Jenis Kelamin Karakteristik Responden 1. Angkatan Tahun Pembelajaran

pertama perkuliahan dan baru merasakan stimulus penerapan pembelajaran metode PBL pada mata kuliah keperawatan. Hal ini pada angkatan 2013 termasuk sesuatu yang baru dibandingkan dengan metode sebelumnya saat SMA karena pada metode PBL mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri, mencari literatur dan informasi perkuliahan, mempersiapkan presentasi dan memungkinkan mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar Emerald et al ., 2013. Kemampuan manajemen waktu belajar oleh mahasiswa dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diarahkan oleh instrumen penelitian melalui 3 bagian, yakni kemampuan dalam melakukan perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu, dan kemampuan dalam perencanaan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan jangka panjang memiliki persentase yang lebih besar sejumlah 57,6 dalam manajemen waktu yang baik diantara perencanaan jangka pendek dan sikap terhadap waktu. Pada perencanaan jangka panjang hasilnya tidak jauh berbeda dalam manajemen waktu baik dan manajemen waktu tidak baik dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Manajemen waktu baik berjumlah 57,6 sedangkan manajemen waktu tidak baik berjumlah 42,4. Mahasiswa 50,6 mereview catatan secara rutin walaupun ketika sedang tidak ada ujian dengan intensitas kadang-kadang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang lebih diprioritaskan oleh mahasiswa, sehingga ketika tidak sedang ujian mereka mereview catatan dengan intensitas kadang-kadang. Pernyataan bagian perencanaan jangka pendek manajemen waktu dalam melaksanakan metode PBL memang mengkhususkan pada kemampuan mahasiswa dalam membuat perencanaan baik dalam hari atau dalam minggu. Kemampuan yang baik terletak pada kemampuan mahasiswa dalam membuat daftar list kegiatan harian dan semua kegiatan dimulai dengan perencanaan. Lima puluh enam koma lima persen mahasiswa membuat daftar list kegiatan harian yang akan dilakukan dan 52,9 mahasiswa sering melakukan kegiatan yang dimulai dengan rencana. Tiga puluh enam mahasiswa atau 42,4 responden mendahulukan penetapan prioritas. Hasil penelitian tersebut seperti yang dikemukakan Rosita 2008 yang menyebutkan beberapa strategi manajemen waktu antara lain adalah membiasakan diri untuk menyiapkan daftar, merencanakan kegiatan, memprioritaskan tugas- tugas menurut kepentingannya. Bagian ketiga dari instrumen penelitian yang dibagikan adalah sikap terhadap waktu. Hasil yang didapatkan ialah sebanyak 48 orang atau 56,5 mahasiswa memiliki manajemen waktu baik dan sebanyak 37 orang atau 43,5 mahasiswa memiliki manajemen waktu tidak baik. Manajemen waktu tidak baik tersebut dibentuk dari beberapa jawaban mahasiswa yang banyak menghabiskan waktu pada kegiatan yang tidak bermanfaat 52,9. Mahasiswa juga sering melakukan hal-