Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian

commit to user 104 yang tinggi dari pengusaha. Sedangkan faktor yang ketiga yaitu faktor intervensi pemerintah yang meliputi pajak lahan. Seperti halnya pada faktor-faktor permintaan, setiap faktor terbentuk oleh variabel-variabel yang memiliki kesamaan karakteristik yang terkait satu sama lain. Keterkaitan antar variabel dapat dilihat dari tingkatan nilai factor loading hasil dari rotasi faktor yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan keterkaitan variabel untuk setiap faktor yang terbentuk.

4.3.4.1 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian

Dari tabel 4.13, terlihat bahwa pekerjaan, usia, pola pemikiran pemilik lahan, pendidikan, dan penghasilan memiliki katerkaitan yang erat dalam membentuk faktor internal pemilik lahan pertanian. Berbicara mengenai pekerjaan tidak bisa dilepaskan dari latarbelakang pendidikannya. Mereka yang berpendidikan tinggi umumnya berkeja pada posisi atau jabatan yang lebih tinggi pula. Konsekuensi selanjutnya adalah mereka menuntut penghasilan yang tinggi juga. Sehingga dalam hal ini, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan memang saling terkait. Mereka yang berpendidikan tinggi dan berusia muda umumnya lebih berfikir maju dan terbuka mengenai pekerjaan. Umumnya mereka yang berusia muda dengan tingkat pendidikan yang tinggi tidak mau bekerja sebagai petani dan berniat alih pekerjaan ke sektor industri. Ternyata dalam hal ini, usia dan pendidikan berkaitan dengan pembentukan pola pikir petani dalam menjual lahan pertanian mereka kepada pengusaha. Sumber : Analisis, 2010 Gambar 4.12 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian Pendidikan Penghasilan Pola pikir Pekerjaan Usia commit to user 105 Usia dan pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan pola pemikiran dalam pertimbangan keputusan penjualan lahan. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden melalui tanya jawab, responden tersebut menjual lahan pertanian mereka pada saat usia mereka masih muda yaitu kisaran usia 30-40 tahun dan rata-rata tingkat pendidikan responden adalah tamatan SMP. Dalam hal ini, mereka yang berusia muda cenderung lebih berfikiran terbuka dan maju daripada usia tua yang cenderung konservatif. Pekerjaan sebagai petani umumnya mendapatkan penghasilan tergantung dari hasil panen. Padahal hasil panen juga tidak pasti karena faktor-faktor alam yang sering membuat hasil panen tidak tentu. Setelah pemilik lahan menjual tanahnya untuk kepentingan industri, mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan tanah serta mendapatkan keuntungan lain yaitu mendapatkan kesempatan kerja sebagai buruh pabrik yang dapat memberikan penghasilan lebih besar daripada bertani. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 30 responden, sekitar 70 menyatakan bahwa pendapatannya meningkat setelah menjual lahannya kepada pengusaha dapat dilihat di rekapan hasil kuisioner. Beberapa dari responden memberikan keterangan bahwa sebagian dari hasil penjualan lahan mereka, mereka investasikan kembali ke dalam bentuk sawah lahan pertanian dengan cara membeli tanah sawah di tempat lain. Mereka yang dulunya berkesempatan bekerja sebagai buruh pabrik dan masih memiliki tanah sawah kembali lagi menggarap sawah setelah usia bertambah dan tenaga berkurang serta tidak lagi bekerja di pabrik. Sumber : Analisis, 2010 Gambar 4.13 Tingkat Usia Responden Pemilik Lahan Pertanian di Zona Industri Palur 8 11 9 2 5 10 15 31-40 41-50 51-60 60 commit to user 106

4.3.4.2 Keterkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis