Pengaturan Hak untuk Berkomunikasi dalam Instrumen Hukum Internasional

15 komunikasi berperan dalam pembentukan diri seseorang dan khususnya memperkuat martabat seseorang sebagai manusia. Dengan memiliki hak untuk berkomunikasi dan mengungkapkan pikiran pribadi, gagasan, dan pendapat; seseorang akan merasa dirinya diperlakukan sama dengan orang lain. Dengan kata lain, komunikasi memvalidasi kesetaraan manusia. Dengan demikian perlindungan dan pelaksanaan hak-hak komunikasi merupakan bagian penting dari topik umum hak asasi manusia.

A. Pengaturan Hak untuk Berkomunikasi dalam Instrumen Hukum Internasional

Untuk mengetahui hubungan antara hak untuk berkomunikasi dan sistem hak asasi manusia pada umumnya, pertama yang penting untuk dilihat adalah hak atas kebebasan berekspresi. Merupakan suatu pandangan yang umum jika hak untuk berkomunikasi berakar dari hak atas kebebasan berekspresi. Hak atas kekebasan berekspresi adalah merupakan sebuah hak asasi manusia yang mendasar; kunci dari pemenuhan hak-hak yang lain, dan sebuah pondasi yang penting dari demokrasi. Pentingnya kebebasan berekspresi memang tidak bisa dipungkiri. Hal tersebut terdapat di dalam hukum internasional yang sarat dengan pernyataan-pernyataan yang menggarisbawahi sifat esensial atau pentingnya kebebasan berekspresi. Pasal 19 Universal Declaration of Human Rights UDHR mengikat negara-negara sebagai customary international law atau hukum kebiasaan internasional. 9 Dari Pasal 19 UDHR tersebut dapat diketahui bahwa setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batas-batas. Ketentuan dalam Pasal 19 UDHR tersebut tidak lebih dari Article 19 UDHR: ‘Everyone has the right to freedom of opinion and expression; this right includes the right to hold opinions without interference and to seek, receive and impart information and ideas through any media and regardless of frontiers.’ 9 ARTICLE 19 Global campaign for Free Expression, STATEMENT on the Right to Communicate, London, February 2003, h. 2-3. 16 sekedar untuk menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak untuk mengatakan apa yang mereka inginkan. 10 - Hak untuk tidak terkekang dalam menganut pendapat; Lahirnya International Bill of Human Rights yang diawali oleh UDHR pada Tahun 1948, diikuti oleh dua kovenan HAM yang terpisah yang dilengkapi dengan mekanisme pemantauan terpisah pada Tahun 1966, yaitu International Covenant on Civil and Political Rights ICCPR dan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights ICESCR.Di dalam Pasal 19 ayat 1 dan 2 ICCPR terdapat pengaturan yang hampir sama dengan yang ada di Pasal 19 UDHR. ARTICLE 19 PARAGRAPHS 1, 2 ICCPR 1. Everyone shall have the right to hold opinions without interference. 2. Everyone shall have the right to freedom of expression; this right shall include freedom to seek, receive and impart information and ideas of all kinds, regardless of frontiers, either orally, in writing or in print, in the form of art, or through any other media of his choice. Pasal 19 UDHR dan Pasal 19 ICCPR dirancang secara hati-hati untuk menjamin secara eksplisit mengenai: - Hak untuk mengekspresikan dan menyebarkan informasi atau ide-ide; - Hak untuk memiliki akses ke media massa; - Hak untuk mencari dan menerima informasi dan ide-ide. 11 Selain Pasal 19, di dalam UDHR juga terdapat beberapa pasal yang berkaitan dengan aspek-aspek komunikasi, diantaranya adalah: - Pasal 12 mengenai perlindungan terhadap privasi; - Pasal 18 mengenai kebebasan kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; - Pasal 20 mengenai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat; - Pasal 26 mengenai hak atas pendidikan; dan 10 Ibid, h.3. 11 Ibid. 17 - Pasal 27 mengenai turut serta dalam kehidupan kebudayaan masyarakat, untuk menikmati kesenian, dan untuk turut mengecap kemajuan dan manfaat ilmu pengetahuan. Demikian juga halnya dengan ICCPR. Beberapa pasal di ICCPR selain Pasal 19 yang berkaitan dengan aspek-aspek komunikasi diantaranya adalah: - Pasal 18 mengenai kebebasan kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; - Pasal 21 dan 22 mengenai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat. Sedangkan hak atas pendidikan dan hak untuk turut serta dalam kehidupan kebudayaan masyarakat, untuk menikmati kesenian, dan untuk turut mengecap kemajuan dan manfaat ilmu pengetahuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 26 dan 27 UDHR, di jamin oleh ICESCR. Ketika komponen-komponen penting dari hak untuk berkomunikasi, seperti misalnya yang tercantum dalam Pasal 19 UDHR dan Pasal 19 ICCPR telah ditetapkan sebagai hukum internasional, bahkan ICCPR telah diratifikasi oleh banyak negara, hak untuk berkomunikasi sendiri belum ditetapkan dalam hukum internasional secara komprehensif. 12 Dalam kenyataannya, memang belum ada instrumen hukum internasional yang mengatur mengenai hak untuk berkomunikasi. Sampai saat ini pun, perdebatan tentang definisi atau konsep hak untuk berkomunikasi belum diselesaikan. Demikian juga mengenai perlu tidaknya pengaturan mengenai hak untuk berkomunikasi masih menjadi suatu perdebatan yang belum terselesaikan di dunia internasional. Perdebatan mengenai hak untuk berkomunikasi terutama dipicu oleh D’Arcy yang mengakui bahwa Pasal 19 khususnya UDHR terlalu sempit dalam dunia komunikasi global yang interaktif. 13 Dari paparan sebelumnya dapat ditarik satu poin penting yaitu bahwa hak untuk berkomunikasi sebenarnya bukanlah merupakan suatu hak yang baru, melainkan bisa diibaratkan sebagai hak payung yang di dalamnya meliputi sebuah kelompok hak 12 William J. McIver, Jr. William F. Birdsall, Technological Evolution and the Right to Communicate: The Implications for Electronic Democracy, Paper Presented at Euricom Colloquium: Electronic Networks Democracy, 9-12 October 2002, Nijmegen, the Netherlands. 13 Jean dArcy 1969. Direct Broadcast Satellites and the Right to Communicate. dalam: Right to Communicate: Collected Papers, ed. L. S. Harms, Jim Richstad, and Kathleen A. Kie Honolulu: University of Hawaii Press, 1977, 1-9. Originally published in EBU Review 118 1969: 14-18. 18 terkait, termasuk hak untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan ide, hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik, hak untuk mengakses informasi dari badan-badan publik, dan beberapa hak lainnya. 14

B. Pengaturan Hak untuk Berkomunikasi dalam Instrumen Hukum Nasional