5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pola Hubungan antara Pemerintah dan Masyarakat
Secara filosofis, negara sebagai pemegang mandat dari rakyat bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pelayanan sebagai usaha pemenuhan hak-hak dasar rakyat.
Dalam hal ini, posisi negara adalah sebagai pelayan masyarakat public service dari pengguna layanan. Sementara rakyat memiliki hak atas pelayanan dari negara karena
sudah memenuhi kewajiban sebagai warga negara, seperti membayar pajak atau punggutan lainnya langsung maupun tidak langsung dan terlibat dalam partisipasi
penyelenggaraan pelayanan publik. Hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam Negara demokrasi dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Pemerintah mempunyai kewenangan dalam mengendalikan masyarakat Sturen serta memberikan sanksi apabila terdapat pelangggaran terhadap ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka pengendalian tersebut. Lebih lanjut, dalam konsep demokratisasi pembangunan, menurut Friedmann, Negara memegang beberapa
fungsi yaitu: a Negara sebagai regulator; b Negara sebagai provider penyedia layanan publik; c Negara sebagai entrepreneur; dan d Negara sebagai wasit. Sebagai penyedia
layanan publik Negara dalam hal ini pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
6
38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Kewenangan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah kabupatenkota. Pelaksanaan pelayanan
kepada masyarakat tersebut haruslah sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat termasuk pada pemenuhan kebutuhan akan telekomunikasi, mengingat bahwa tingkat kebutuhan masyarakat atas
telekomunikasi terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Mobilitas masyarakat perlu didukung dengan sarana telekomunikasi yang memadai. Kebutuhan
telekomunikasi juga berpengaruh pada pertumbuhan bisnis dan ekonomi masyarakat. Dalam hal peningkatan kebutuhan masyarakat atas telekomunikasi, pemerintah berperan
penting dalam mengatur agar pemenuhan kebutuhan tersebut tidak menggangu hak masyarakat yang lain serta mengatur agar kenyamanan dan keamanan masyarakat tetap
terjaga.Pengaturan tersebut perlu dituangkan dalam bentuk produk hukum agar memenuhi asas legalitas.
B. Negara sebagai penyedia sarana telekomunikasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi telekomunikasi sangat berpengaruh pada pada kebutuhan manusia. Telekomunikasi saat
ini tidak saja sebagai sarana untuk melakukan hubungan antar masyarakat, namun telekomunikasi telah menjadi bagian dari peradaban manusia dan kepentingan ekonomi.
Selain itu telekomuniukasi juga sudah merupakan bagian dari hak asasi manusia sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 UUD NRI 1945 yang menyatakan “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.”
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi tersebut dapat dilakukan dan diperoleh antara lain melalui sarana telekomunikasi yang tersedia. Telekomunikasi
dapat diartikan “setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui
7
sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.”
4
Sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, bahwa tujuan bangsa Indonesia bernegara yang merdeka antara lain “untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa….. “. Salah satu sarana untuk mewujudkan
tujuan tersebut antara lain tersedianya sarana telekomunikasi yang memadai. Hal tersebut mengingat bahwa “telekomunikasi digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas
masyarakat melalui penyampaian pesan dan informasi. Menyusul memudarnya era ekonomi industri, informasi sudah mulai menunjukkan peran pentingnya bagi
pembentukan era ekonomi baru, ekonomi berbasis pengetahuan knowledge-based economy. Di sisi lain, informasi juga berperan signifikan dalam proses pendidikan
Artinya telekomunikasi merupakan instrumen untuk berkomunikasi atau penyampaian informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat, dimana berkomunikasi dan memperoleh informasi merupakan bagian dari hak asasi manusia. Mengingat bahwa hak berkomunikasi dan
