Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Ditinjau dari Sisi

commit to user 36 · Fasilitas perkotaan, diantaranya perumahan bagi karyawan, pusat perbelanjaan, kesehatan dan pengolahan limbah. · Akses transportasi, terhadap sistem lalulintas dan jalan, tingkat pencapaian fasilitas pelabuhan, bandar udara, kereta api, dsb, biaya angkut, laju muatan dan kapasitas. · Iklim, mencakup arah angin, ketinggian, pengaruh cuaca, suhu udara dan termasuk bahaya banjir. · Kebijaksanaan pemerintah, meliputi peraturan mengenai pengendalian limbah, perpajakan, birokrasi, insentif dari pemerintah, perbankan, dsb. Untuk melihat faktor-faktor pertimbangan lokasi industri menurut beberapa pakar dapat dilihat dari tabel 2.2.

2.6.3 Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Ditinjau dari Sisi

Pemilik Lahan Pertanian Studi mengenai penentuan keputusan dari segi pertanian telah memperjelas kekurangan pendekatan neoklasik terhadap lokasi pertanian, dengan menggunakan pengetahuan yang komplit dan rasionalitas ekonomi. Mather, 1986 dalam Healey dan Ilbery, 1990:191 telah menggambarkan secara skematis beberapa faktor baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penentuan keputusan penggunaan lahan. Faktor-faktor ini terdiri dari faktor intenal dan eksternal alami, meliputi usia, kemampuan, dan kepribadian pemilik lahan pertanian serta luasan lahan. Proses-proses yang digambarkan dalam bagan, sama dengan matriks perilaku yang dikemukakan oleh Pred 1967, dengan jangkauan keputusan mulai dari tingkat kesadaran, pemikiran rasional sampai perilaku non rasional Healey dan Ilbery, 1990:191. Bukti nyata yang telah terbentuk dalam kaitannya dengan tujuan pembuatan keputusan pertanian yaitu berdasarkan asumsi bahwa tujuan satu- satunya dari mengolah lahan pertanian adalah pemaksimalan keuntungan dan mewujudkan tuujuan serta nilai-nilai. Utilitas dapat didefinisikan sebagai kepemilikan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan, kesenangan dan kebaikan bagi suatu kelompok Mather, 1986 dalam Healey dan Ilbery, 1990:192. Keuntungan non material dan elemen personal yang tergabung dalam commit to user 37 konsep tidak sama untuk setiap orang. Tujuan dan nilai-nilai berkaitan dengan motivasi para pemilik lahan dimana lebih ditekankan pada pembuatan jalannya keputusan. Gasson 1973 dalam dalam Healey dan Ilbery, 1990:92 mengklasifikasikan nilai-nilai yang kemungkinan besar terhadap pada situasi dan suasana pertanian ke dalam empat kelompok besar, yaitu : · Instrumental, dimana bertani digambarkan sebagai media memperoleh pendapatan dan rasa aman dalam kondisi kerja yang menyenangkan · Sosial, dimana dengan bertani akan dapat menjalin hubungan antar individu dalam bekerja · Ekspresif, dimana dengan bertani dapat mengekspresikan diri dan memenuhi kepuasan pribadi · Instrinsik, dimana bertani dinilai sebagai aktifitas yang merupakan hak individu Keempat kelompok tersebut relatif satu sama lain dalam mempengaruhi keputusan pemilik lahan pertanian dalam suatu situasi. Menurut Gasson, pentingnya motif non ekonomi, yaitu konsep pemuasan dalam mengolah lahan pertanian lebih ditekankan Gasson, 1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990:92. Untuk melihat pendapat beberapa para ahli mengenai faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi pemilik lahan pertanian dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.2 Faktor-Faktor Lokasi Industri a Apple b Harding c Smith d Sofyan Assauri e Kartasapoetra Dalam studi ini Ø Pemilihan daerah 1. Bahan baku 2. Pasaran 3. Transportasi 4. Hk. Negara 5. Pajak Ø Iklim pemilihan kota 1. Buruh 2. Jumlah penduduk 3. Pajak setempat 4. Fas. Pelayanan 5. Utilitas 6. Trasnportasi 7. Pajak 8. Peraturan perwilayahan 9. Peraturan kota 10. Biaya hidup 11. Sikap lingkungan masyarakat – pemerintah Ø Faktor-faktor lokasi makro 1. Jarak dari bahan baku 2. Posisi terhadap pasar 3. Tenaga kerja yang banyak 4. Akses dengan transportasi 5. Iklim setempat 6. Persetujuan pemerintah 7. Subsidi investasi 8. Biaya hidup Ø Faktor spesifik lokasi detail 1. Kualitas tenaga kerja 2. Sumber energi lain 3. Posisi dari fasilitas kota 4. Pengetahuan limbah 5. Akses transportasi 6. Perda tentang lingkungan dan jalan 7. Tanah dan iklim 8. Lahan untuk luasan 9. Jenis industri lain di sekeliling 1. Bahan baku dan energi 2. Pasar dan harga 3. Tenaga kerja 4. Transportasi 5. Kebijakan pemerintah 6. Kondisi lahan 7. Aglomerasi 8. Keuangan dan perlengkapan 9. Bentuk dan skala operasi usaha Ø Faktor-faktor utama 1. Letak bahan dari baku 2. Letak dari pasar 3. Tenaga kerja 4. Power stasion listrik 5. Fasilitas pengangkutan Ø Faktor sekunder 1. Water supply 2. Fasilitas service 3. Fasilitas pembelanjaan 4. Perumahan yang ada dan fasilitas lainnya 5. Ikliim 6. Pajak dan UU buruh 7. Lingkungan masyarakat 8. Tanah 9. Biaya tanah dan gedung 10. Rencana masa depan 11. Rencana perluasan 1. Bahan mentah - Kemudahan didapat - Persediaan - Harga layak - Kualitas - Biaya angkut 2. Tenaga kerja 3. Energi penggerak 4. Iklim 5. Keamanan stabilitas 6. Adat budaya penduduk 1. Lokasi bahan baku a,b, d, e 2. Harga bahan baku a, e 3. Pasar konsumen a, b, c, d e 4. Jumlah tenaga kerja a, b, c, d, e 5. Tingkat Pendidikan tenaga kerja a, b, c, d, e 6. Sumber energi b, d, e 7. Ketersediaan air d 8. Fasilitas perkotaan a, b, d 9. Transportasi a, b, c 10. Iklim a, b, d, e 11. Intervensi pemerintah a, b, c 12. Sikap pemerintah- masyarakat a, d, e 13. Stabilitas keamanan a, d, e 14. Kondisi fisik lahan b, c 15. Investasi modal b 16. Harga lahan d 17. Kedekatan dengan CBD b, d Sumber : Adaptasi dari Iskandar, 1998 dan modifikasi commit to user 39 Tabel 2.3 Faktor-Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Ditinjau dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian Sumber Faktor-faktor penentu Dalam studi ini Mather, 1986 · Internal intrinsik - Pendidikan - Usia - Kemampuan - Kepribadian · Eksternal ekstrinsik - Luas lahan - Unit informasi - Budaya · Internal - Pendidikan - Usia - Pekerjaan - Penghasilan - Pola pemikiran masyarakat yang semakin berkembang tentang pekerjaan · Eksternal - Luas lahan - Biaya produksi - Pajak tanah - Penawaran yang tinggi dari pihak perusahaan Gasson, 1973 · Intrinsik - Keleluasaan - Melakukan pekerjaan yang disukai - Kehidupan yang menyehatkan di luar ruangan · Ekspresif - Banyak tantangan - Mendorong kreatifitas - Kebanggaan dalam memiliki lahan pertanian - Melatih kemampuan khusus yang dimiliki · Instrumental - Membuat pendapatan yang maksimum - Mendapat pendapatan yang memuaskan - Pendapatan yang membuat rasa aman di kemudian hari - Memperluas usaha - Dapat menyusun waktu kerja · Sosial - Masuk ke dalam suatu komunitas sendiri - Kebanggaan sebagai seorang petani - Melanjutkan tradisi keluarga - Pekerjaan yang dekat dengan rumah dan keluarga Sumber : Gason, 1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990 : 190-192 dan hasil modifikasi Sumber : Analisis Gambar 2.6 Kerangka Teori Permintaan lahan Penggunaan lahan pertanian Penggunaan lahan industri Faktor supply penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri Faktor demand penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri Penawaran lahan Faktor eksternal · Kedekatan dengan CBD · Intervensi pemerintah · Sikap penerimaan masyarakat · Stabilitas keamanan · Sosialisasi RTRK · Jangkauan pasar Faktor penunjang faktor produksi · Fisik lahan · Ketersediaan air · Sarana dan prasarana · Aksesibilitas · Harga lahan · Iklim · Sumber energi · Harga, lokasi, luas, dan pajak lahan · Biaya produksi lahan pertanian · Pendidikan, pekerjaan, penghasilan, usia, dan pola pikir pemilik lahan pertanian Faktor input proses produksi · Modal · Lokasi bahan baku · Harga bahan baku · Jumlah tenaga kerja · Tk. Pendidikan tenaga kerja Kebijakan pemerintah · RTRK Palur · RTRW Kabupaten Karanganyar · RUTRK-RDTRK IKK Jaten · SK Gubernur JawaTengah · Undang-undang dan peraturan terkait commit to user 41

