atau kehadiran orang lain atau interferensi lingkungan music dan kebisingan.
f Pendelegasian. Seseorang perlu menentukan tugas - tugas atau kegiatan - kegiatan yang memungkinkan untuk dapat dikerjakan oleh
orang lain. g Membedakan antara
segera dan penting . Untuk dapat
membedakan hal ini dapat dilihat matrik pengelolaan waktu berikut ini :
Kuadran 1 PENTING DAN
SEGERA
1. Kegiatan yang
memerlukan pemecahan masalah.
2. Pertemuan segera dengan d
ea d
lin e
6
Kuadran 2 TIDAK PENTING TAPI
SEGERA
1. Menjawab telepon. 2. Mengecek email.
3. Menyetujui interupsi seperti memberikan
info atau
bantuan.
Kuadran 3 PENTING TAPI
TIDAK SEGERA
1. Membaca buku yang berkaitan dengan prioritas
saat ini. 2. Menyiapkan kegiatan.
3. Meluangkan waktu
dengan teman
dan keluarga.
Kuadran 4 TIDAK PENTING
TIDAK SEGERA
1. Khawatir atau marah. 2. Melihat televisi pada waktu
istirahat. 3. Mengoperasikan internet
bukan untuk alas an tertentu.
Tabel 2.1 : Matrik Pengelolaan Waktu Rosita, 2008
B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia AIPNI 1. Profil AIPNI
AIPNI adalah sebuah lembaga yang menjembatani institusi pendidikan ners atau perawat dalam rangka menjamin kualitas lulusan.
AIPNI adalah satu-satunya organisasi yang menaungi institusi pendidikan Ners di Indonesia.
2. Sejarah AIPNI
AIPNI digagas oleh Dekan FIK Universitas Indonesia dalam suatu pertemuan tanggal 29 Juni 2001 yang dihadiri oleh 16 institusi. Tujuan
pertemuan adalah untuk mengkonsolidasi diri dalam rangka menjamin kualitas lulusan. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan ini adalah
disepakati untuk membentuk wadah asosiasi yang kemudian disebut Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia AIPNI.
Latar belakang pendirian wadah ini adalah keinginan yang kuat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas pula. Keinginan ini juga untuk menghadapi tantangan akan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan yang berkualitas serta menghadapi dampak globalisasi. Sebagai pengurus yang pertama AIPNI periode 2001-2005 adalah
Prof. Dra. Elly Nurachmah, DNSc., RN sebagai ketua, Drs. Murni Hartanti S, SKp., MKes sebagai sekretaris dan Allenidekania, SKp., MN
sebagai bendahara. Asosiasi ini telah disahkan didepan akte Notaris No. 11, tanggal 12 Juni 2002.
3. Visi Misi
a Visi Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia memiliki visi menjadi
wadah institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan teknologi
dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan Ners yang berwawasan global.
b Misi 1 Mewujudkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan Ners yang
baku dan berstandar nasional atau internasional bagi seluruh anggotanya.
2 Menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuwan, kualitas sumber daya, dan kegiatan riset pada semua pusat pendidikan
Ners. 3 Mewujudkan suatu hubungan kerjasama yang setara dengan
institusi pendidikan Ners di Negara lain. 4 Mengendalikan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas
pendidikan Ners di Indonesia.
4. Kebijakan AIPNI
Kebijakan yang dikeluarkan oleh AIPNI : a Surat keputusan No. 01KEPAIPNIXII2009 tentang Susunan
Pengurus AIPNI Periode 2009-2013. b Dengan semakin banyaknya anggota AIPNI yang tersebar di seluruh
Indonesia, maka pengurus AIPNI mengeluarkan SK No.
003SKAIPNIV2008 terkait Regionalisasi Pembinaan Anggota AIPNI.
c Surat Keputusan No. 04SKAIPNIIX2008 tentang Pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan.
d Beberapa SK pemberhentian dengan hormat kepada beberapa pengurus inti periode 2001-2005.
C. Problem Based Learning PBL 1. Definisi Problem Based Learning PBL
PBL didefinisikan dalam banyak pengertian di berbagai literatur. PBL secara umum lebih banyak digunakan pada pendekatan kontekstual
agar mampu mempelajari dan mengajarkan suatu pemecahan masalah secara konkrit Evenson Hmelo, 2000.
Menurut Barrows 1996 menggambarkan 6 karakteristik utama PBL:
a. Pembelajaran terpusat pada siswa. b. Pada proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok kecil.
c. Fungsi pengajar adalah sebagai fasilitator atau pembimbing. d. Masalah-masalah yang autentik hadir pada permulaan pelajaran,
sebelum persiapan atau pelajaran timbul. e. Masalah-masalah yang timbul digunakan sebagai alat untuk
mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dan kemampuan p
ro b
lem so
lvin g
yang akhirnya dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
f. Informasi baru didapatkan melalui pelajaran secara langsung.
Menurut Boud dan Feletti 1998 PBL merupakan suatu pendekatan untuk struktur kurikulum yang dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam berlatih menghadapi masalah yang dijadikan suatu stimulus untuk mempelajarinya. Rukmini 2006 dalam
Endriani Nazriati, 2009 lebih lanjut mendefinisikan PBL merupakan suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan
bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue
atau pemecahan masalah dengan menggunakan problem .
2. Tujuan Utama Metode Problem Based Learning
Adanya PBL menghasilkan salah satu keterampilan yang diharapkan oleh pendidik dapat melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi
dan berpikir secara sistematis. Masalah yang sering dihadapi berupa kasus nyata ataupun telaah kasus yang digunakan sebagai stimulus dalam
pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa untuk aktif sharing mengenai informasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki
pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang baru kaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik
Wahyuningsing Santoso, 2013.
Tujuan utama dari metode PBL menurut Trauth 2006 adalah: a Mengembangkan
kemampuan berfikir
siswa atau
mengembangkan kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis.
b Membantu siswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi siswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses
belajar mengajar belajar untuk belajar dan manajemen belajar.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL
Menurut Wood 2003 kelebihan dan kekurangan pada metode PBL adalah:
Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL
Berpusat pada mahasiswa: PBL membantu pembelajaran menjadi
lebih aktif,
meningkatkan pemahaman, dan ingatan mahasiswa
serta perkembangan kemampuan pembelajaran sepanjang hidup.
Tutor yang tidak dapat mengajar: tutor yang sudah terbiasa dengan
pengetahuan yang sudah didapati sedangkan tutor harus memahami
pengetahuan baru yang didapat dalam proses PBL.
Kompeten secara umum: PBL memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan umum dan sikap yang
bermanfaat untuk praktek mereka di masa depan.
Sumber daya
manusia: membutuhkan lebih banyak tutor
dalam proses diskusi.
Integrasi: PBL
memfasilitasi kurikulum inti yang terintegrasi.
Sumber lain: sumber-sumber di perpustakaan harus disediakan lebih
banyak karena diakses secara bersama.
Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kekurangan PBL Wood, 2003