Studi Empiris Manajemen Waktu

b Studi Kuantitatif Manajemen Waktu Penelusuran literatur didapatkan sebelas artikel penelitian menjelaskan hubungan antara manajemen waktu dengan variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran mengatur diri sendiri. Penelitian sebagian besar dilakukan pada populasi perguruan tinggi dan beberapa artikel penelitian menggunakan bentuk kuesioner untuk mengkaji manajemen waktu. Penelitian Anand 2007 menjelaskan mengenai hubungan bermain video gam e dengan penampilan akademik. Penggunaan S cholastic Aptitude Test SAT dan Grade-Point Average GPA digunakan untuk menilai penampilan akademik. Hasil didapatkan jumlah waktu yang dihabiskan mahasiswa untuk bermain game memiliki hubungan yang negatif terhadap skor GPA dan SAT. semakin tinggi penggunaan video game, skor GPA dan SAT semakin menurun. Waktu yang digunakan diluar penampilan akademik seperti bermain game dapat mempengaruhi penampilan akademik. Ling Rijmen 2011 menjelaskan mengenai penggunaan Student360 S360 dalam mengukur manajemen waktu. S360 memiliki 6 subskala : Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. S360 Menggunakan skala likert dengan 36 soal, terdapat 19 pertanyaan negatif : 6 pada regrets, 6 pada impulsivity, 4 pada estimating-time, dan satu pada tiga subskala lain. Hasil dari S360 valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang a lp ha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala. Brak et al., 2010 menjelaskan mengenai seseorang yang memiliki profil pembelajaran diri sendiri dalam lingkungan pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan Online Self- Regulated Learning Questionnaire OSLQ dengan 24 item pertanyaan skala likert. OSLQ terdapat 6 subskala : environment, goal setting, time management, help seeking, task strategies, and self evaluation. Hasil dari penelitian dikategorikan : super self regulators, competent self-regulators, forethought-endorsing self- regulators, performance reflection sel-regulators, and non- or minimal self-regulators. Menghasilkan semakin rendah nilai OSLQ semakin rendah penampilan akademik. Bergamin et al., 2009 meneliti hubungan antara mahasiswa yang fleksibel dan seseorang yang memiliki self regulated learning dalam pembelajaran. Hasil dari penelitian menyatakan mahasiswa yang fleksibel memiliki waktu belajar dapat memiliki dampak positif terhadap strategi belajar. Penelitian terdapat 13 pertanyaan dari 3 skala: flexibility of time management, flexibility of teacher contact, flexibility of content. Swart et al., 2010 meneliti hubungan antara keahlian manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa tekhnik dengan Design Project III DES 3. Penelitian ini menggunakan 10 pertanyaan tertutup. Hasil dari penelitian ini menyatakan tidak ada hubungan secara statistik keahlian manajemen waktu terhadap prestasi akademik karena di Universitas tersebut telah menggunakan DES 3. Hasil dari penelitian, mahasiswa tekhnik memiliki manajemen waktu yang buruk tetapi dengan menggunakan DES 3 hasil dari prestasi akademik mahasiswa tekhnik bagus. Alike 2012 melakukan penelitian mengenai sumber stress mahasiswa S1. Sumber stress tertinggi pada mahasiswa S1 yaitu kurangnya manajemen waktu yang disebabkan ketika malam sebelum ujian mereka belajar sehingga besoknya mereka sakit. Sumber stress yang lain diantara tidak adekuatnya fasilitas akomodasi, masalah kesehatan, masalah emosi, status sosial dan ekonomi. Cemaloglu Filiz 2010 meneliti hubungan antara keahlian manajemen waktu terhadap penampilan akademik mahasiswa yang berpotensi terhadap kemampuan mengajar di fakultas pendidikan. