commit to user 16
Rotasi faktor dimaksudkan agar dapat diperoleh faktor-faktor yang tidak saling berkorelasi. Proses ini dilakukan untuk memperjelas apakah faktor yang
terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Proses rotasi ini merupakan kelanjutan dari ekstraksi faktor yang dilakukan sebelumnya, di mana
faktor loading tiap variabel pada masing-masing faktor yang semula kecil semakin diperkecil, dan faktor yang besar akan semakin diperbesar. Rotasi akan terus
dilakukan jika masih terdapat variabel yang berada di bawah angka pembatas yang ditetapkan yaitu 0,55.
Tahapan yang selanjutnya adalah penamaan faktor. Tidak ada ketentuan secara khusus dalam memberikan nama faktor-faktor yang telah dihasilkan.
Penamaan faktor biasanya disesuaikan dengan kesamaan karakteristik dari masing-masing komponen variabel yang membentuknya. Pada dasarnya tahap
penamaan faktor tidak terlalu diutamakan. Hal yang ditekankan adalah bagaimana cara mendekati esensiintisari dari variabel-variabel yang terpisah dan
mengidentifikasi abstraksi yang lebih mendalam untuk menghasilkan jalan cerita yang lebih komplit untuk melukiskan subyek yang diteliti, dan mungkin jalan
cerita tersebut memberi pengembangan hipotesis lain yang dapat diteliti dalam lingkup penelitian yang serupa Kachigan, 1986:393-394.
1.13.2 Kebutuhan Data
Kebutuhan data berisi uraian data yang akan diperlukan dalam analisis. Kebutuhan data tersebut dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
1.13.2.1 Data Primer
Data primer ini diperolah dari pengamatan langsung di lapangan, angketkuisioner dan wawancara dengan informan terkait. Sasaran data primer
adalah pengusaha dan pemilik lahan pertanian. Sasaran pengumpulan data primer melalui kuisioner bagi para pengusaha ditujukan untuk mengetahui latar belakang
para pengusaha dalam pemilihan lokasi industri di zona industri Palur. Sedangkan bagi pemilik lahan pertanian, data primer diperoleh melalui pembagian kuisioner
yang berkaitan dengan kepemilikan lahan pertanian.
commit to user 17
1.13.2.2 Data Sekunder
Jenis data ini diperoleh melalui studi literatur atau studi pustaka yang berkaitan dengan kecenderungan perkembangan wilayah studi untuk memperoleh
gambaran awal mengenai lokasi industri di wilayah studi dan untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas selanjutnya.
Data sekunder ini misalnya dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Palur, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar, Monografi Kecamatan
Jaten, data-data tentang perindustrian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Koperasi Kabupaten Karanganyar, peraturan-peraturan terkait sektor
industri, peta-peta pendukung dan sumber ilmiah mengenai zona industri Palur.
Tabel 1.1 Kebutuhan Data
Jenis Analisis
Metode Analisis
Kebutuhan Data
Sumber
Analisis luas perubahan
penggunaan lahan pertanian
menjadi lahan industri
Analisis peta overlay peta
Peta rencana penggunaan lahan Bappeda
Peta penggunaan lahan eksisting Bappeda, digitasi dan
plot kondisi eksisting Persebaran dan lokasi industri
Disperindagkop Karakteristik fisik dan harga lahan
BPN Sarana dan prasarana
Monografi Kecamatan Analisis proses
perubahan penggunaan lahan
pertanian menjadi lahan industri
Analisis kualitatif diskriptif
Karakteristik aktifitas sosial ekonomi yang berkembang
Bappeda Pengaturan bentuk penanganan
perkembangan industri Arahan pengembangan zona
industri Palur Karakteristik segmen pasar yang
berkembang
Analisis faktor- faktor yang
mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan pertanian menjadi
lahan industri Analisis faktor
Varibel-variabel penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi
permintaan terkait pertimbangan industri memilih lokasi industri
Kuisioner kepada pengusaha dan pemilik
lahan
Varibel-variabel penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi
penawaran terkait karakteristik sosial ekonomi masyarakat petani
yang menjual lahan pendapatan, pendidikan, pekerjaan
Sumber : Analisis, 2010
commit to user 18
1.13.3 Pengumpulan Data