BAB 3 TEMUAN LAPANGAN

3.3 Tinjauan Regional Wilayah Perkotaan Surakarta

3.3.1 Perkembangan Wilayah Perkotaan Surakarta

Menurut RTRW Jawa Tengah, terdapat delapan kawasan strategis yang mendapatkan prioritas pengembangan daerah dan wilayah. Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar termasuk dalam kawasan strategis SuBoSuKa Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar. Kota Surakarta merupakan pusat pertumbuhan bagi Wilayah Pembangunan IV Jawa Tengah. Wilayah terbangunnya secara fisik telah tumbuh dan berkembang melebihi batas administratifnya over bounded. Perkembangan ini masih akan terjadi terutama di wilayah administrasi kabupaten tetangga yang berbatasan dengan Kota Surakarta. Palur merupakan suatu daerah di pinggiran Kabupaten Karanganyar yang berbatasan dengan Kota Surakarta. Letak geografis Kabupaten Karanganyar yang berdekatan dengan Kota Surakarta menjadikan perkembangan Kota Surakarta merambat kuat ke wilayah Kabupaten Karanganyar. Sehingga daerah-daerah ini telah menjadi satu kesatuan dalam perkembangan Kota Surakarta. Dengan demikian wilayah terbangun ini dapat disebut sebagai Wilayah Perkotaan Surakarta. Daerah-daerah ini direncanakan sebagai simpul-simpul perkembangan bagi Wilayah Perkotaan Surakarta. Simpul- simpul tersebut antara lain adalah: · Kota Surakarta sebagai pusat utama Sebagai pusat orde utama mempunyai fungsi sebagai pusat pemerintahan dan perkantoran, perdagangan-jasa, industri, rekreasi, olahraga, pendidikan dan budaya. · Kartasura, Grogol dan Jaten sebagai pusat orde kedua o Kecamatan Kartasura diarahkan, arahan pengembangan untuk perdagangan-jasa, perbengkelan, perumahan dan pendidikan perguruan tinggi.