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan positif antara keahlian manajemen waktu dengan penampilan akademik. Wang et al., 2010 meneliti mengenai manajemen waktu luang berkontribusi terhadap kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian ini menghasilkan ada hubungan positif antara manajemen waktu luang dengan kualitas hidup. Seorang mahasiswa yang mengatur waktu luangnya dengan baik menuju kualitas hidup yang lebih baik. Alat ukur dari penelitian ini menggunakan Time Management Questionnaire yang dikembangkan oleh Britton Tesser. Jager et al., 2012 melakukan penelitian mengenai motifasi, strategi pembelajaran, partisipasi yang merupakan komponen self regulated learning. Penelitian ini menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire MSLQ dengan 81 item. Hasil dari penelitian menyatakan terdapat hubungan antara motifasi, strategi pembelajaran dan partisipasi pada mahasiswa, tetapi tidak semua komponen tersebut cocok pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama perkuliahan. Kocaman 2009 meneliti mengenai kesiapan mahasiswa keperawatan dalam metode pembelajaran PBL. Menghasilkan bahwa mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan memiliki tingkat kesiapan yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang telah memasuki tahun kedua perkuliahan. Endriani Nazriati 2009 pendapat mahasiswa terhadap metode pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Riau. Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan pendapat positif terhadap metode pembelajaran PBL yang diterapkan, tetapi terdapat pula beberapa mahasiswa yang belum memiliki pemahaman yang baik menganai PBL. c Studi Keefektifan Literatur review empiris yang telah diidentifikasi terdapat dua artikel penelitian yang menjelaskan keefektifan manajemen waktu. Kwan Ko 2002 melakukan penelitian mengenai mahasiswa yang berfokus terhadap pembelajaran dan mahasiswa yang tidak berfokus terhadap pembelajaran pada mahasiswa bisnis dan tekhnik. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berfokus pada pembelajaran banyak waktu yang dihabiskan pada hal-hal akademik. Lin et al., 2010 yang difokuskan pada mahasiswa keperawatan mendapatkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL dengan conventional. Penelitian ini menyatakan bahwa dengan metode PBL menghasilkan kepuasan dan berpikir kritis pendidikan etik keperawatan menjadi lebih tinggi.

4. Instrumen Manajemen Waktu

Pada hasil penelusuran didapatkan dua instrumen untuk pengakajian manajemen waktu yaitu dengan menggunakan alat ukur Time Management Questionnaire TMQ dan College Student Experiences Questionnaire CSEQ Alay Kocak, 2002; Pace Kuh, 1998. Pada review artikel penelitian ditambah enam artikel penelitian yang berhubungan dengan instrumen pengkajian Ling Rijmen, 2011; Brak et al., 2010; Van der Meer et al., 2010; Cemaloglu Filiz, 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009. a Review Instrumen yang Tersedia Pada literatur review yang diidentifikasi didapatkan 2 instrumen yang tersedia melalui www.searchedu.com, yaitu : Time Management Questionnaire TMQ dan College Student Experiences Questionnaire CSEQ Britton Tesser, 1991; Pace Kuh, 1998. Time Management Questionaire Britton Tesser, 1991 dikembangkan untuk mengukur praktik manajemen waktu pada mahasiswa dengan 5-poin skala Likert. Time Management Questionaire memiliki 3 subskala : perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang. Kuisioner ini memiliki nilai alpha cronbanch 0,8 yang menyatakan bahwa kuisioner tersebut reliabel. College Students Experiences Questionnaire CSEQ: Pace Kuh, 1998 untuk mengkaji mengenai bagaimana seorang mahasiswa menghabiskan waktunya pada universitas, teman, kelas, aktifitas sosial dan kebudayaan, aktifitas ekstrakurikular, dan menggunakan fasilitas kampus seperti perpustakaan dan pusat kemahasiswaan. b Review Instrumen Berdasarkan Penelitian Terdahulu Literatur review empiris yang telah diidentifikasi didapatkan enam bentuk instrumen dari manajemen dan domain pendidikan yang terlibat dalam manajemen waktu. The Student360: Insight Program S360 Time Management Scale Ling Rijmen, 2011 dengan 6 subskala yang dikembangkan: Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. Tiap subskala diukur