Analisis Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

commit to user 73

4.1.1 Analisis Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur Luas perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur terlihat signifikan dimana lahan yang digunakan untuk kebutuhan industri kebanyakan berasal dari lahan pertanian sawah, tegalan dan tanah pekarangan. Tabel 4.1 Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur Tahun 1991-2009 Ha Desa Luas Lahan Pertanian Luas Lahan Industri Total Perubahan 1991 2001 2009 1991 2001 2009 pertanian Industri Dagen 145,795 142,695 141,145 4,13 6,2 9,76 -4,65 +5,63 Ngringo 108,084 84,051 72,035 3,54 9,77 17,32 -36,049 +13,78 Jetis 147,829 107,779 87,754 4,84 13,27 20,46 -60,075 +15,62 Sroyo 263,822 247,822 239,822 4,68 5,27 11,88 -24 +7,2 Brujul 202,854 201,942 201,032 10,46 19,21 22,83 -1,822 +12,37 Total 868,384 784,289 741,788 27,65 53,56 82,25 -126,596 +54,6 Sumber : Hasil Perhitungan Rekapitulasi Ijin Lokasi Kabupaten Karanganyar 1991-2008 BPN Kabupaten Karanganyar Pada tabel 4.1 terlihat bahwa luas lahan pertanian selama hampir 20 tahun di zona industri Palur mengalami penurunan sebesar 126,596 Ha, dan disisi lain luas lahan industri mengalami peningkatan sebesar 54,6 Ha. Perubahan luas lahan pertanian menjadi lahan industri ini memang relative lebih kecil, yaitu hanya sekitar 40. Penyusutan luas lahan pertanian ini selain beralih fungsi menjadi industri, lahan pertanian juga beralih fungsi menjadi permukiman, perdagangan, jasa, dll. Seperti yang terlihat di Desa Jetis, Desa Ngringo, dan Desa Sroyo dimana perubahan luas lahan pertanian cukup mencolok diantara dua desa lainnya. sedangkan pertambahan luas lahan industri paling rendah terdapat di Desa Dagen. Di Desa Ngringo, Desa Sroyo, dan Desa Jetis memang banyak dikembangkan perumahan-perumahan baru seperti Perum Ngringo Indah, Perum Griya Adi, Perum Gunungsari permai, Perum Sroyo Indah, sehingga luas lahan pertanian di ketiga Desa ini lebih banyak dialihfungsikan untuk lahan perumahan. Meskipun demikian, alih fungsi lahan dari penggunaan pertanian menjadi industri tetap commit to user 74 menjadi fokus penelitian karena ada indikasi penyimpangan dari peraturan yang telah ditetapkan. Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri palur ini terjadi karena industripabrik menginginkan lokasi industri yang sesuai, yaitu dengan maksud mencari keuntungan maksimum. Menurut Weber, Keuntungan maksimum akan diperoleh jika biaya yang harus dikeluarkan diantaranya transportasi dan tenaga kerja minimum. Lokasi zona industri Palur ini sangat strategis karena berada pada lokasi yang menghubungkan antara Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen. Sumber bahan baku tergolong mudah diperoleh karena sebagian besar bahan baku diperoleh dari dalam kota dan luar kota dalam provinsi, dengan tingkat aksesibilitas yang cukup lancar. Zona industri palur juga memiliki potensi ketersediaan tenaga kerja yang cukup, dimana menurut data sebagaian besar daerah asal tenaga kerjanya beasal dari sekitar zona industri. Jika mengacu pada teori Losch dan Weber, lokasi industri di zona industri Palur dirasa oleh industri dapat memberikan keuntungan karena lokasinya yang strategis. Lokasi strategis ini selain karena berada di sekitar jalan regional juga karena berada di pinggiran Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. Tersedianya pelayanan listrik, air dan telekomunikasi juga turut memicu berkembang pesatnya industri di zona industri palur. Sehingga tidaklah mengherankan jika banyak industri yang menginginkan berlokasi di zona industri Palur. Karena di zona industri Palur sebagai daerah pinggiran masih terdapat cukup luas lahan non terbangun persawahan, maka alih fungsi lahan dari pertanian menjadi industri untuk mendukung permintaan yang ada tidak dapat dihindarkan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan Koestoer dalam Iskandar 1997:3-4, hall 1996:241-242, dan Bachriadi 1997:2. Gambar 4.1 Peta Analisis Luas Perubahan Lahan commit to user 76

4.1.2 Analisis Sebaran Keruangan Perubahan Penggunaan Lahan