KARAKTERISTIK X-RAY KARAKTERISASI SELULOSA MIKROKRISTALIN DARI TEPUNG

4.1.4 KARAKTERISTIK X-RAY

DIFFRACTION XRD SELULOSA MIKROKRISTALIN DAN TEPUNG KULIT SINGKONG Karakterisasi XRD X-Ray Diffraction selulosa mikrokristalin dan tepung kulit singkong dilakukan untuk mengetahui derajat kristalinitas dari selulosa mikrokristalin yang diperoleh. Karakteristik XRD dari selulosa mikrokristalin dan tepung kulit singkong dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini. Gambar 4.4 Karakteristik XRD dari Selulosa Mikrokristalin dan Tepung Kulit Singkong Gambar 4.4 menunjukkan hasil karakterisasi X-Ray Diffraction XRD dari tepung kulit singkong dan selulosa mikrokristalin. Selulosa terdiri dari empat macam polimorf yaitu selulosa I, II, III dan IV. Selulosa I merupakan salah satu bentuk kristalin yang terdiri dari daerah kristalit dan daerah amorf yang tidak teratur. Selulosa II merupakan bentuk struktur yang paling stabil yang dihasilkan dari proses merserisasi perlakuan dengan larutan alkali. Selulosa III dan IV merupakan bentuk selulosa yang diperoleh dari hasil turunan selulosa I atau selulosa II [78]. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction XRD menunjukkan bahwa selulosa mikrokristalin yang dihasilkan memiliki karakteristik selulosa I. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketidakhadiran dari puncak intensitas utama ganda. Puncak intensitas utama ganda menunjukkan karakteristik tipe selulosa II [11]. Puncak difraksi selulosa 18,85 o 22,09 o Universitas Sumatera Utara 57 mikrokristalin pada sudut 2θ sebesar 22,09 o mengindikasikan bagian kristalin dari selulosa mikrokristalin yang berhubungan dengan tipe selulosa I. Bagian amorf dari selulosa mikrokristalin ditunjukkan pada puncak difraksi pada sudut 2θ sebesar 18,85 o . Gambar 4.4 menunjukkan bahwa kristalinitas dari selulosa mikrokristalin lebih tinggi daripada tepung kulit singkong. Derajat kristalinitas dari selulosa mikrokristalin dihitung dengan menggunakan metode Segal. Derajat kristalinitas dari selulosa mikrokristalin yang diperoleh adalah sebesar 92,59. Pada saat hidrolisis asam, rantai selulosa terpisah dengan cepat pada ikatan 1,4 glikosidik sehingga menghasilkan rantai selulosa pendek. Bagian amorf dari ikatan glikosidik terdegradasi parsial hingga terbentuk sifat larut dalam asam pada produk akhir, sedangkan bagian kristalin tertinggal sebagai residu dan hanya terjadi perubahan sedikit akibat hidrolisis asam. Perubahan sedikit pada struktur bagian kristalin selulosa mikrokristalin dan penghilangan bagian amorf akan mengakibatkan peningkatan pada derajat kristalinitas dari selulosa mikrokristalin tersebut [11, 79]. Gambar 4.4 juga memperlihatkan bahwa grafik tepung kulit singkong memiliki puncak pola difraksi yang semakin rapat yang mengindikasikan ukuran partikel yang besar, sedangkan grafik selulosa mikrokristalin memiliki puncak pola difraksi yang semakin lebar yang mengindikasikan ukuran partikel selulosa mikrokristalin yang kecil. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan Debye-Schererr dimana ukuran partikel kristal selulosa mikrokristalin yang diperoleh sebesar 49,83 µm [80]. Universitas Sumatera Utara

4.2 KARAKTERISASI FOURIER TRANSFORM INFRARED FTIR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam

5 231 102

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

3 50 110

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

8 26 116

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 1 7

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 15

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 6