oleh enam item mengenai perilaku manajemen waktu secara spesifik berjumlah 36 pertanyaan dengan 19 pertanyaan negatif. Respon yang diukur dengan 4-poin skala Likert dari 1 tidak setuju sampai 4 sangat setuju. Hasil dari S360 valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang alpha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala. The Online Self-Regulated Learning Questionnaire OSLQ: Brak et al., 2010 dengan 24 item skala dengan 5-poin skala likert dengan format nilai dari sangat setuju 5 sampai sangat tidak setuju 1. Hasil dari faktor analisis menunjukkan The OSLQ berisi 6 subskala: struktur lingkungan, = 0.92; penetapan tujuan, = 0.82; manajemen waktu, = 0.91; membantu pencarian, = 0.92; strategi tugas, = 0.85; dan evaluasi diri, = 0.89. The Readiness and Expectations Questionnaire REQ: Van der Meer et al., 2010 dengan cara sampel diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan dalam 5 poin skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju . The Time Management Questionnaire TMQ scale yang dikembangkan oleh Britton dan Tesser 1991 yang diterjemahkan oleh orang Turki Alay Kocak,2002. Berikut faktor analisis, data memiliki 3 subskala: perencanaan waktu 16 item, = .88, sikap waktu 7 item, = .66, dan konsumen waktu 4 item, = .47. Nilai alfa Cronbach dari total item = .87 Allay Kocak, 2002. Modifikasi TMQ Turki digunakan untuk menjelaskan hubungan antara penampilan akademik mahasiswa dan manajemen waktu Necati Cemainght Sevil Filiz, 2010. The Self-Directed Learning Readiness SDLR Kocaman, 2009 terdapat 40 item dengan menggunakan 5-poin skala likert, dari 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju. Instrumen memiliki 3 subskala: manajemen diri 13 item yang berhubungan dengan proses aktifitas pembelajaran, keinginan untuk pembelajaran 12 item yang diasosiasikan dengan tanggung jawab dalam pembelajaran, dan kontrol diri 15 item berhubungan dengan kontrol dari proses pembelajaran. Reliabilitas dengan koefisien 0.94 untuk total skala dan 0.87, 0.86, dan 0.88 untuk subskala. Minimum skor untuk 40 skala item adalah 40 dengan maksimum skor 200.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain karena adanya faktor - faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor - faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a Jenis Kelamin Penelitian Macan dkk dalam Kusuma 2008 telah membuktikan bahwa manajemen waktu mahasiswa perempuan lebih baik dari pada laki - laki. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila perempuan mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya santai saja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi dengan kegiatan. Berbeda dengan laki - laki yang lebih suka mengisi waktu luangnya dengan tidur atau santai Kartono dalam Kusuma 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Anand 2007 di New York menghasilkan laki - laki memiliki frekuensi lebih tinggi dalam bermain gam e dibandingkan dengan yang perempuan. b Usia Hasil penelitian Macan, dkk. dalam Kusuma 2008 juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara usia dengan manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa, semakin baik pula manajemen waktunya. Menurut Hofer, dkk. dalam Kusuma 2008, ada tiga faktor yang mempengaruhi manajemen waktu, yaitu: 1 Pengaturan diri self -regulation Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik. 2 Motivasi Seseorang yang bermotivasi tinggi memiiliki manajemen waktu yang tinggi. Penelitian Vanteenkiste dkk dalam Kusuma 2008 yang menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya. 3 Pencapaian tujuan Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik. Menurut Britton Tesser 1991 terdapat 3 komponen dalam manajemen waktu : 1 Perencanaan Jangka Pendek Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang muncul untuk mencakup berbagai item yang memerlukan perencanaan jangka pendek, baik dalam hari atau dalam minggu biasanya berhubungan