Analisis Perubahan Luas Lahan Pertanian Menjadi Lahan Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Analisis

commit to user 13 Dalam penelitian ini ada beberapa analisis yang akan diulas berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa analisis yang akan dilakukan beserta metode pendekatan studi yang dilakukan.

1.13.1.1 Analisis Perubahan Luas Lahan Pertanian Menjadi Lahan

Industri Analisis ini merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui luasan lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan industri. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis petaoverlay peta. Menurut Sutanto 1986 dalam Maulana 1999:17, terdapat empat cara untuk mendeteksi perubahan penggunaan lahan dengan menggunakan analisis peta, yaitu dengan membandingkan: 1. Sumber data lama dengan data baru 2. Peta lama dengan sumber data baru 3. Peta lama dengan sumber data lama dan sumber data baru 4. Peta lama dengan peta baru Pendeteksian perubahan penggunaan lahan suatu daerah, kawasan atau wilayah dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode di atas atau gabungan dari beberapa metode Sutanto, 1986 dalam Maulana, 1999:17. Pada penelitian ini digunakan metode yang ketiga yaitu membandingkan peta lama dengan sumber data lama dan sumber data baru. Hal ini disebabkan karena belum dibuatnya peta baru tetapi data-data lama dan baru telah tersedia.

1.13.1.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri Analisis ini merupakan analisis yang menjelaskan bagaimana prosestahapan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri bisa terjadi. Dalam analisis ini akan mengkaji aspek manajemen lahan yang merupakan paduan dari tiga sistem, yaitu sistem aktifitas, pengembangan dan lingkungan. Sistem aktifitas dikategorikan sebagai sistem permintaan lahan dan kedua sistem lainnya mewakili sistem penawaran lahan. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis kualitatif deskriptif. commit to user 14

1.13.1.3 Analisis

Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri Analisis ini merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di zona industri Palur yang dilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu metode Analisis Faktor. Analisis faktor adalah teknik statistika yang berguna untuk mengelompokkan kriteria-kriteria atau variabel-variabel menjadi beberapa faktor Davies, 1984 dalam Teknik Kuantitatif untuk Arsitektur dan Perancangan Kota Disetai Contoh-contoh. Dasar bagi pengelompokkan itu adalah korelasi antar variabel. Variabel-variabel yang saling berkorelasi cukup kuat akan dikelompokkan ke dalam sebuah faktor. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Metode Analisis Faktor digunakan untuk mendukung analisis faktor-faktor perubahan penggunaan lahan dari sisi permintaan pengusaha dan dari sisi penawaran pemilik lahan. Proses pengolahan dengan menggunakan metode Analisis Faktor dalam studi ini dilakukan secara terpisah antara sisi pengusaha dan sisi pemilik lahan. Hal ini disebabkan karena adanya jumlah sampeldata, sehingga analisis yang dilakukan juga dipisahkan. Namun pada akhirnya akan dikaitkan pada sub bab terakhir yang merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan secara keseluruhan. Alat uji yang digunakan pada tahap ini adalah Kaiser Meyer Oitkin Measure of Sampling Adequacy MSA dan Bartlett’s Test of Sphericity BTS. Kaiser Meyer Oitkin measures of sampling adequacy MSA yaitu ukuran tingkat korelasi antar dua variabel yang dapat diwakili oleh variabel-variabel lainnya. kriteria tingkat korelasi sehingga model cukup baik adalah KMO MSA ≥ 0,5. Jika angka MSA yang dihasilkan di atas 0,5 maka kumpulan variabel tersebut dapat diproses lebih lanjut sebagai variabel terpilih. Sedangkan dari angka-angka MSA di bawah 0,5 pada tahap selanjutnya harus dilakukan proses reduksi proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang diperoleh. Dalam commit to user 15 tahap tersebut, nilai terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel. Tahap ini dilakukan secara terus menerus hingga tidak ada lagi variabel yang memiliki angka MSA di bawah 0,5. Bartlet’st Test of Sphercity BTS yaitu test statistik terhadap matriks korelasi dari data apakah merupakan matrik identitas atau bukan. Sedangkan kriteria uji statistiknya adalah membandingkan nilai BTS dengan nilai signifikasinya. Apabila nilai BTS nilai signifikasinya maka matriks korelasinya disebut matriks identitas. Setelah menguji variabel dengan mencari nilaiangka MSA dan nilai BTS untuk mencari variabel terpilih, tahapan selanjutnya adalah ekstraksi faktor utama. Pada tahap ekstraksi faktor ini mencakup hasil perhitungan yang terdiri dari nilai komunal communalities, nilai total variansi total variance explained, matrik komponen component matrix, dan grafik scree plot. Nilai komunal menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang akan terbentuk. Semakin kecil nilai komunal, maka hubungannya semakin lemah. Hubungan variabel tersebut dapat dijelaskan dengan besaran persentase ekstraksi variabel. Perhitungan nilai total variansi menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk, yang dapat dilihat dari nilai eigenvalues. Nilai eigenvalues itu sendiri menunjukkan kepentingan relatif masing-masing varians. Nilai eigenvalues di atas 1 dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Sedangkan nilai eigenvalues di bawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Jumlah faktor yang terbentuk ini dapat juga dilihat pada grafik scree plot. Pada perhitungan matrik komponen, diperoleh nilaiangka faktor loading yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Jika nilai faktor loadingnilai korelasinya besar, maka variabel termasuk dalam komponen faktor yang terbentuk tanpa memperhatikan tanda positif dan negatif. Nilai faktor loading tersebut harus di atas 0,55. Jika nilai faktor loading di bawah 0,55 maka variabel tersebut tidak secara nyata masuk ke dalam faktor dan perlu dilakukan rotasi faktor. commit to user 16 Rotasi faktor dimaksudkan agar dapat diperoleh faktor-faktor yang tidak saling berkorelasi. Proses ini dilakukan untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Proses rotasi ini merupakan kelanjutan dari ekstraksi faktor yang dilakukan sebelumnya, di mana faktor loading tiap variabel pada masing-masing faktor yang semula kecil semakin diperkecil, dan faktor yang besar akan semakin diperbesar. Rotasi akan terus dilakukan jika masih terdapat variabel yang berada di bawah angka pembatas yang ditetapkan yaitu 0,55. Tahapan yang selanjutnya adalah penamaan faktor. Tidak ada ketentuan secara khusus dalam memberikan nama faktor-faktor yang telah dihasilkan. Penamaan faktor biasanya disesuaikan dengan kesamaan karakteristik dari masing-masing komponen variabel yang membentuknya. Pada dasarnya tahap penamaan faktor tidak terlalu diutamakan. Hal yang ditekankan adalah bagaimana cara mendekati esensiintisari dari variabel-variabel yang terpisah dan mengidentifikasi abstraksi yang lebih mendalam untuk menghasilkan jalan cerita yang lebih komplit untuk melukiskan subyek yang diteliti, dan mungkin jalan cerita tersebut memberi pengembangan hipotesis lain yang dapat diteliti dalam lingkup penelitian yang serupa Kachigan, 1986:393-394.

1.13.2 Kebutuhan Data