan dan saran atas pemberian izin pembangunan dan pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama; dan c. memberikan asistensi terhadap Bupati dalam melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap pembangunan dan pengoperasian Menara Telekomunikasi Bersama 55 . Secara spesifik peraturan daerah ini memberikan kewenangan pada TP3MTB untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dari peraturan daerah ini. Kewenangan 55 Pasal 15 ayat 2 Perda Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembangunan dan Penataan menara Telekomunikasi Bersama 99 pengawasan dan pengendalian TP3MTB meliputi pemantauan, sosialisasi, penertiban serta evaluasi pada saat pelaksanaan konstruksi, setelah konstruksi, dan pada saat Menara dan jaringan Telekomunikasi itu mulai dioperasionalkan. Dalam hal TP3MTB ingin melakukan penegakan hukum atas menara telekomunikasi yang melanggar ketentuan, maka harus berkoordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Blitar, dikarenakan secara teoritik kewenangan untuk melakukan pengawasan dan penegakan dari peraturan daerah merupakan tugas pokok dan fungsi dari Satpol PP.

d. Kabupaten Ngawi