Kebijakan Pengembangan Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

commit to user 44 dikembangkan meliputi sektor perkebunan, perdagangan, perhubungan, pariwisata dan perikanan. · Sub Wilayah Pembangunan IV SWP IV dengan pusat di Kecamatan Tawangmangu, meliputi Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso dan Kecamatan Jenawi. Sektor pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan meliputi sektor pariwisata, perhubungan, perkebunan, pertanian holtikultura dan perdagangan. · Sub Wilayah Pembangunan V SWP V dengan pusat di Kecamatan Jumapolo meliputi wilayah pembangunan Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatiyoso dan kecamatan Jatipuro. Sektor pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan meliputi sektor pertanian, peternakan, pengairan dan perdagangan. · Sub Wilayah Pembangunan VI SWP VI memiliki wilayah pembangunan Kecamatan Colomadu. Adapun Sektor pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan meliputi perumahan, pendidikan, perhubungan dan perdagangan. · Sub Wilayah Pembangunan VII SWP VII dengan pusatnya di Kecamatan Gondangrejo. Sektor pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan adalah sektor industri, perhubungan, perumahan dan perdagangan.

3.3.4 Kebijakan Pengembangan Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

Perkembangan kegiatan industri di zona industri Palur secara hukum telah dihentikan sejak tanggal 5 Juni 1980, dengan keluarnya SK Gubernur Jawa Tengah No. 593.66865 Tahun 1980. Dengan demikian, sejak saat itu tidak lagi dikeluarkan izin untuk industri baru. Pembatasan pemberian izin tersebut diperkuat melalui SK Gubernur tanggal 4 Juli 1988 No. 593.813862 dan Surat Ketua BKPMD tanggal 17 April 1990 No. 593.87791990II perihal Kawasan Industri Kabupaten Daerah tingkat II Karanganyar. Berdasarkan hasil kesepakatan antara Menteri Negara KLH dengan Gubernur Provinsi Jawa Tengah, commit to user 45 pengembangan kegiatan industri di Zona industri Palur terbatas hanya pada “lahan sela” antara jalan arteri primer Palur-Sragen dengan rel KA dengan luas 109,506 Ha. Lahan yang terletak di sebelah barat jalan arteri primer Palur-Sragen tidak dapat dikembangkan untuk kegiatan industri kecuali yang telah dan mempunyai izin serta tidak menggunakan lahan irigasi teknis. Demikian pula dengan lahan di sepanjang jalan kolektor primer Palur-Karanganyar, kegiatan industri sama sekali dihentikan kecuali yang telah ada dan mempunyai ijin serta tidak menggunakan lahan irigasi teknis. Dengan demikian maka pemanfaatan ruang industri sampai akhir tahun perencanaan hanya terdapat di Desa Dagen, Desa Jetis dan Desa Brujul yang berada di lahan yang telah ditetapkan, yaitu antara jalan arteri Palur-Sragen dengan rel KA, sedangkan kegiatan industri yang berada di luar yang telah ditetapkan dapat dikembangkan sepanjang untuk perluasan dan tidak menggunakan lahan irigasi teknis serta tidak mengganggu lingkungan. Untuk menampung kegiatan industri di masa mendatang di arahkan ke kawasan industri di Gondangrejo yang sebagian besar berupa tegalan dan persawahan tadah hujan. Penunjukan lokasi ini dituangkan ke dalam Surat Gubernur Jawa Tengah No. 593.624547 tanggal 18 Desember 1980 yang ditujukan kepada Bupati Karanganyar. Penunjukan lokasi Gondangrejo ini terakhir ditegaskan kembali oleh Gubernur Jawa Tengah melalui suratnya kepada menteri KLH pada tanggal 4 Maret 1985. Lokasi industri Gondangrejo ini terletak kurang lebih 9 km di sebelah utara Kota Surakarta. Lokasi ini telah direncanakan menjadi lokasi pengganti kawasan industri sesuai dengan SK Gubernur Jawa Tengah No. 008087968 seluas kurang lebih 700 ha. Kawasan industri Gondangrejo meliputi Desa Tuban, Bulurejo, Wonorejo dan Selokaton. Implementasi rencana tersebut diawali dengan pembebasan lahan tahap I seluas 10 Ha yang terdapat di Desa Bulurejo dan Desa Tuban pada bulan agustus 1986. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun perencanaannya kawasan pengganti di Kecamatan Gondangrejo masih belum siap untuk menarik minat investor karena sarana prasarana pendukung kegiatan industri belum tersedia. Untuk melihat lebih jelas areal yang masih diperbolehkan dalam pembangunan industri dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.1 Peta Hirarki Pusat Kota Wilayah Perkotaan Surakarta Gambar 3.2 Peta Lokasi Industri yang Diizinkan commit to user 48

3.4 Kondisi Umum Zona industri Palur