memperoleh informasi merupakan bagaian dari hak asasi manusia, sehingga dalam melakukan komunikasi dapat dimungkinkan adanya benturan kepentingan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Hal tersebut tentunya menuntut negara untuk mengatur dan mengendalikan telekomunikasi dalam upaya pemenuhan hak
masyarakat untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Selain itu peran negara dalam telekomunikasi juga disebabkan semakin berkembang dan meningkatnya kegiatan
usaha telekomunikasi, sehingga telekomunikasi diharapkan dapat memajukan kesejahteraan masyarakat baik dari sisi pengusaha telekomunikasi maupun pengguna
telekomunikasi itu sendiri. Peran negara dalam pengendalian dan pemenuhan sarana telekomunikasi tidak dapat dilepaskan dari fungsi negara sebagai penyedia provider,
dimana Negara bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana untuk layanan sosial dalam rangka menjamin standar kehidupan bagi semua orang, dalam hal ini
menyediakan sarana untuk terpenuhinya kebutuhan komunikasi. Selain itu Negara juga sebagai pengatur regulator, dimana negara sebagai pembuat peraturan yang digunakan
berbagai sarana kontrolpengendalian telekomunikasi
4
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
8
masyarakat, penyebarluasan pengetahuan, perkuatan budaya, dan pemupukan ideologi bangsa yang pada akhirnya akan memengaruhi pembinaan mental dan karakter anak
bangsa. Dengan kata lain, posisi telekomunikasi menjadi sangat strategis bagi Republik Indonesia, karena telekomunikasi memfasilitasi penguatan sistem pertahanan dan ketahan
nasional.”
5
Memperhatikan hal tersebut di atas dan dikaitkan dengan kesejarahan pengelolaan telekomunikasi penyelenggaraan telekomunikasi sejak kelahirannya merupakan jenis
layanan publik yang dikuasai pemerintah karena adanya pemahaman bahwa telekomunikasi merupakan kekayaan alam yang dimiliki negara dan digunakan sebanyak-
banyaknya bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Dalam perjalanan waktu, pemerintah memberikan kekuasaan pengelolaan telekomunikasi kepada sebuah badan
usaha milik negara BUMN untuk menjalankan fungsi penyediaan infrastruktur dan penyelenggraan telekomunikasi. Guna memastikan pelaksanaan mandat negara kepada
BUMN dibuatlah regulasi yang memberikan koridor operasional. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penyediaan sarana telekomunikasi yang
awalnya dikuasai oleh negara, maka telah digeser oleh peran swasta, sehingga telekomunikasi sudah merupakan sebuah industry yang lebih mengedepankan keuntungan.
Walaupun demikian peran negara masih sangat diperlukan, hal tersebut mengingat bahwa hak untuk memperoleh informasi, dan berkomunikasi merupakan bagian dari hak asasi
manusia, sehingga ada kewajiban negara untuk memenuhinya. Sebagaimana diketahui bahwa wilayah negara Indonesia yang sangat luas ini tidak semua dapat dilayani oleh
pihak swasta, namun masih banyak wilayah yang belum terjangkau telekomunikasi, mengingat bahwa tidak adanya pihak swasta yang mau melakukan usaha telekomunikasi
di wilayah tersebut dikarenakan mahalnya membangun infrastruktur telekomunilasi. Dalam keadaan demikian, maka peran negara untuk menyediakan sarana dan prasarana
telekomunikasi yaitu “segala sesuatu yang memungkinkan dan mendukung berfungsinya telekomunikasi.”
6
5
http:maswig.blogspot.com200610telekomunikasi-memperkuat-pertahanan.html
6
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
Hal tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 yang menyatakan bahwa “Telekomunikasi dikuasai oleh Negara
9
dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.” Hal tersebut mengingat bahwa telekomunikasi merupakan salah satu cabang produksi yang penting dan strategis dalam
kehidupan nasional, maka penyelenggaraan telekomunikasi tersebut dikuasai oleh negara. Penyelenggaraan telekomunikasi sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-
Undang nomor 36 tahun1999 meliputi: a.
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi; b.
penyelenggaraan jasa telekomunikasi; c.
penyelenggaraan telekomunikasi khusus. Pengusaan oleh negara atas telekomunikasi tersebut diartikan bahwa negara mempunyai
kewenangan untuk mengatur, mengendalikan, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan telekomunikasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta, melalui
perizinan.
10
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN